Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Inflasi dan Instrumen untuk Mengatasinya



Inflasi dan Instrumen untuk Mengatasinya
Di dalam perekonomian terdapat dua sektor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pergerakan roda perekonomian. Dua sektor tersebut adalah sektor moneter dan sektor rii. Artikel ini akan dibahas bagaimana menjaga kestabilan dari perekonomian tersebut pada sektor moneter melalui lembaga – lembaga yang berfungsi untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Sektor moneter adalah sektor yang mempengaruhi perekonomian melalui pasar uang dimana di dalam pasar uang akan terjadi permintaan dan penawaran akan uang. Secara tidak langsung keseimbangan sektor moneter akan terjadi ketika di dalam pasar uang terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan akan uang itu sendiri. Untuk menjaga kestabilan perekonomian di sektor moneter ada lembaga – lembaga yang mengatur keseimbangan penwaran dan permintaan uang di pasar uang. Lembaga yang mengatur kestabilan uang di pasar uang pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada Bank Sentral yang mana Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan penwaran dan permintaan uang di Indonesia.
Penawaran uang adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau dicetak oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia untuk memperlancar aktivitas ekonomi yang ada di Indoensia. Dalam ilmu ekonomi penawaran uang sering disebut dengan jumlah uang yang beredar yang berada di masyarakat. Uang jumlah uang yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi beberapa arti secara empiris. Indonesia secara empiri memiliki definisi uang yang berbeda dengan negara lain. Di Indonesia definisi uang secara epmiris dibagi menjadi tiga jenis yaitu M1, M2, dan M3. M1 di Indonesia adalah seluruh jumlah uang kartal maupun uang giral yang beredar dimasyarakat. Definisi M2 di Indonesia adalah jumlah dari uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat ditambah dengan deposit tabungan dan deposit berjangka yang ada di masyarakat dalam negeri. Deposito tabungan tersebut adalah deposito yang memiliki likuiditas baik dimana deposito tersebut dapat diambil sewaktu – waktu oleh pemiliknya tanpa harus menunggu untuk jangka waktu tertentu sedangkan deposito berjangka adalah deposito yang di miliki oleh masyarakat yang hanya dapat di ambil oleh pemiliknya dalam jangka waktu tertenut. Deposito ini memiliki tingkat likuiditas yang sulit karena deposito tersebut hanya dapat diambil dalam jangka waktu yang telah di tentukan. M3 di Inodnesia adalah seluruh jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat di tambahkan dengan jumlah deposito tabungan dan deposito berjangka di di dalam negeri maupun di luar negeri.
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi. Di dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa ada tiga motif masyarakat untuk memegang uang. Motif pertama adalah motif transaksi. Uang memiliki fungsi utama sebagai media pembayaran atau alat tukar. Fungsi tersebut menjelaskan bahwa uang digunakan sebagai alat pembayaran atau alat pertukaran dalam melakukan suatu transaksi. Hal tersebut juga yang mendasari motif masyarakat untuk memegang uang. Motif untuk transaksi disini dibutuhkan karena setiap orang perlu melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhannya. Motif kedua adalah motif untuk berjaga – jaga. Keinginan masyarakat untuk berjaga – jaga muncul karena asumsi masyarakat bahwa akan ada kejadian di masa depan yang terjadi di luar perkiraan. Dengan memegang beberaoa uang secara tunai maka masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan yang terjadi secara tiba – tiba di masa depan tersebut. Motif terakhir adalah motif untk spekulasi. Motif terkahir ini dikembangkan oleh J.M Keynes dimana dalam teorinya Keynes berpendapat bahwa ada motif lain masyarakat untuk memegang uang selain untuk transaksi dan berjaga – jaga. Motif tersebut adalah motif spekulasi. Motif ini muncul karena keynes beranggapan bahwa tingkat suku bunga di masa depan juga akan mempengaruhi permintaan uang. Dengan adanya perubahan suku bunga di masa depan, masyarakat akan memiliki spekulasi untuk mendapatkan keuntungan dari menyimpan uang.
Untuk menjaga kestabilan dari perekonomian di sektor moneter Bank Indonesia harus dapat membawa perekonomian sehingga dapat melewati masalah yang dapat terjadi dalam perekonomian khususnya dalam sektor moneter. Dalam perekonomian, kecil kemungkinannya jika suatu perekonomian akan dapat terhindar sepenuhnya dari masalah – maslah perekonomian. Masalah perekonomian akan selalu terjadi dalam suatu perekonomian sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Pada umumnya masalah perekonomian yang terjadi di sektor moneter adalah berkaitan dengan infalsi dan nilai tukar. Inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang hampir dihadapi oleh semua negara. Tetapi resiko inflasi terbesar datang pada negara berkembang. Tingkat inflasi yang terjadi pada perekonomian suatu negara sangat menentukan bagaimana kondisi perekonomian negara tersebut. Inflasi memang bukanlah permasalahan ekonomia yang dapat dihindari tetapi inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang harus dijaga agar tetap stabil. Inflasi adalah keadaan dimana dalam suatu negara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang mengakibatkan turunnya nilai uang itu sendiri sehingga harga – harga barang atau jasa yang ada di dalam suatu negara tersebut mengalami kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada perekonomian jika inflasi itu dapat ditahan sehingga dapat selalu mengalami stabilitas. Tingginya tingkat inflasi akan merangsang pemerintah meningkatkan impor karena dianggap biaya impor lebih kecil daripada biaya produksi suatu komoditas. Hal tersebut juga akan mengakibatkann neraca pembayaran menjadi defisit sehingga neraca pembayaran semakin melemah.
Inflasi terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah:
a.       Meingkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat
Meningkatnya jumlah uang yang beredar dimasyarakat merupakan faktor yang paling berpengaruh terjadinya inflasi. Peningkatan yang terjadi atas uang yang beredar di masyarakat akan mempengaruhi inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan persediaan barang di pasar. Akibatnya barang di pasar akan mengalami kelangkaan sehingga berpengaruh pada harga yang di tawarkan.
b.      Kenaikan biaya untuk produksi
Kenaikan biaya produksi atas suatu barang juga dapat mempengaruhi terjadinya inflasi. Hal tersebut dikarenakan apabila biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi suatu barang tinggi maka produsen akan cenderung menaikkan harga dari barang atau komoditas yang di produksi. Kenaikkan harga tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian atas produksi yang dilakukan.
c.       Menurunnya nilai tukar
Menurunnya  nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain dapat juga menjadi faktor penyebab terjadinya inflasi. Hal tersebut berpengaruh pada harga barang – barng impor. Selain berpengaruh pada barang – barang impor, rendahnya nilai tukar juga akan merangsang produsen untuk mengekspor barang hasil produksinya ke luar negeri karena mereka berasumsi bahwa akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika barang yang di produksi di pasarkan di pasr internasional. Akibat rangsangan produsen untuk mengekspor barang – barang hasil produksinya. Maka akan berpengaruh pada ketersediaan barang – barang di dalam negeri yang pada akhirnya akan berdampak pada kelangkaan dan peningkatan harga sejumlah barang.
Kembali ke fungsi utama dari Bank Indonesia sebagai lembaga untuk menjaga kestabilan perekonomian di sektor moneter, Bank Indonesia memiliki beberpa instrumen kebijakan. Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia tersebut antara lain adalah:


a.                   Politik pasar terbuka
Politik pasar terbuka merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dimana untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat bank sentral menjual surat – surat berharga pada masyarakat. Surat – surat yang di jual di masyarakat pada umumnya berupa surat utang negara dan obligasi. Penjualan surat – surat tersebut dimaksudkan untuk menghimpun dana yang beredar di masyarakat.
b.                  Politik Diskonto
Politik diskonto merupakan kebijakan dari bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat bunga sehingga uang yang beredar di masyarakat menjadi stabil. Saat bank sentral menaikan tingkat bunga maka masyarakat akan cenderung menginvestasikan uang yang mereka miliki dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan.
c.                   Politik cadangan minimum
Politik cadangan minimum adalah instrument kebijakan dari bank sentral untuk menetapkan cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial. Dari penetapan cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial, diharapkan bank – bank komersial mengurangi jumlah kresit yang akan deiberikan kepada masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat ditekan.

0 komentar:

Posting Komentar