FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI RUPIAH DI BULAN RAMADHAN
oleh Habibi Firdaus Ash Shidiqi Syah,Ilmu
Ekonoi Studi Pembangunan
Universitas Jember
Pada saat bulan ramadhan, rupiah
mengalami suatu gejolak dimana nilai mata uang rupiah terhadap dollar amerika
mengalami fluktuasi. Pada saat bulan puasa nilai rupiah merupakan soft
currency. Dimana nilai mata uang rupiah mudah berfluktuasi serta terdepreasi
terhadap mata uang dollar amerika. Dimana disamping perekonomian suatu Negara
yang kurang baik atau mapan. Pada umumnya nilai mata uang Indonesia mempunyai
kemampuan yang sangat lemah untuk mempengaruhi mata uang Negara maju hard currency. Dimana mata uang Negara
berkembang diperngaruhi oleh perekonomian internasional. Adanya spekulasi dan
krisis finansial yang terjadi dipasaran mengakibatkan jatuhnya nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Seperti halnya pada krisis moneter yang
melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997-1998. Dimana hal tersebut
diakibatkan oleh subprime mortgage di amerika serikat. Jika sentiment
perekonomian global baik,maka akan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing. Namun sebaliknya,jika suatu Negara dilanda suatu bencana ataupun
kerusuhan yang terjadi maka hal tersebut akan mengakibatkan melemahnya nilai
tukar rupiah. Pada umumnya modal atau capital yang berada di Indonesia untuk
mebiayai segala bentuk yang dilakukan untuk melakukan suatu tindakan ekonomi
merupakan finansial yang dimiliki oleh pihak asing. Hal tersebut perekonomian
Indonesia bergantung pada investasi yang ada di Indonesia. Hal tersebut
tergantung kepercayaan asing untuk menamkan modalnya di Indonesia. Jika respon
positif yang diberikan oleh pihak asing terhadap investasi akan mengakibatkan
penguatan terhadap perekonomian suatu Negara. Dan sebaliknya jika pihak asing
merespon negative makan nilai tukar rupiah akan melemah. Seperti halnya bank
sentral amerika (The Fed) melakukan kebijakan mengenai uang ketat. Dengan
adanya kebijakan tersebut akan berimbas negative terhadap Indonesia. Dimana
modal yang ada di Indonesia akan di alihkan ke luar negeri yang pada akhirnya
akan membuat nilai tukar rupiah melemah.
Disamping itu ketidakstabilan politik yang terjadi disatu Negara atau
yang terjadi didalam negeri membuat aura negative terhadap perekonomian Negara.
Seperti halnya dalam pemilhan presiden dan wakil presiden. Para investor lebih
memilih menunggu pemenang dari petarungan politik tersebut. Bisa kita lihat
pada saat menjelang pemilu. Niali tukar rupiah terhadap dollar melemah
dikarenakan adanya sentiment terhadap pemilihan kepala Negara. Tidak hanya itu saja inflasi serta deficit
neraca perdangangan membuat perekonomian melamah dimana nilai tukar rupiah akan
terdepreasi. Tidak hanya itu saja,impor dan ekspor sangatlah penting dalam
menjaga stabilitas perekonomian suatu Negara. Untuk saat ini Indonesia
menekankan minmnya nilai impor dibandingkan ekspor. Dimana untuk meningkatkan
suatu perekonomian suatu Negara jumlah ekspor yang dikeluarkan haruslah lebih
besar dibandigkan dengan impor. Dengan menguragi angka impor,hal ini dengan
maksud dan tujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap barang
impor. Hal tersebut untuk meningkatkan serta menjaga produk dalam negeri agar
tidak tertindas oleh barang luar. Seperti halnya barang komoditi lainnya, mata
uang pada dasarnya merupakan barang komoditi. Dimana uang dapat diperjual
belikan di pasar uang. Selain sebagai alat transaksi uang mempunyai fungsi
sebagai alat penyimpan kekayaan serta uang dapat digunakan sebagai alat
spekulasi yang biasanya digunakan oleh beberapa masyarakat. Kekuatan terhadap
nilai uang tersebut ditentukan oleh hukum pasar melaui mekanisme kekuatan pasar
antara permintaan dan penawaran. Pada saat bulan ramadhan,permintaan akan barang dan jasa
meningkat dimana hal tersebut akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap
mata uang dollar amerika serikat. Permintaan yang tingg akan barang
impor akan menyebabkan permintan rupiah meningkat dimana hal tersebut untuk
mebiayai impor. Sedangkan permintaan dollar ditentukan oleh besarnya permintaan
terhadap barang dan jasa impor. Jika pembayaran untuk impor lebih besar,maka
akan menyebabkan rupiah terdepresiasi terhadap dollar amerika. Disamping itu
pada saat bulan ramadhan harga barang cenderung naik. Dimana harga tersebut
terus meningkat menjelang lebaran. Dimana dengan adanya kenaikan barang yang
terus menerus akan menaikkan tingkat inflasi. Disamping itu tingkat suku bunga
akan mempengaruhi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Bank
Indonesia telah menempuh sejumlah bauran kebijakan moneter, di antaranya
menurunkan suku bunga acuan, melakukan operasi moneter ke pasar, dan
stabilisasi nilai tukar rupiah. Perubahan suku bunga acuan BI Rate juga dapat
mempengaruhi nilai tukar mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan
BI Rate akan mendorong penngkatan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan
suku bunga luar negeri. Melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong
investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrumen-instrumen keuangan di
Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong
apresiasi nilai tukar Rupiah sehingga mengakibatkan harga barang impor lebih
murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang
kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya ekspor
ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan
perekonomian.
.
0 komentar:
Posting Komentar