Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DILIHAT DARI INFLASI DAN PENGANGGURAN

INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DILIHAT DARI INFLASI DAN PENGANGGURAN
            Inflasi merupakan kenaikan comodities price yang dianggap sangat tidak signifikan. Inflasi merupakan salah satu tolak indikator kemajuan dalam suatu perekonomian negara. Dengan terjadinya inflasi tentu saja hal ini akan berdampak selanjutnya terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (valas). Selain inflasi ada juga yang dinamakan deflasi dimana yang dimaksudkan disini adalah penurunan nilai comodities price sehingga berdampak terhadap peningkatan oleh nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (valas) tersebut. Beberapa hal sebenarnya yang dapat menybabkan terjadinya peistiwa gejala moneter, jika kita meninjau dari segi sektor ekspor dan impor di Indonesia. Ekspor merupakan tolak indikator tersendiri dari penerimaan pendapatan negara (sumber penerimaan devisa) sedangkan impor tersendiri merupakan tolak indikator dari pengeluaran negara. Inflasi dapat terjadi apabila pendapatan negara lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran negara, hal ini disebabkan oleh fluktuasi terhadap jumlah uang beredar (JUB) terhadap valuta asing (VALAS) mengalami kelebihan. Sedangkan yang dimaksud kata devaluasi sendiri merupakan suatu penurunan terhadap nilai tukar mata uang rupiah sendiri terhadap mata uang asing. Dollar Amerika Serikat merupakan nilai mata uang yang dianggap kuat.  Dalam hal ini mata uang rupiah terhadap mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat mengalami suatu ketergantungan. Sehingga apabila terjadi pengetatan terhadap bank sentral di Amerika Serikat yaitu the fed maka akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah ini sendiri, disisi lain bukan hanya nilai tukar rupiah ikut terkena dampaknya bahkan mata uang negara lain juga akan ikut terkena dampaknya.
            Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui bahkan dilakukan oleh pemerintahan Indonesia, yaitu dengan memperhatikan permasalahan intern dalam negeri saja. Fokus terlebih dahulu terhadap permasalahan intern setelah itu pemerintahan Indonesia bisa memperbaiki permasalahan ekstern. Sama halnya jika kita kembali ke beberapa tahun yang lalu dimana pada masa pemerintahan B.J Habibie, dimana dalam hal ini B.J Habibie mampu memperbaiki persoalan perekonomian di Indonesia. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dimana merupakan mimpi buruk bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan pada saat terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 masyarakat di Indonesia mengalami sebuah penderitaan yang bisa dianggap sangat luar biasa. Penderitaan tersebut datang karena krisis moneter pada tahun 1998, dimana pada saat itu tingkat inflasi mengalami kenaikan yang tidak mampu dikontrol lagi oleh pemerintahan. Tindakan kriminal terjadi dimana-mana, karena sebagian besar hal tersebut dipicu oleh Tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan serta kenaikan comodities price yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintahan. Kita pasti dapat menyimak lah bagaimana kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat jika tingkat laju inflasi tidak bisa dikendalikan oleh pemerintahan khususnya pemerintahan Indonesia. Saat ini negara Indonesia merupakan suatu negara dalam proses berkembang. Jika kita dapat menelaah lebih dalam lagi akan hal ini, dalam suatu negara berkembang khususnya Indonesia sangat diperlukan hal-hal khusus untuk dapat mensejahterakan masyarakatnya. Peran pemerintahan dalam hal ini tentu saja dianggap sangat serius.
            Terkadang kita semua berfikir dan berkeinginan yang sama dimana kita semua berharap perekonomian negara khususnya perekonomian yang terjadi dalam ruang lingkup negara Indonesia ada fluktuasi tentunya fluktuasi ke arah yang jauh lebih baik. Terkadang juga kita tidak ingin selalu berada dalam skenario yang sama, dalam hal ini kita tentu saja tidak ingin perekonomian Indonesia merosot setidaknya jika perekonomian Indonesia bisa stabil kita sudah sedikit lega. Tapi pasti dalam hati kecil, kita sangat berharap adanya kemajuan yang sangat melesat terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya perekonomian di Indonesia. Tentu saja jika kita menginginkan sesuatu hal yang berbeda tentu diperlukan usaha sangat berbeda yang luar biasa juga tentunya. Jika kita membicarakan faktor pertumbuhan ekonomi yang nantinya juga dapat berdampak terhadap fluktuasi laju inflasi sekaligus tingkat pengangguran di Indonesia. Maka disini kita akan berbicara pasal Sumber daya manusia (SDM), sebelum kita berbicara mengenai bagaimana sesungguhnya kualitas serta karakter budaya dari segi sumber daya manusia ini sendiri. Pada kenyataannya kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat belum siap untuk bersaing dengan tenaga kerja asing ini sendiri. Dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia jika kita melihat dari sisi pendidikannya, bahkan masih sangat jauh. Dan jika kita juga melihat dari segi kualitas ataupun kreativitasnya juga masih kurang. Beberapa faktor yang menyebabkan kenapa di negara kita khususnya negara Indonesia ini sendiri mengalami hal tersebut. Tentu saja dalam permasalahan ini pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Perlunya implementasi serta peningkatan terutama di sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Dengan semakin banyaknya dibuka Usaha Menengah Kecil Mikro maka hal ini tentu saja membantu perluasan lapangan pekerjaan dan tentu saja akan mempengaruhi fluktuasi ke arah penurunan tingkat pengangguran ini sendiri serta berdampak terhadap meminimalisir tingkat pengangguran. Dengan demikian perlunya peningkatan terhadap sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM).
            Apabila dalam suatu keadaan terjadi penekanan terhadap tingkat inflasi yang begitu signifikan, maka untuk penduduk yang berprofesi sebagai pegawai negeri atau bisa dikatakan yang berpenghasilan tetap pastinya akan menuntut suatu kenaikan terhadap pendapatannya, hal demikian nantinya akan berdampak terhadap comodities price. Tentunya akan terjadi fluktuasi terhadap comodities price dan nantinya akan berdampak terhadap gaji dan harga kejar mengejar hal inilah yang nantinya akan menimbulkan terjadinya spiral inflation.
            Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah guna menciptakan kestabilan moneter tersebut. Mungkin pemerintah Indonesia bisa memulai dari proses kebijaksanaan terhadap uang ketat dalam menjaga suatu kestabilan dalam kondisi perekonomian yang nantinya berdampak terhadap inflasi. Proses fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga ikut berperan terhadap tingkat inflasi, apabila mata uang dollar Amerika Serikat mengalami penguatan hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap tingkat inflasi sekaligus perekonomian secara global. Dimana yang telah kita ketahui bahwa mata uang dollar Amerika Serikat merupakan mata uang hard currency. Hard currency merupakan mata uang yang dapat mempengaruhi segala nilai tukar mata uang masing-masing negara khususnya di negara Indonesia. Sejak krisis yang pernah dialami oleh bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed. Hal ini juga akan dirasakan oleh sebagian masyarakat di seluruh bagian negara terutama di negara Indonesia. Nilai tukar mata uang asing dollar Amerika Serikat sendiri pernah mengalami krisis dan berdampak terhadap perekonomian global. Hal ini yang membuat bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed melakukan pengetatan terhadap mata uang tersebut. Yang nantinya akan sangat dirasakan oleh seluruh bagian negara terutama dalam perekonomian global.
            Tingkat pengangguran yang terjadi khususnya di negara berkembang terutama di negara Indonesia, dirasa sangat miris sekali. Hal ini terbukti dari tingkat pengangguran saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat pengangguran yang melosot sangat tidak signifikan akan berdampak terhadap perekonomian suatu negara. Pengangguran dirasa sangat berdampak negatif dan merupakan beban suatu negara khususnya di Indonesia. Hal ini sangat dibutuhkan peran dari pemerintah untuk mengatasi tingkat pengangguran yang terjadi di Indonesia. Berbagai upaya yng diperlukan untuk mengatasi tingkat pengangguran, upaya-upaya tersebut perlu dianggap serius oleh pemerintahan Indonesia.  Ada beberapa hal yang dapat ditingkatkan oleh pmerintahan yaitu dari segi sumber daya manusia (SDM). Dalam hal ini kenapa pemerintahan perlu meningkatkan segi sumber daya manusia (SDM-nya), hal ini dikarenakan tingkat pengangguran yang terjadi diakibatkan faktor sumber daya manusia (SDM) yang ada. Perlunya peningkatan terhadap skill sumber daya manusia (SDM) ini sendiri sangat dibutuhkan untuk kemajuan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Tingkat kesadaran pada tiap-tiap individu pun dirasa sangat perlu, hal ini terbukti jika tidak ada kesadaran dalam diri individu sendiri untuk berfikir maju dengan diperlukan usaha dan kerja keras sekaligus diimbangi dengan tingkat spritual, tentunya sumber daya manusia (SDM) yang ada akan mampu berfikir bahkan melangkah lebih maju dari jauh sebelumnya. Secara riil, jika kita melihat kenyataan yang ada saat ini masyarakat Indonesia tidak memiliki potensi padahal sebenarnya mereka punya. Mengapa demikian ? Hal ini karena faktor kesadaran  pada tiap-tiap individu untuk berfikir maju bahkan untuk berubah ke arah yang jauh lebih baik tidak ada.
            Tingkat pengangguran yang yang sangat signifikan tejadi di negara berkembang khususnya negara Indonesia, sangat berpengaruh terhadap tingkat laju inflasi. Kebijaksanaan moneter sangat dipergunakan dalam hal ini, dimana  kebijakan bank sentral Bank Indonesia berpotensi terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat merasa pesimis dalam mengahadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ), dikarenakan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean hal ini memicu terjadinya persaingan dalam tenaga kerja. Sedangkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini bisa dikatakan belum siap. Tetapi hal ini justru mewajibkan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, tentu saja hal ini akan memudahkan tenaga kerja asing untuk masuk ke Indonesia , sehingga Tenaga Kerja Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Meskipun kenyataan yang ada skill yang dimiliki tenaga kerja Indonesia sendiri sangat berbanding jauh dengan tenaga kerja asing. Hal ini yang menimbulkan mental masyarakat Indonesia merasa pesimis. Pemerintah Indonesia sangat optimis dan sangat yakin jika masyarakat Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, tentu saja hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dengan adanya pasar bebas masyarakat Indonesia dapat meraup keuntungan. Dan seharusnya yang menguasai tenaga kerja di Indonesia adalah masyarakat Indonesia sendiri, dan kita tidak boleh merasa pesimis terhadap tenaga kerja asing. Skill yang dimiliki setiap insan manusia berbeda-beda, jadi seharusnya kita membuang kata pesimis tersebut.
Pemerintahan Indonesia saat ini bisa meniru kebijakan yang dilakukan oleh mantan presiden kita yaitu B.J. Habibie dimana beliau lebih mengutamakan permasalahan intern dibandingkan permasalahan eksternalnya. Pemerintahan Indonesia saat ini memperbaiki permasalahan intern yang terjadi, lalu menyelesaikan permasalahan eksternalnya. Kemajuan suatu negara juga dipengaruhi oleh masing-masig individu yang ada di negaranya, hal ini dikarekan manusia merupakan indicator yang terpenting. Apabila setiap masyarakat Indonesia dapat menggabungkan 3 kecerdasan, dimana kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan spiritual ini berhasil. Tentu saja hal ini akan berdampak positif dalam perbaikan moral masing-masing individu. Tentu saja hal ini selain kita memperbaiki individu masyarakatnya tentu saja akan berdampak positif terhadap perekonomian suatu negara. Selain akan berkurangnya tingkat pengangguran di mana pendapatan ekonomi suatu negara akan bertambah. Tentu saja kita bisa menciptakan suatu negara dimana bangsa Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.



0 komentar:

Posting Komentar