Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI RUPIAH DI BULAN RAMADHAN



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI RUPIAH DI BULAN RAMADHAN
oleh Habibi Firdaus Ash Shidiqi Syah,Ilmu Ekonoi Studi Pembangunan
Universitas Jember


Pada saat bulan ramadhan, rupiah mengalami suatu gejolak dimana nilai mata uang rupiah terhadap dollar amerika mengalami fluktuasi. Pada saat bulan puasa nilai rupiah merupakan soft currency. Dimana nilai mata uang rupiah mudah berfluktuasi serta terdepreasi terhadap mata uang dollar amerika. Dimana disamping perekonomian suatu Negara yang kurang baik atau mapan. Pada umumnya nilai mata uang Indonesia mempunyai kemampuan yang sangat lemah untuk mempengaruhi mata uang Negara maju hard currency. Dimana mata uang Negara berkembang diperngaruhi oleh perekonomian internasional. Adanya spekulasi dan krisis finansial yang terjadi dipasaran mengakibatkan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Seperti halnya pada krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997-1998. Dimana hal tersebut diakibatkan oleh subprime mortgage di amerika serikat. Jika sentiment perekonomian global baik,maka akan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Namun sebaliknya,jika suatu Negara dilanda suatu bencana ataupun kerusuhan yang terjadi maka hal tersebut akan mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah. Pada umumnya modal atau capital yang berada di Indonesia untuk mebiayai segala bentuk yang dilakukan untuk melakukan suatu tindakan ekonomi merupakan finansial yang dimiliki oleh pihak asing. Hal tersebut perekonomian Indonesia bergantung pada investasi yang ada di Indonesia. Hal tersebut tergantung kepercayaan asing untuk menamkan modalnya di Indonesia. Jika respon positif yang diberikan oleh pihak asing terhadap investasi akan mengakibatkan penguatan terhadap perekonomian suatu Negara. Dan sebaliknya jika pihak asing merespon negative makan nilai tukar rupiah akan melemah. Seperti halnya bank sentral amerika (The Fed) melakukan kebijakan mengenai uang ketat. Dengan adanya kebijakan tersebut akan berimbas negative terhadap Indonesia. Dimana modal yang ada di Indonesia akan di alihkan ke luar negeri yang pada akhirnya akan membuat nilai tukar rupiah melemah.  Disamping itu ketidakstabilan politik yang terjadi disatu Negara atau yang terjadi didalam negeri membuat aura negative terhadap perekonomian Negara. Seperti halnya dalam pemilhan presiden dan wakil presiden. Para investor lebih memilih menunggu pemenang dari petarungan politik tersebut. Bisa kita lihat pada saat menjelang pemilu. Niali tukar rupiah terhadap dollar melemah dikarenakan adanya sentiment terhadap pemilihan kepala Negara.  Tidak hanya itu saja inflasi serta deficit neraca perdangangan membuat perekonomian melamah dimana nilai tukar rupiah akan terdepreasi. Tidak hanya itu saja,impor dan ekspor sangatlah penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu Negara. Untuk saat ini Indonesia menekankan minmnya nilai impor dibandingkan ekspor. Dimana untuk meningkatkan suatu perekonomian suatu Negara jumlah ekspor yang dikeluarkan haruslah lebih besar dibandigkan dengan impor. Dengan menguragi angka impor,hal ini dengan maksud dan tujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap barang impor. Hal tersebut untuk meningkatkan serta menjaga produk dalam negeri agar tidak tertindas oleh barang luar. Seperti halnya barang komoditi lainnya, mata uang pada dasarnya merupakan barang komoditi. Dimana uang dapat diperjual belikan di pasar uang. Selain sebagai alat transaksi uang mempunyai fungsi sebagai alat penyimpan kekayaan serta uang dapat digunakan sebagai alat spekulasi yang biasanya digunakan oleh beberapa masyarakat. Kekuatan terhadap nilai uang tersebut ditentukan oleh hukum pasar melaui mekanisme kekuatan pasar antara permintaan dan penawaran. Pada saat bulan ramadhan,permintaan akan barang dan jasa meningkat dimana hal tersebut akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar amerika serikat. Permintaan yang tingg akan barang impor akan menyebabkan permintan rupiah meningkat dimana hal tersebut untuk mebiayai impor. Sedangkan permintaan dollar ditentukan oleh besarnya permintaan terhadap barang dan jasa impor. Jika pembayaran untuk impor lebih besar,maka akan menyebabkan rupiah terdepresiasi terhadap dollar amerika. Disamping itu pada saat bulan ramadhan harga barang cenderung naik. Dimana harga tersebut terus meningkat menjelang lebaran. Dimana dengan adanya kenaikan barang yang terus menerus akan menaikkan tingkat inflasi. Disamping itu tingkat suku bunga akan mempengaruhi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Bank Indonesia telah menempuh sejumlah bauran kebijakan moneter, di antaranya menurunkan suku bunga acuan, melakukan operasi moneter ke pasar, dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Perubahan suku bunga acuan BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI Rate akan mendorong penngkatan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat  pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiah sehingga mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.


.

0 komentar:

Posting Komentar