Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Fluktuasi Perekonomian Akibat Fuluktuasi Minyak Dunia



Fluktuasi Perekonomian Akibat Fuluktuasi Minyak Dunia
Pada bulan maret 2016 ini Bank Indonesia memprediksi bahwa indek harga konsumen berada dalam kisaran 0,28 persen. Kisaran tersebut masih tergolong wajar karena angka tersebut masih berada pada target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sumber inflasi yang terjadi di Indonesia sebagian besar adalah dari bahan pangan dan kebutuhan dapur. Di Indoensia resiko terjadinya inflasi adalah ketika bulan ramadhan dan menjelang idul fitri.
Inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang hamper di hadapi oleh semua negara. Tetapi resiko inflasi terbesar datang pada negara berkembang. Inflasi adalah keadaan dimana dalam suatu negara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang mengakibatkan turunnya nilai uang itu sendiri sehingga harga – harga barang atau jasa yang ada di dalam suatu negara tersebut mengalami kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada perekonomian jika inflasi itu dapat ditahan sehingga dapat selalu mengalami stabilitas. Tingginya tingkat inflasi akan merangsang pemerintah meningkatkan impor karena dianggap biaya impor lebih kecil daripada biaya produksi suatu komoditas. Hal tersebut juga akan mengakibatkann neraca pembayaran menjadi defisit sehingga neraca pembayaran semakin melemah. Untuk mengatasi tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian, bank sentral memiliki instrument – instrument kebijakan. Instrument tersebut antara lain adalah politik pasar terbuka dimana untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat bank sentral menjual surat – surat berharga pada masyarakat. Kedua adalah politik diskonto. Politik diskonto merupakan kebijakna dari bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat bunga sehingga uang yang beredar di masyarakat menjadi stabil. Saat bank sentral menaikan tingkat bunga maka masyarakat akan cenderung menginvestasikan uang yang mereka miliki dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan. Ketiga adalah politik cadangan minimum. Politik cadangan minimum adalah instrument kebijakan dari bank sentral untuk menetapkan cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial.
Tingkat inflasi yang terjadi pada perekonomian suatu negara sangat menentukan bagaimana kondisi perekonomian negara tersebut. Inflasi memang bukanlah permasalahan ekonomia yang dapat dihindari tetapi inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang harus dijaga agar tetap stabil.
Kebalikan dari inflasi adalah deflasi. Deflasi adalah keadaan dimana harga – harga komoditas turun akibat uang yang beredar dimasyarakat menurun. Pada beberapa tahun belakangan harga minyak di dunia mengalami penurunan yang signifikan. Tetapi bulan ini harga minyak dunia sempat menyentuh nilai tertinggi di sepanjang tahun 2016. Penguatan harga tersebut terjadi setelah beberapa produsen minyak melakukan pertemuan untuk mengatur produksi minyak di dunia. Pengaturan produksi minyak tersebut dilakukan dengan cara menahan produsen minyak untuk memasok minyak secara besar – besaran. Di sisi lain peningkatan harga minyak dunia ini disebabkan karena bank sentral Amerika Serikat dua kali menaikkan suku bunga acuan sehingga mendorong transaksi untuk membeli minya tersebut menggunakan mata uang Euro.
Dengan peningkatan harga minyak yang terjadi beberapa produsen minyak berharap pasokan minyak menjadi stabil sehingga produsen minyak tidak akan mengalami kerugian seperti yang terjadi pada awal tahun 2016 lalu. Kerugian yang diperoleh diakibatkan keuntungan yang diperoleh dari produksi minyak bumi tidak sebesar biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi minyak bumi tersebut. Jika harga dari minya bumi tersebut dari tahun ke tahun tetap mengalami penurunan, negara – negara yang menggantungkan perekonomiannya dengan berdagang minyak akan mengalami kelesuan perekonomian.
Untuk Indonesia sendiri penurunan harga minyak dalam jangka pendek akan baik untuk perekonomian Indonesia karena Indonesia selain menjadi pengekspor minyak mentah ke pasar dunia juga mengimpor minyak matang. Apalagi jumlah impor yang dilakukan oleh Indonesia lebih besar daripada ekspor yang dilakukan. Oleh karena itu penurunan harga minyak dunia ini bisa jadi lebih menguntungkan untuk Indonesia.
Tetapi dalam jangka panjang penurunan harga minyak itu sendiri akan semakin memperburuk perekonomian Indonesia. Memang benar jika harga minyak dunia turun Indonesia akan juga mengalami penurunan pengeluaran untuk penyediaan bahan bakar di dalam negeri. Tetapi penurunan harga minyak dunia dapat berdampak pada harga – harga komoditas lain di sektor pertambangan dimana jika harga minyak dunia turun sektor – sektor pertambangan lain akan mengalokasikan dana yang pada awalnya digunakan untuk membeli bahan bakar sebagai daktor produksi dapat digunakan untuk meningkatkan produksi yang dilakukan. Jika semua perusahaan di sektor pertambangan melakukan hal yang sama akhirnya penawaran akan komoditas di sektor pertambangan tersebut akan mengalami peningkatan. Dikarenakan jumalh barang yang ditawarkan meningkat maka harga yang dibuat oleh produsen juga akan menglami penurunan.
Penurunan harga tersebut yang akan memperburuk perekonomian Indonesia dimana sampai saat ini Indonesia masih menggantungkan sebagian besar pendapaannya di sektor pertambangan. Ketika harga dari komoditas lain di sektor pertambangan mengalami penurunan maka perusahaan tersebut mau tidak mau harus mengambil kebijakan untuk mengurangi biaya produksi yang dilakukan. Cara yang paling mudah untuk diambil adalah dengan pemangkasan karyawan. Padahal dengan pemangkasan karyawan, pengangguran di Indonesia akan semakin meningkat mengingat saat ini kemiskinan dan pengangguran adalah masalah utama yang harus dihadapi oleh Indonesia.
Dalam skala yang lebih luas lagi, penurunan harga akan berdampak pula pada neraca pembayaran Indonesia karena permintaan akan minyak bumi tersebut mengalami peningkatan yang besar. Dengan peningkatan permintaan yang besar Indonesia akan mengeluarkan banyak biaya untuk menyediakan minyak bumi tersebut di pasar domestik. Akhirnya neraca pembayaran pun akan mengalami defisit. Jika neraca pembayaran terus mengalami defisit maka akan terus menambah utang luar negeri yang harus ditanggung oleh Indonesia. Untuk mengatasi defisit pada neraca pembayaran maka Indonesia harus meningkatakn produksi di sektor lain untuk mengimbangi impor yang dilakukan oleh Indonesia.
Padahal dengan penurunan harga minyak bumi dimana minyak bumi adalah faktor produksi yang paling berpengaruh pada produksi suatu barang, perusahaan perusahaan akan berlomba – lomba meningkatkan produksinya untuk memaksimalkan kelebihan anggaran yang didapatkan dari penurunan harga minyak bumi. Akibatnya jumlah sebagian besar komoditas akan mengalami peningkatan dari sisi penawaran yang tidak diimbangi oleh permintaan akan barang itu sendiri. Pada puncaknya maka perekonomian Indonesia akan mengalami deflasi. Deflasi. Ketikan perekonomian mengalami deflasi banyak dampak yang akan terjadi seperti berkurangnya nafsu pengusaha untuk melakukan produksi atas barang yang menyebabkan neraca pembayaran akan terus mengalami defisit, kesempatan bekerja berkurang karena banyak perusahaan yang mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan dengan cara memangkas karyawan yang bekerja, penerimaan negara atas pajak juga mengalami penurunan, persediaan uang yang ada dimasyarakat akan menurun akibat masyarakat akan menunda belanja dengan spekulasi harga – harga akan mengalami penurunan di waktu yang akan datang yang pada akhirnya akan berdampak pada melambatnya kegiatan ekonomi, perlambatan kegiatan ekonomi akan menurunkan intesif positif masyarakat domestik atau luar negeri untuk berinvestasi pada sektor riil.
Untuk menghindari terjadinya hal seperti demikian maka kebijakan produsen minyak dunia untuk menahan pasokan minyak dunia untuk menaikkan harga minyak dunia dirasa merupakan cara yang paling baik untuk menjaga stabilitas harga minyak di dunia. Dengan stabilnya harga minyak dunia maka akan membuat perekonomian di dunia mengalami kestabilan sehingga tidak akan menyebabkan kelesuan ekonomi pada negara – negara di dunia.
Salah satu kebijakan yang di lakukan Indonesia untuk menjaga kestabilan perekonomian adalah melalui tangan Bank Indonesia. Contohnya pada beberapa hari ini Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate pada bulan ini yang awalnya berada pada tingkat 7 persen menjadi 6,75 persen. Penurunan suku bunga acuan tersebut dilakukan oleh Bank Indonesia untuk meningkakan permintaan domestik dengan tujuan untuk terus meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Kebijakan tersebut diambil oleh Bank Indonesia untuk memanfaatkan kondisi perekonomian Indonesia yang sedikit – demi sedikit mengalami stabilitas dan mengalami pertumbuhan yang relatif stabil. Di sisi lain fluktuasi yang dialami oleh perekonomian dunia juga tidak memiliki pengaruh besar pada perekonomian Indonesia dalam jangka pendek.
Penurunan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia akan merangsang masyarakat domestik untuk memegang uang. Peningkatan uang yang beredar dimasyarakat tersebut di tujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat ataupun investasi di sektor riil. Dengan meningkatnya daya beli masyarakt dan investasi di sektor riil, maka sebagian perusahaan akan mendapat keuntungan yang besar akibat banyaknya permintaan. Ketika permintaan dalam negeri meningkat maka perusahaan – perusahaan akan meningkatkan produksinya untuk mengimbangi permintaan yang dilakukan oleh masyarakat. untuk meningkatkan produksinya perusahaan akan membuka lowongan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran. Ketika perusahaan ingin melakukan peningkatan produksi tentu saja perusahaan – perusahaan tersebut membutuhkan tambahan modal untuk menutupi kekurangan dalam biaya produksi, maka perusahaan akan membuka keran investasi dimana akan banyak dana investasi yang masuk. Banyaknya investasi domestik yang masuk juga akan merangsang investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia karena dianggap perekonomian di Indonesia dalam kondisi yang sangat stabil sehingga diasumsikan keuntungan yang akan diperoleh juga sangat menjanjikan.
Peningkatan perekonomian tersebut juga akan berengaruh pada permintaan akan mata uang domestik untuk keperluan investasi. Peningkatan permintaan tersebut akan membuat nilai tukar atau kurs dari mata uang mengalami penguatan. Penguatan nilai tukar atau kurs memilik dampak positif bagi perekonomian. Dampak positif paling terlihat adalah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini pengeluaran Indonesia terbesar adalah untuk pelunasan utang luar negeri dan pengadaan subsidi dimana beberapa komoditas yang disubsidi oleh pemerintah merupakan barang hasil impor atau pembelian di luar negeri. Hasilnya dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar akan mengurangi pengeluaran pemerintah dalam pembayaran utang luar negeri dan pengadaan subsidi itu sendiri. Penguatan nilai tukar juga akan menguntungkan perusahaan yang menggunakan bahan – bahan produksi yang diimpor dari luar negeri sehingga perusahaan – perusahaan tersebut dapat mengurangi pengeluaran untuk menyediakan bahan – bahan yang akan digunakan untuk produksi. Untuk eksportir, penguatan nilai tukar tukar juga dapat menjadikan keuntungan bagi mereka. Keuntungan yang diperoleh karena penjualan barang ke luar negeri yang relatif memiliki harga yang lebih tinggi daripada penjualan yang dilakukan di dalam negeri.
Tetapi dalam jangka panjang jika nilai tukar terus mengalami apresiasi, akan menggoyahkan perekonomian Indonesia itu sendiri. Pengaruh yang muncul pada awalnya adalah dari sisi neraca pembayaran dimana surplus dari neraca pembayaran akan mengalami penurunan bahkan mengalami defisit. Jika hal tersebut dilakukan akan membuat utang laur negeri semakin meningkat. Kemudian dengan tingginya impor yang dilakukan oleh importer maka akan menyebabkan banyak barang dari luar negeri yang beredar dipasaran. Jika kualitas produk domestik tidak dapat menghasilkan kualitas barang di atas barang impor maka produk domestik akan tertindas oleh produk luar negeri. Pada akhirnya konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat akan tertuju pada barang – barang luar negeri. Jika masyarakat lebih memilih mengkonsumsi produk dari luar negeri maka beberapa perusahaan akan kalah saing denganproduk luar negeri tersebut sehingga akan berpengaruh pada PDB. Jika hal tersebut terus menerut terjadi maka Indonesia akan mengalami kelesuan perekonomian. Ketika Indonesia mulai tergantung dengan produk dari luar negeri maka keadaan perekonomian Indonesia akan tergantung pula dengan kondisi oerekonomian dunia. Jadi ketika perekonomian dunia sedang mengalami krisis atau kelesuan maka perekonomian Indonesia akan langsung merasakan imbasnya.
Oleh karena itu, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan dirasa merupakan keputusan yang tepat mengingat sekarang pereonomian Indonesia sedang dalam kondisi yang stabil. Dengan demikian Indonesia dapat memanfaatkan kondisi perekonomian yang sekarang stabil untuk memacu pertumbuhan perekonomian  dan menjaga kestabilan perekonomian tersebut dalam jangka panjang melalui kebijakan – kebijakan pemerintah maupun otoritas moneter.

0 komentar:

Posting Komentar