INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA DILIHAT DARI INFLASI DAN PENGANGGURAN
Inflasi
merupakan kenaikan comodities price yang dianggap sangat tidak signifikan.
Inflasi merupakan salah satu tolak indikator kemajuan dalam suatu perekonomian
negara. Dengan terjadinya inflasi tentu saja hal ini akan berdampak selanjutnya
terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (valas). Selain
inflasi ada juga yang dinamakan deflasi dimana yang dimaksudkan disini adalah
penurunan nilai comodities price sehingga berdampak terhadap peningkatan oleh
nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (valas) tersebut. Beberapa hal
sebenarnya yang dapat menybabkan terjadinya peistiwa gejala moneter, jika kita
meninjau dari segi sektor ekspor dan impor di Indonesia. Ekspor merupakan tolak
indikator tersendiri dari penerimaan pendapatan negara (sumber penerimaan
devisa) sedangkan impor tersendiri merupakan tolak indikator dari pengeluaran
negara. Inflasi dapat terjadi apabila pendapatan negara lebih besar jika
dibandingkan dengan pengeluaran negara, hal ini disebabkan oleh fluktuasi
terhadap jumlah uang beredar (JUB) terhadap valuta asing (VALAS) mengalami
kelebihan. Sedangkan yang dimaksud kata devaluasi sendiri merupakan suatu
penurunan terhadap nilai tukar mata uang rupiah sendiri terhadap mata uang
asing. Dollar Amerika Serikat merupakan nilai mata uang yang dianggap
kuat. Dalam hal ini mata uang rupiah
terhadap mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat mengalami suatu
ketergantungan. Sehingga apabila terjadi pengetatan terhadap bank sentral di
Amerika Serikat yaitu the fed maka akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah
ini sendiri, disisi lain bukan hanya nilai tukar rupiah ikut terkena dampaknya
bahkan mata uang negara lain juga akan ikut terkena dampaknya.
Ada
beberapa hal penting yang perlu diketahui bahkan dilakukan oleh pemerintahan
Indonesia, yaitu dengan memperhatikan permasalahan intern dalam negeri saja.
Fokus terlebih dahulu terhadap permasalahan intern setelah itu pemerintahan
Indonesia bisa memperbaiki permasalahan ekstern. Sama halnya jika kita kembali
ke beberapa tahun yang lalu dimana pada masa pemerintahan B.J Habibie, dimana
dalam hal ini B.J Habibie mampu memperbaiki persoalan perekonomian di
Indonesia. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dimana merupakan mimpi
buruk bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan pada saat terjadinya
krisis moneter pada tahun 1998 masyarakat di Indonesia mengalami sebuah
penderitaan yang bisa dianggap sangat luar biasa. Penderitaan tersebut datang
karena krisis moneter pada tahun 1998, dimana pada saat itu tingkat inflasi
mengalami kenaikan yang tidak mampu dikontrol lagi oleh pemerintahan. Tindakan
kriminal terjadi dimana-mana, karena sebagian besar hal tersebut dipicu oleh
Tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan serta kenaikan comodities price yang
tidak dapat dikendalikan oleh pemerintahan. Kita pasti dapat menyimak lah
bagaimana kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat jika tingkat laju inflasi
tidak bisa dikendalikan oleh pemerintahan khususnya pemerintahan Indonesia.
Saat ini negara Indonesia merupakan suatu negara dalam proses berkembang. Jika
kita dapat menelaah lebih dalam lagi akan hal ini, dalam suatu negara
berkembang khususnya Indonesia sangat diperlukan hal-hal khusus untuk dapat
mensejahterakan masyarakatnya. Peran pemerintahan dalam hal ini tentu saja
dianggap sangat serius.
Terkadang
kita semua berfikir dan berkeinginan yang sama dimana kita semua berharap
perekonomian negara khususnya perekonomian yang terjadi dalam ruang lingkup
negara Indonesia ada fluktuasi tentunya fluktuasi ke arah yang jauh lebih baik.
Terkadang juga kita tidak ingin selalu berada dalam skenario yang sama, dalam
hal ini kita tentu saja tidak ingin perekonomian Indonesia merosot setidaknya
jika perekonomian Indonesia bisa stabil kita sudah sedikit lega. Tapi pasti
dalam hati kecil, kita sangat berharap adanya kemajuan yang sangat melesat
terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya perekonomian di Indonesia. Tentu saja
jika kita menginginkan sesuatu hal yang berbeda tentu diperlukan usaha sangat
berbeda yang luar biasa juga tentunya. Jika kita membicarakan faktor
pertumbuhan ekonomi yang nantinya juga dapat berdampak terhadap fluktuasi laju
inflasi sekaligus tingkat pengangguran di Indonesia. Maka disini kita akan
berbicara pasal Sumber daya manusia (SDM), sebelum kita berbicara mengenai
bagaimana sesungguhnya kualitas serta karakter budaya dari segi sumber daya
manusia ini sendiri. Pada kenyataannya kualitas sumber daya manusia (SDM)
sangat belum siap untuk bersaing dengan tenaga kerja asing ini sendiri.
Dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia jika kita melihat dari sisi
pendidikannya, bahkan masih sangat jauh. Dan jika kita juga melihat dari segi
kualitas ataupun kreativitasnya juga masih kurang. Beberapa faktor yang
menyebabkan kenapa di negara kita khususnya negara Indonesia ini sendiri
mengalami hal tersebut. Tentu saja dalam permasalahan ini pemerintah juga
memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Perlunya
implementasi serta peningkatan terutama di sektor Usaha Menengah Kecil Mikro
(UMKM). Dengan semakin banyaknya dibuka Usaha Menengah Kecil Mikro maka hal ini
tentu saja membantu perluasan lapangan pekerjaan dan tentu saja akan
mempengaruhi fluktuasi ke arah penurunan tingkat pengangguran ini sendiri serta
berdampak terhadap meminimalisir tingkat pengangguran. Dengan demikian perlunya
peningkatan terhadap sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM).
Apabila
dalam suatu keadaan terjadi penekanan terhadap tingkat inflasi yang begitu
signifikan, maka untuk penduduk yang berprofesi sebagai pegawai negeri atau
bisa dikatakan yang berpenghasilan tetap pastinya akan menuntut suatu kenaikan
terhadap pendapatannya, hal demikian nantinya akan berdampak terhadap
comodities price. Tentunya akan terjadi fluktuasi terhadap comodities price dan
nantinya akan berdampak terhadap gaji dan harga kejar mengejar hal inilah yang
nantinya akan menimbulkan terjadinya spiral
inflation.
Beberapa
hal yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah guna menciptakan kestabilan
moneter tersebut. Mungkin pemerintah Indonesia bisa memulai dari proses
kebijaksanaan terhadap uang ketat dalam menjaga suatu kestabilan dalam kondisi
perekonomian yang nantinya berdampak terhadap inflasi. Proses fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga ikut berperan terhadap
tingkat inflasi, apabila mata uang dollar Amerika Serikat mengalami penguatan
hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap tingkat inflasi sekaligus
perekonomian secara global. Dimana yang telah kita ketahui bahwa mata uang
dollar Amerika Serikat merupakan mata uang hard currency. Hard currency
merupakan mata uang yang dapat mempengaruhi segala nilai tukar mata uang
masing-masing negara khususnya di negara Indonesia. Sejak krisis yang pernah
dialami oleh bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed. Hal ini juga akan
dirasakan oleh sebagian masyarakat di seluruh bagian negara terutama di negara
Indonesia. Nilai tukar mata uang asing dollar Amerika Serikat sendiri pernah
mengalami krisis dan berdampak terhadap perekonomian global. Hal ini yang
membuat bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed melakukan pengetatan
terhadap mata uang tersebut. Yang nantinya akan sangat dirasakan oleh seluruh
bagian negara terutama dalam perekonomian global.
Tingkat
pengangguran yang terjadi khususnya di negara berkembang terutama di negara
Indonesia, dirasa sangat miris sekali. Hal ini terbukti dari tingkat
pengangguran saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat
pengangguran yang melosot sangat tidak signifikan akan berdampak terhadap
perekonomian suatu negara. Pengangguran dirasa sangat berdampak negatif dan
merupakan beban suatu negara khususnya di Indonesia. Hal ini sangat dibutuhkan
peran dari pemerintah untuk mengatasi tingkat pengangguran yang terjadi di
Indonesia. Berbagai upaya yng diperlukan untuk mengatasi tingkat pengangguran,
upaya-upaya tersebut perlu dianggap serius oleh pemerintahan Indonesia. Ada beberapa hal yang dapat ditingkatkan oleh
pmerintahan yaitu dari segi sumber daya manusia (SDM). Dalam hal ini kenapa
pemerintahan perlu meningkatkan segi sumber daya manusia (SDM-nya), hal ini
dikarenakan tingkat pengangguran yang terjadi diakibatkan faktor sumber daya manusia
(SDM) yang ada. Perlunya peningkatan terhadap skill sumber daya manusia (SDM)
ini sendiri sangat dibutuhkan untuk kemajuan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang ada.
Tingkat kesadaran pada tiap-tiap individu
pun dirasa sangat perlu, hal ini terbukti jika tidak ada kesadaran dalam diri
individu sendiri untuk berfikir maju dengan diperlukan usaha dan kerja keras
sekaligus diimbangi dengan tingkat spritual, tentunya sumber daya manusia (SDM)
yang ada akan mampu berfikir bahkan melangkah lebih maju dari jauh sebelumnya.
Secara riil, jika kita melihat kenyataan yang ada saat ini masyarakat Indonesia
tidak memiliki potensi padahal sebenarnya mereka punya. Mengapa demikian ? Hal
ini karena faktor kesadaran pada
tiap-tiap individu untuk berfikir maju bahkan untuk berubah ke arah yang jauh
lebih baik tidak ada.
Tingkat pengangguran yang yang sangat signifikan tejadi
di negara berkembang khususnya negara Indonesia, sangat berpengaruh terhadap
tingkat laju inflasi. Kebijaksanaan moneter sangat dipergunakan dalam hal ini,
dimana kebijakan bank sentral Bank
Indonesia berpotensi terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Masyarakat
Indonesia sangat merasa pesimis dalam mengahadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi
Asean ), dikarenakan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean hal ini memicu
terjadinya persaingan dalam tenaga kerja. Sedangkan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini bisa dikatakan belum siap. Tetapi hal ini justru mewajibkan
bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk siap dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA). Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, tentu saja hal
ini akan memudahkan tenaga kerja asing untuk masuk ke Indonesia , sehingga
Tenaga Kerja Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Meskipun
kenyataan yang ada skill yang dimiliki tenaga kerja Indonesia sendiri sangat
berbanding jauh dengan tenaga kerja asing. Hal ini yang menimbulkan mental
masyarakat Indonesia merasa pesimis. Pemerintah Indonesia sangat optimis dan
sangat yakin jika masyarakat Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN, tentu saja hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia dengan adanya pasar bebas masyarakat Indonesia dapat
meraup keuntungan. Dan seharusnya yang menguasai tenaga kerja di Indonesia
adalah masyarakat Indonesia sendiri, dan kita tidak boleh merasa pesimis
terhadap tenaga kerja asing. Skill yang dimiliki setiap insan manusia
berbeda-beda, jadi seharusnya kita membuang kata pesimis tersebut.
Pemerintahan Indonesia
saat ini bisa meniru kebijakan yang dilakukan oleh mantan presiden kita yaitu
B.J. Habibie dimana beliau lebih mengutamakan permasalahan intern dibandingkan
permasalahan eksternalnya. Pemerintahan Indonesia saat ini memperbaiki
permasalahan intern yang terjadi, lalu menyelesaikan permasalahan eksternalnya.
Kemajuan suatu negara juga dipengaruhi oleh masing-masig individu yang ada di
negaranya, hal ini dikarekan manusia merupakan indicator yang terpenting.
Apabila setiap masyarakat Indonesia dapat menggabungkan 3 kecerdasan, dimana
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan spiritual ini berhasil. Tentu
saja hal ini akan berdampak positif dalam perbaikan moral masing-masing
individu. Tentu saja hal ini selain kita memperbaiki individu masyarakatnya
tentu saja akan berdampak positif terhadap perekonomian suatu negara. Selain
akan berkurangnya tingkat pengangguran di mana pendapatan ekonomi suatu negara
akan bertambah. Tentu saja kita bisa menciptakan suatu negara dimana bangsa
Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
0 komentar:
Posting Komentar