Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Bunga Turun, Obligasi Lebih Menarik



Bunga Turun, Obligasi Lebih Menarik
Oleh: Kenit Ambar Ayu

Tinggi rendahnya tingkat suku bunga perbankan akan memberikan pengaruh kepada perilaku masyarakat dalam mengalokasikan uang yang mereka miliki. Jika tingkat suku bunga perbankan mengalami kenaikan maka masyarakat akan cenderung melakukan saving atau menabung berupa deposito yang diharapkan akan menerima pengembalian yang lebih dimasa yang akan datang. Sedangkan pada tingkat bunga yang rendah masyarakat akan menarik kembali uangnya yang telah didepositokan karena merasa tidak akan mendapatkan keuntungan jika ia mendepositokan uangnya.
Hal ini wajar dilakukan oleh masyarakat yang berorientasi pada keuntungan yang akan diperolehnya dan hanya dengan mendepositokan uangnya, bila ia mendapatkan keuntungan. Tingkat suku bunga ini merupakan salah satu alat dari kebijakan moneter yang digunakan untuk menstabilkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Penurunan tingkat suku bunga ini dimanfaatkan oleh pihak perbankan untuk memperkenalkan produk investasi kepada masyarakat. Bisa berupa reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap. Sehingga masyarakat akan lebih memilih produk investasi ini daripada mendepositokan uangnya. Karena dengan melakukan investasi maka pengembalian dimasa depan akan lebih tinggi dibandingkan yang diperoleh dari deposito.
Dengan adanya penurunan tingkat suku bunga ini menjadikan deposito tidak lagi diminati oleh masyarakat dan berganti pada reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap dengan instrumen investasi obligasi yang memberikan pengembalian lebih baik dimasa yang akan datang. Sehingga tingkat suku bunga yang rendah ini akan mendorong investor untuk menginvestasikan uang yang dimilikinya pada surat-surat berharga seperti obligasi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor riil melalui kegiatan investasi.
Besar kecilnya jumlah investasi ditentukan oleh tingkat suku bunga. Karena harapan yang ingin dicapai oleh investor adalah dengan melakukan investasi tersebut maka ia akan memperoleh pengembalian yang lebih banyak dimasa yang akan datang.
Namun, terdapat faktor yang memengaruhi tingkat suku bunga dan yang menjadi permasalahan ekonomi yang paling ditakuti di semua negara di dunia, faktor tersebut adalah inflasi. Jika inflasi meningkat maka bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga untuk mengendalikan nilai tukar rupiah agar tetap stabil.
Jika bank sentral terlalu memperketat atau mengintervensi serta terlalu melonggarkan tingkat suku bunga, ini tidak akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian.  Semakin bank sentral mengetatkan kebijakannya terhadap tingkat suku bunga, maka akan berakibat pada kelesuan perekonomian serta menghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Sebaliknya, semakin bank sentral melonggarkan kebijakannya terhadap tingkat suku bunga, maka akan berakibat pada ketidakstabilan nilai uang dan ini menyebabkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang dalam negeri. Akibatnya akan terjadi penarikan deposito masyarakat di bank-bank negara juga penarikan investasi dalam negeri menuju luar negeri. Tentu saja ini akan mengurangi devisa negara dan sangat merugikan negara. 
Oleh karena itu, dalam penentuan kebijakan terhadap pengendalian tingkat suku bunga, banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan bank sentral agar kebijakan yang diambil memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Tentunya ini tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan pemerintah dengan bank sentral dalam menggerakkan perekonomian ke arah pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, perusahaan berbasis digital akan mengubah preferensi dari para investor sehingga akan lebih mudah dalam memilih investasi mana yang lebih cocok untuk dipilih serta yang akan memberikan pengembalian yang lebih besar dimasa yang akan datang. 

0 komentar:

Posting Komentar