TETAPKAN KEBIJAKAN DENGAN TEPAT
Oleh : Nur Halimah
Pada tahun 2014 setelah adanya tapering off dari The Fed,
langkah selanjutnya yang dilakukan untuk memberikan stimulus pada perekonomian
adalah dengan menaikkan suku bunga acuannya sehingga arus ekonomi menjadi lebih
kencang beredar di Amerika. Karena kebijakan tersebut, negara-negara berkembang
sebagai negara tujuan penanaman modal pihak asing mulai bingung termasuk
Indonesia, hal tersebut terjadi karena hot money yang ada di Indonesia bisa
saja langsung dipindahkan ke Amerika, padahal Indonesia sebagai negara
berkembang masih membutuhkan dana tersebut baik untuk pembiayaan fiskal maupun
pembayaran hutang yang jatuh tempo. Selain itu jika semua dana asing berpindah
kepada Amerika karena tergiur dengan suku bunga yang diterapkan The Fed, maka
devisa Indonesia akan terkurang. Jika dikaitkan dengan masalah lain ketika
devisa Indonesia terkuras maka kemampuan Indonesia untuk membiayai impor yang
dilakukan selama ini guna memenuhi kebutuhan dalam negeri akan terbatas bahkan
terputus, hal tersebut dapat mengakibatkan perekonomian dalam negeri terguncang
baik secara makro maupun mikro. Secara makro dapat dilihat dari sirkulasi modal
baik di lembaga keuangan maupun di sektor riil seperti investasi pada
pembangunan proyek yang dibiayai luar negeri yang tidak lancar yang dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi sedangkan secara mikro dapat dilihat dari
konsumsi yang menurun karena kebutuhan pokok yang sebagian besar berasal dari
impor tidak harganya naik karena keterbatasan impor yang bisa dilakukan, dan
yang paling utama adalah mengancam keberlangusungan apresiasi nilai tukar
rupiah.
Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan kebijakan secepatnya
di setiap lini. Statemen yang berasal dari salah satu berita yang mengatakan
bahwa kebijakan moneter hanya obat penyembuh sakit panas pada dasarnya tidak
benar, menurut pandangan penulis kebijakan moneter justru mencegah dampak
sistemik yang mungkin akan terjadi berlarut-larut dan dapat membahayakan
perekonomian Indonesia. Pandangan ekonom Raden Pardede bertentangan dengan
pandangan dari penulis yang justru menekankan pada kebijakan moneter terlebih
dahulu dengan di ikuti kebijakan fiskal untuk membantu sektor riil serta
kebijakan lain yang dapat dikeluarkan pemerintah untuk meredam dampaknya. Jika
masalah terjadi pada sektor moneter maka yang harus diatasi terlebih dahulu
adalah intinya yaitu di sektor moneternya namun jika masalah terjadi pada
sektor lain, kebijakan moneter dapat menjadi sebuah obat penyembuh sakit panas
yang sifatnya sementara sebelum benar-benar disembuhkan dari akarnya dengan
kebijakan yang tepat. Pandangan bahwa hanya bergantung pada kebijakan moneter
tidaklah benar karena pada dasarnya suatu kebijakan ditentukan berdasarkan
masalah yang akan dihadapi atau sedang dihadapi.
Penggabungan antara kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan
struktural memang dianjurkan untuk mengatasi masalah di berbagai lini kehidupan
masyakarat, contohnya saja apabila suku bunga The Fed lebih menggiurkan maka
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk
menaikkan BI rate dengan pertimbangan yang matang, dan untuk kebijakan
fiskal dapat diterapkan pada sektor konsumsi masyarakat yang kurang baik
diakibatkan karena impor barang yang terbatas dapat diatasi dengan pemberian
subsidi pada barang-barang konsumsi melalui kebijakan fiskal.
0 komentar:
Posting Komentar