Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

TETAPKAN KEBIJAKAN DENGAN TEPAT

TETAPKAN KEBIJAKAN DENGAN TEPAT
Oleh : Nur Halimah

Pada tahun 2014 setelah adanya tapering off dari The Fed, langkah selanjutnya yang dilakukan untuk memberikan stimulus pada perekonomian adalah dengan menaikkan suku bunga acuannya sehingga arus ekonomi menjadi lebih kencang beredar di Amerika. Karena kebijakan tersebut, negara-negara berkembang sebagai negara tujuan penanaman modal pihak asing mulai bingung termasuk Indonesia, hal tersebut terjadi karena hot money yang ada di Indonesia bisa saja langsung dipindahkan ke Amerika, padahal Indonesia sebagai negara berkembang masih membutuhkan dana tersebut baik untuk pembiayaan fiskal maupun pembayaran hutang yang jatuh tempo. Selain itu jika semua dana asing berpindah kepada Amerika karena tergiur dengan suku bunga yang diterapkan The Fed, maka devisa Indonesia akan terkurang. Jika dikaitkan dengan masalah lain ketika devisa Indonesia terkuras maka kemampuan Indonesia untuk membiayai impor yang dilakukan selama ini guna memenuhi kebutuhan dalam negeri akan terbatas bahkan terputus, hal tersebut dapat mengakibatkan perekonomian dalam negeri terguncang baik secara makro maupun mikro. Secara makro dapat dilihat dari sirkulasi modal baik di lembaga keuangan maupun di sektor riil seperti investasi pada pembangunan proyek yang dibiayai luar negeri yang tidak lancar yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi sedangkan secara mikro dapat dilihat dari konsumsi yang menurun karena kebutuhan pokok yang sebagian besar berasal dari impor tidak harganya naik karena keterbatasan impor yang bisa dilakukan, dan yang paling utama adalah mengancam keberlangusungan apresiasi nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan kebijakan secepatnya di setiap lini. Statemen yang berasal dari salah satu berita yang mengatakan bahwa kebijakan moneter hanya obat penyembuh sakit panas pada dasarnya tidak benar, menurut pandangan penulis kebijakan moneter justru mencegah dampak sistemik yang mungkin akan terjadi berlarut-larut dan dapat membahayakan perekonomian Indonesia. Pandangan ekonom Raden Pardede bertentangan dengan pandangan dari penulis yang justru menekankan pada kebijakan moneter terlebih dahulu dengan di ikuti kebijakan fiskal untuk membantu sektor riil serta kebijakan lain yang dapat dikeluarkan pemerintah untuk meredam dampaknya. Jika masalah terjadi pada sektor moneter maka yang harus diatasi terlebih dahulu adalah intinya yaitu di sektor moneternya namun jika masalah terjadi pada sektor lain, kebijakan moneter dapat menjadi sebuah obat penyembuh sakit panas yang sifatnya sementara sebelum benar-benar disembuhkan dari akarnya dengan kebijakan yang tepat. Pandangan bahwa hanya bergantung pada kebijakan moneter tidaklah benar karena pada dasarnya suatu kebijakan ditentukan berdasarkan masalah yang akan dihadapi atau sedang dihadapi.
Penggabungan antara kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan struktural memang dianjurkan untuk mengatasi masalah di berbagai lini kehidupan masyakarat, contohnya saja apabila suku bunga The Fed lebih menggiurkan maka Bank Indonesia sebagai Bank Sentral juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan BI rate dengan pertimbangan yang matang, dan untuk kebijakan fiskal dapat diterapkan pada sektor konsumsi masyarakat yang kurang baik diakibatkan karena impor barang yang terbatas dapat diatasi dengan pemberian subsidi pada barang-barang konsumsi melalui kebijakan fiskal.


0 komentar:

Posting Komentar