Melonjaknya Permintaan Uang Di Bulan
Ramadhan
(tri ulandari iesp’13 fakultas
ekonomi unej)
Kebutuhan
uang di bulan ramadhan dan hari raya umat islam akan terus melonjak setiap waktu. Hal ini dikarenakan
orang cenderung akan membelanjakan uangnya dan meningkatkan konsumsi lebih dari
hari biasanya. Peningkatan konsumsi ini akan menambah jumlah uang beredar (JUB) sehingga hal ini dapat memacu timbulnya
inflasi. Jika inflasi yang di sebabkan oleh konsumsi ini meningkat maka ada dua
hal kemungkinan yang akan terjadi. Pertama dengan adanya konsumsi yang
meningkat maka akan menambah jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat sehingga
akan mendorong menaikkan permintaan
output dan peningkatan iklim usaha oleh karena itu, dengan peningkatan konsumsi
ini dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi dengan
konsumsi yang berlebihan di mungkinkan bahwa dengan konsumsi yang meningkat
maka jumlah uang beredar akan meningkat dan hal ini dapat mendorong terjadinya
inflasi yang tinggi sehingga diperlukan kebijakan-kebijakan dari bank sentral
untuk melakukan pengendalian terhadap inflasi agar tetap dalam kondisi yang
stabil. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu memainkan tingkat
suku bunga atau melakukan open market operation ( biasa disebut dengan kebijakan uang ketat).
Seperti
pada bulan ramadhan saat ini yang sudah mulai terlihat adanya inflasi yang
disebabkan naiknya harga kebutuhan barang – barang pokok terutama cabe,daging,
bawang merah, bawang putih, beras dan gula yang harganya cenderung rentan
setiap waktu.
Misalnya
harga gula yang melonjak sangat pesat yang awalnya sebelum bulan ramadhan hanya
Rp. 11000 saat ini menembus Rp. 16000 bahkan ada yang Rp. 17000 per kg nya.
Seharusnya pemerintah dapat mengantisipasi kenaikan harga gula ini dengan
memproduksi gula yang lebih banyak dari hari biasanya dikarenakan kebutuhan
akan gula di bulan ramadhan yang cukup besar untuk bahan membuat syrup dan
kue-kue yang manis untuk hidangan di bulan
ramadhan. Tetapi dalam kenyataannya harga gula masih dalam kondisi
upnormal dan belum bisa di atasi. Hal ini di duga karena ada permainan politik
yang terjadi, adanya pihak –pihak produsen kartel yang banyak melakukan
kecurangan. Sehingga pihak produsen kartel melakukan penimbunan terhadap barang
– barang pokok agar stok di pasaran menjadi sedikit sedangkan permintaan akan
gula semakin meningkat hal ini dapat memacu terjadinya kelangkaan yang akan
berdampak terhadap harga bahan pokok yang semakin mahal. Kenaikan bahan – bahan
pokok ini akan terus mendorong inflasi sehingga di perlukan adanya kerjasama
antara pihak pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengatasi kenaikan harga ini.
0 komentar:
Posting Komentar