Inflasi dan Instrumen untuk
Mengatasinya
Di
dalam perekonomian terdapat dua sektor yang mempengaruhi pertumbuhan atau
pergerakan roda perekonomian. Dua sektor tersebut adalah sektor moneter dan
sektor rii. Artikel ini akan dibahas bagaimana menjaga kestabilan dari
perekonomian tersebut pada sektor moneter melalui lembaga – lembaga yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Sektor
moneter adalah sektor yang mempengaruhi perekonomian melalui pasar uang dimana
di dalam pasar uang akan terjadi permintaan dan penawaran akan uang. Secara
tidak langsung keseimbangan sektor moneter akan terjadi ketika di dalam pasar
uang terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan akan uang itu
sendiri. Untuk menjaga kestabilan perekonomian di sektor moneter ada lembaga –
lembaga yang mengatur keseimbangan penwaran dan permintaan uang di pasar uang.
Lembaga yang mengatur kestabilan uang di pasar uang pada dasarnya sepenuhnya
diserahkan kepada Bank Sentral yang mana Bank Indonesia merupakan Bank Sentral
yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan penwaran dan permintaan uang di
Indonesia.
Penawaran uang adalah jumlah uang yang
dikeluarkan atau dicetak oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia
untuk memperlancar aktivitas ekonomi yang ada di Indoensia. Dalam ilmu ekonomi
penawaran uang sering disebut dengan jumlah uang yang beredar yang berada di
masyarakat. Uang jumlah uang yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi
beberapa arti secara empiris. Indonesia secara empiri memiliki definisi uang
yang berbeda dengan negara lain. Di Indonesia definisi uang secara epmiris
dibagi menjadi tiga jenis yaitu M1, M2, dan M3. M1 di Indonesia adalah seluruh
jumlah uang kartal maupun uang giral yang beredar dimasyarakat. Definisi M2 di
Indonesia adalah jumlah dari uang kartal dan uang giral yang beredar di
masyarakat ditambah dengan deposit tabungan dan deposit berjangka yang ada di
masyarakat dalam negeri. Deposito tabungan tersebut adalah deposito yang
memiliki likuiditas baik dimana deposito tersebut dapat diambil sewaktu – waktu
oleh pemiliknya tanpa harus menunggu untuk jangka waktu tertentu sedangkan
deposito berjangka adalah deposito yang di miliki oleh masyarakat yang hanya
dapat di ambil oleh pemiliknya dalam jangka waktu tertenut. Deposito ini
memiliki tingkat likuiditas yang sulit karena deposito tersebut hanya dapat
diambil dalam jangka waktu yang telah di tentukan. M3 di Inodnesia adalah
seluruh jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat di
tambahkan dengan jumlah deposito tabungan dan deposito berjangka di di dalam
negeri maupun di luar negeri.
Permintaan uang adalah jumlah uang yang
diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi. Di dalam ilmu ekonomi
dijelaskan bahwa ada tiga motif masyarakat untuk memegang uang. Motif pertama
adalah motif transaksi. Uang memiliki fungsi utama sebagai media pembayaran
atau alat tukar. Fungsi tersebut menjelaskan bahwa uang digunakan sebagai alat
pembayaran atau alat pertukaran dalam melakukan suatu transaksi. Hal tersebut
juga yang mendasari motif masyarakat untuk memegang uang. Motif untuk transaksi
disini dibutuhkan karena setiap orang perlu melakukan transaksi untuk memenuhi
kebutuhannya. Motif kedua adalah motif untuk berjaga – jaga. Keinginan
masyarakat untuk berjaga – jaga muncul karena asumsi masyarakat bahwa akan ada
kejadian di masa depan yang terjadi di luar perkiraan. Dengan memegang beberaoa
uang secara tunai maka masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan yang terjadi
secara tiba – tiba di masa depan tersebut. Motif terakhir adalah motif untk spekulasi.
Motif terkahir ini dikembangkan oleh J.M Keynes dimana dalam teorinya Keynes
berpendapat bahwa ada motif lain masyarakat untuk memegang uang selain untuk
transaksi dan berjaga – jaga. Motif tersebut adalah motif spekulasi. Motif ini
muncul karena keynes beranggapan bahwa tingkat suku bunga di masa depan juga
akan mempengaruhi permintaan uang. Dengan adanya perubahan suku bunga di masa
depan, masyarakat akan memiliki spekulasi untuk mendapatkan keuntungan dari
menyimpan uang.
Untuk
menjaga kestabilan dari perekonomian di sektor moneter Bank Indonesia harus
dapat membawa perekonomian sehingga dapat melewati masalah yang dapat terjadi
dalam perekonomian khususnya dalam sektor moneter. Dalam perekonomian, kecil
kemungkinannya jika suatu perekonomian akan dapat terhindar sepenuhnya dari
masalah – maslah perekonomian. Masalah perekonomian akan selalu terjadi dalam
suatu perekonomian sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.
Pada umumnya masalah perekonomian yang terjadi di sektor moneter adalah
berkaitan dengan infalsi dan nilai tukar. Inflasi
merupakan permaslahan ekonomi yang hampir dihadapi oleh semua negara. Tetapi
resiko inflasi terbesar datang pada negara berkembang. Tingkat
inflasi yang terjadi pada perekonomian suatu negara sangat menentukan bagaimana
kondisi perekonomian negara tersebut. Inflasi memang bukanlah permasalahan
ekonomia yang dapat dihindari tetapi inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang
harus dijaga agar tetap stabil. Inflasi adalah keadaan dimana dalam suatu
negara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang mengakibatkan turunnya
nilai uang itu sendiri sehingga harga – harga barang atau jasa yang ada di
dalam suatu negara tersebut mengalami kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada
perekonomian jika inflasi itu dapat ditahan sehingga dapat selalu mengalami
stabilitas. Tingginya tingkat inflasi akan merangsang pemerintah meningkatkan
impor karena dianggap biaya impor lebih kecil daripada biaya produksi suatu
komoditas. Hal tersebut juga akan mengakibatkann neraca pembayaran menjadi
defisit sehingga neraca pembayaran semakin melemah.
Inflasi terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah:
a. Meingkatnya
jumlah uang yang beredar di masyarakat
Meningkatnya
jumlah uang yang beredar dimasyarakat merupakan faktor yang paling berpengaruh
terjadinya inflasi. Peningkatan yang terjadi atas uang yang beredar di
masyarakat akan mempengaruhi inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan
persediaan barang di pasar. Akibatnya barang di pasar akan mengalami kelangkaan
sehingga berpengaruh pada harga yang di tawarkan.
b. Kenaikan
biaya untuk produksi
Kenaikan biaya
produksi atas suatu barang juga dapat mempengaruhi terjadinya inflasi. Hal tersebut
dikarenakan apabila biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi
suatu barang tinggi maka produsen akan cenderung menaikkan harga dari barang
atau komoditas yang di produksi. Kenaikkan harga tersebut dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerugian atas produksi yang dilakukan.
c. Menurunnya
nilai tukar
Menurunnya nilai tukar mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lain dapat juga menjadi faktor penyebab terjadinya inflasi.
Hal tersebut berpengaruh pada harga barang – barng impor. Selain berpengaruh
pada barang – barang impor, rendahnya nilai tukar juga akan merangsang produsen
untuk mengekspor barang hasil produksinya ke luar negeri karena mereka
berasumsi bahwa akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika barang yang
di produksi di pasarkan di pasr internasional. Akibat rangsangan produsen untuk
mengekspor barang – barang hasil produksinya. Maka akan berpengaruh pada
ketersediaan barang – barang di dalam negeri yang pada akhirnya akan berdampak
pada kelangkaan dan peningkatan harga sejumlah barang.
Kembali ke fungsi utama dari Bank
Indonesia sebagai lembaga untuk menjaga kestabilan perekonomian di sektor
moneter, Bank Indonesia memiliki beberpa instrumen kebijakan. Kebijakan –
kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia tersebut antara lain adalah:
a.
Politik pasar terbuka
Politik pasar
terbuka merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dimana untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat bank sentral menjual surat –
surat berharga pada masyarakat. Surat – surat yang di jual di masyarakat pada
umumnya berupa surat utang negara dan obligasi. Penjualan surat – surat
tersebut dimaksudkan untuk menghimpun dana yang beredar di masyarakat.
b.
Politik Diskonto
Politik diskonto
merupakan kebijakan dari bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat
bunga sehingga uang yang beredar di masyarakat menjadi stabil. Saat bank
sentral menaikan tingkat bunga maka masyarakat akan cenderung menginvestasikan
uang yang mereka miliki dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga
yang ditetapkan.
c.
Politik cadangan minimum
Politik cadangan
minimum adalah instrument kebijakan dari bank sentral untuk menetapkan cadangan
kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial. Dari penetapan
cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial, diharapkan
bank – bank komersial mengurangi jumlah kresit yang akan deiberikan kepada
masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat ditekan.
0 komentar:
Posting Komentar