Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Momentum Pertumbuhan Ekonomi Terus Didorong



 Momentum Pertumbuhan Ekonomi Terus Didorong
          
       Seperti yang telah diketahui, sejak bulan Juli tahun 2005, bank sentral atau Bank Indonesia selaku otoritas moneter mulai menerapkan kerangka kebijakan Inflation targetting framework ((ITF). Kebijakan ini dibuat dengan tujuan untuk menjaga agar inflasi selalu bisa lebih terkendali. Sebagai otoritas moneter, BI mempunyai tugas utama yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan nilai uang, baik nilai uang terhadap barang dan jasa yang diproksi melalui inflasi, maupun nilai uang terhadap mata uang lain atau yang biasa kita sebut dengan istilah kurs. Sumber penyebab inflasi bisa berasal dari factor internal dan factor eksternal. Inflasi yang disebabkan karena factor internal adalah rusaknya struktur harga dalam suattu perekonomian yang berasal dari perekonomian domestic.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai masalah yang berkaitan dengan distribusi. Bagaimana sebuah komoditas mampu didistribusikan ke setiap pulau dan dapat menyentuh ke setiap pelosok negeri merupakan pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Karena di Indonesia, inflasi yang terjadi kebanyakan disebabkan karena masalah distribusi logistik. Terganggunya suatu distribusi ke setiap pulau akan menyebakan terjadinya disparitas harga. Dalam menangani inflasi yang disebabkan karena musim dan cuaca yang terjadi di Indonesia, pemerintah dituntut untuk menjaga stok agar ketika suatu komoditas terutama pada sektor pertanian terganggu dengan adanya gagal panen yang disebabkan karena faktor cuaca. Manajemen stok komoditas merupakan salah satu upaya untuk menjaga agar pasokan pangan yang terjadi akibat gagal panen sedini mungkin dapat diatasi dengan menjaga stok pangan sebelum faktor cuaca menjadi penghambat kelangkaan komoditas di sektor pertanian.
Volatile food merupakan salah satu penyumbang inflasi yang paling besar, untuk itu baik pemerintah pusat maupun pemda, BI, dan TPID harus memperkuat koordinasi dalam rangka mengatasi inflasi yang timbul akibat masalah pasokan dari sektor pertanian. Dalam menangani inflasi yang disebabkan dari sektor volatile food akibat musim dan cuaca yang terjadi di Indonesia, pemerintah dituntut untuk menjaga stok agar ketika suatu komoditas terutama pada sektor pertanian terganggu dengan adanya gagal panen yang disebabkan karena faktor cuaca. Manajemen stok komoditas merupakan salah satu upaya untuk menjaga agar pasokan pangan yang terjadi akibat gagal panen, sedini mungkin dapat diatasi dengan menjaga stok pangan sebelum faktor cuaca menjadi penghambat kelangkaan komoditas di sektor pertanian. Seperti diketahui bahwa komoditas yang ada pada sektor pertanian seperti sayuran, cabe, dan komoditas lain merupakan barang yang panennya tergantung pada faktor cuaca.
Berdasarkan berita harian yang diperoleh dari situs resmi infobanknews.com, inflasi bulan April dan Mei lalu berada di level 3,60 dan 3,33%. Kestabilan makroekonomi dan inflasi yang rendah membuat Bank Indonesia menurunkan BI rate sebesar 0,25 bps menjadi 6,5% yang mulai berlaku 17 Juni 2016 kemarin, penurunan ini merupakan penurunan ke-4 BI rate secara berangsur-angsur sejak awal tahun 2016, keputusan RDG merupakan langkah yang tepat, pasalnya kondisi inflasi yang terjadi pada bulan Mei lalu menunjukkan penurunan dari inflasi di Bulan April. Tak hanya itu, BI-7 day reverse repo rate pun ikut diturunkan dari semula sebesar 5,5% turun menjadi 5,25%. Hal lain diharapkan nantinya akan semakin mempercepat aktivitas transaksi di pasar uang antar bank sehingga nantinya akan mendongkrak sektor riil dan perekonomian domestik. Perubahan yang akan mulai diberlakukan pada tanggal 19 Agustus 2016 mendatang ini diharapkan nantinya akan dapat membuat mekanisme transmisi kebijakan moneter akan lebih efektif. Dengan terus dilonggarkannya kebijakan moneter, menjadi harapan untuk mampu mencapai momentum pertumbuhan ekonomi nasional.


0 komentar:

Posting Komentar