Fluktuasi Perekonomian Akibat Fuluktuasi Minyak Dunia
Pada bulan maret 2016 ini Bank Indonesia
memprediksi bahwa indek harga konsumen berada dalam kisaran 0,28 persen.
Kisaran tersebut masih tergolong wajar karena angka tersebut masih berada pada
target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sumber inflasi yang terjadi di
Indonesia sebagian besar adalah dari bahan pangan dan kebutuhan dapur. Di
Indoensia resiko terjadinya inflasi adalah ketika bulan ramadhan dan menjelang
idul fitri.
Inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang hamper di
hadapi oleh semua negara. Tetapi resiko inflasi terbesar datang pada negara
berkembang. Inflasi adalah keadaan dimana dalam suatu
negara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang mengakibatkan turunnya
nilai uang itu sendiri sehingga harga – harga barang atau jasa yang ada di
dalam suatu negara tersebut mengalami kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada
perekonomian jika inflasi itu dapat ditahan sehingga dapat selalu mengalami
stabilitas. Tingginya tingkat inflasi akan merangsang pemerintah meningkatkan
impor karena dianggap biaya impor lebih kecil daripada biaya produksi suatu
komoditas. Hal tersebut juga akan mengakibatkann neraca pembayaran menjadi
defisit sehingga neraca pembayaran semakin melemah. Untuk mengatasi tingginya
tingkat inflasi dalam perekonomian, bank sentral memiliki instrument –
instrument kebijakan. Instrument tersebut antara lain adalah politik pasar
terbuka dimana untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat bank
sentral menjual surat – surat berharga pada masyarakat. Kedua adalah politik
diskonto. Politik diskonto merupakan kebijakna dari bank sentral untuk
menaikkan atau menurunkan tingkat bunga sehingga uang yang beredar di
masyarakat menjadi stabil. Saat bank sentral menaikan tingkat bunga maka
masyarakat akan cenderung menginvestasikan uang yang mereka miliki dengan
asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan. Ketiga adalah politik
cadangan minimum. Politik cadangan minimum adalah instrument kebijakan dari
bank sentral untuk menetapkan cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh
bank – bank komersial.
Tingkat
inflasi yang terjadi pada perekonomian suatu negara sangat menentukan bagaimana
kondisi perekonomian negara tersebut. Inflasi memang bukanlah permasalahan
ekonomia yang dapat dihindari tetapi inflasi merupakan permaslahan ekonomi yang
harus dijaga agar tetap stabil.
Kebalikan dari inflasi
adalah deflasi. Deflasi adalah keadaan dimana harga – harga komoditas turun
akibat uang yang beredar dimasyarakat menurun. Pada beberapa tahun belakangan
harga minyak di dunia mengalami penurunan yang signifikan. Tetapi bulan ini
harga minyak dunia sempat menyentuh nilai tertinggi di sepanjang tahun 2016.
Penguatan harga tersebut terjadi setelah beberapa produsen minyak melakukan
pertemuan untuk mengatur produksi minyak di dunia. Pengaturan produksi minyak
tersebut dilakukan dengan cara menahan produsen minyak untuk memasok minyak
secara besar – besaran. Di sisi lain peningkatan harga minyak dunia ini
disebabkan karena bank sentral Amerika Serikat dua kali menaikkan suku bunga
acuan sehingga mendorong transaksi untuk membeli minya tersebut menggunakan
mata uang Euro.
Dengan peningkatan harga
minyak yang terjadi beberapa produsen minyak berharap pasokan minyak menjadi
stabil sehingga produsen minyak tidak akan mengalami kerugian seperti yang
terjadi pada awal tahun 2016 lalu. Kerugian yang diperoleh diakibatkan
keuntungan yang diperoleh dari produksi minyak bumi tidak sebesar biaya
produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi minyak bumi tersebut. Jika harga
dari minya bumi tersebut dari tahun ke tahun tetap mengalami penurunan, negara
– negara yang menggantungkan perekonomiannya dengan berdagang minyak akan
mengalami kelesuan perekonomian.
Untuk Indonesia sendiri
penurunan harga minyak dalam jangka pendek akan baik untuk perekonomian
Indonesia karena Indonesia selain menjadi pengekspor minyak mentah ke pasar dunia juga mengimpor minyak matang. Apalagi
jumlah impor yang dilakukan oleh Indonesia lebih besar daripada ekspor yang
dilakukan. Oleh karena itu penurunan harga minyak dunia ini bisa jadi lebih
menguntungkan untuk Indonesia.
Tetapi dalam jangka
panjang penurunan harga minyak itu sendiri akan semakin memperburuk
perekonomian Indonesia. Memang benar jika harga minyak dunia turun Indonesia
akan juga mengalami penurunan pengeluaran untuk penyediaan bahan bakar di dalam
negeri. Tetapi penurunan harga minyak dunia dapat berdampak pada harga – harga
komoditas lain di sektor pertambangan dimana jika harga minyak dunia turun
sektor – sektor pertambangan lain akan mengalokasikan dana yang pada awalnya
digunakan untuk membeli bahan bakar sebagai daktor produksi dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi yang dilakukan. Jika semua perusahaan di sektor
pertambangan melakukan hal yang sama akhirnya penawaran akan komoditas di
sektor pertambangan tersebut akan mengalami peningkatan. Dikarenakan jumalh
barang yang ditawarkan meningkat maka harga yang dibuat oleh produsen juga akan
menglami penurunan.
Penurunan harga tersebut
yang akan memperburuk perekonomian Indonesia dimana sampai saat ini Indonesia
masih menggantungkan sebagian besar pendapaannya di sektor pertambangan. Ketika
harga dari komoditas lain di sektor pertambangan mengalami penurunan maka
perusahaan tersebut mau tidak mau harus mengambil kebijakan untuk mengurangi
biaya produksi yang dilakukan. Cara yang paling mudah untuk diambil adalah
dengan pemangkasan karyawan. Padahal dengan pemangkasan karyawan, pengangguran
di Indonesia akan semakin meningkat mengingat saat ini kemiskinan dan
pengangguran adalah masalah utama yang harus dihadapi oleh Indonesia.
Dalam skala yang lebih
luas lagi, penurunan harga akan berdampak pula pada neraca pembayaran Indonesia
karena permintaan akan minyak bumi tersebut mengalami peningkatan yang besar.
Dengan peningkatan permintaan yang besar Indonesia akan mengeluarkan banyak
biaya untuk menyediakan minyak bumi tersebut di pasar domestik. Akhirnya neraca
pembayaran pun akan mengalami defisit. Jika neraca pembayaran terus mengalami
defisit maka akan terus menambah utang luar negeri yang harus ditanggung oleh
Indonesia. Untuk mengatasi defisit pada neraca pembayaran maka Indonesia harus
meningkatakn produksi di sektor lain untuk mengimbangi impor yang dilakukan
oleh Indonesia.
Padahal dengan penurunan
harga minyak bumi dimana minyak bumi adalah faktor produksi yang paling
berpengaruh pada produksi suatu barang, perusahaan perusahaan akan berlomba –
lomba meningkatkan produksinya untuk memaksimalkan kelebihan anggaran yang
didapatkan dari penurunan harga minyak bumi. Akibatnya jumlah sebagian besar
komoditas akan mengalami peningkatan dari sisi penawaran yang tidak diimbangi
oleh permintaan akan barang itu sendiri. Pada puncaknya maka perekonomian
Indonesia akan mengalami deflasi. Deflasi. Ketikan perekonomian mengalami
deflasi banyak dampak yang akan terjadi seperti berkurangnya nafsu pengusaha
untuk melakukan produksi atas barang yang menyebabkan neraca pembayaran akan terus
mengalami defisit, kesempatan bekerja berkurang karena banyak perusahaan yang
mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan dengan cara memangkas karyawan yang
bekerja, penerimaan negara atas pajak juga mengalami penurunan, persediaan uang
yang ada dimasyarakat akan menurun akibat masyarakat akan menunda belanja
dengan spekulasi harga – harga akan mengalami penurunan di waktu yang akan
datang yang pada akhirnya akan berdampak pada melambatnya kegiatan ekonomi,
perlambatan kegiatan ekonomi akan menurunkan intesif positif masyarakat
domestik atau luar negeri untuk berinvestasi pada sektor riil.
Untuk menghindari
terjadinya hal seperti demikian maka kebijakan produsen minyak dunia untuk
menahan pasokan minyak dunia untuk menaikkan harga minyak dunia dirasa merupakan
cara yang paling baik untuk menjaga stabilitas harga minyak di dunia. Dengan
stabilnya harga minyak dunia maka akan membuat perekonomian di dunia mengalami
kestabilan sehingga tidak akan menyebabkan kelesuan ekonomi pada negara –
negara di dunia.
Salah satu kebijakan yang
di lakukan Indonesia untuk menjaga kestabilan perekonomian adalah melalui
tangan Bank Indonesia. Contohnya pada beberapa hari ini Bank Indonesia sebagai
bank sentral Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate pada bulan
ini yang awalnya berada pada tingkat 7 persen menjadi 6,75 persen. Penurunan
suku bunga acuan tersebut dilakukan oleh Bank Indonesia untuk meningkakan
permintaan domestik dengan tujuan untuk terus meningkatkan pertumbuhan
perekonomian. Kebijakan tersebut diambil oleh Bank Indonesia untuk memanfaatkan
kondisi perekonomian Indonesia yang sedikit – demi sedikit mengalami stabilitas
dan mengalami pertumbuhan yang relatif stabil. Di sisi lain fluktuasi yang
dialami oleh perekonomian dunia juga tidak memiliki pengaruh besar pada
perekonomian Indonesia dalam jangka pendek.
Penurunan tingkat suku
bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia akan merangsang masyarakat
domestik untuk memegang uang. Peningkatan uang yang beredar dimasyarakat
tersebut di tujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat ataupun investasi
di sektor riil. Dengan meningkatnya daya beli masyarakt dan investasi di sektor
riil, maka sebagian perusahaan akan mendapat keuntungan yang besar akibat
banyaknya permintaan. Ketika permintaan dalam negeri meningkat maka perusahaan
– perusahaan akan meningkatkan produksinya untuk mengimbangi permintaan yang
dilakukan oleh masyarakat. untuk meningkatkan produksinya perusahaan akan
membuka lowongan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran. Ketika
perusahaan ingin melakukan peningkatan produksi tentu saja perusahaan –
perusahaan tersebut membutuhkan tambahan modal untuk menutupi kekurangan dalam
biaya produksi, maka perusahaan akan membuka keran investasi dimana akan banyak
dana investasi yang masuk. Banyaknya investasi domestik yang masuk juga akan
merangsang investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia karena dianggap
perekonomian di Indonesia dalam kondisi yang sangat stabil sehingga diasumsikan
keuntungan yang akan diperoleh juga sangat menjanjikan.
Peningkatan perekonomian
tersebut juga akan berengaruh pada permintaan akan mata uang domestik untuk
keperluan investasi. Peningkatan permintaan tersebut akan membuat nilai tukar
atau kurs dari mata uang mengalami penguatan. Penguatan nilai tukar atau kurs
memilik dampak positif bagi perekonomian. Dampak positif paling terlihat adalah
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini pengeluaran
Indonesia terbesar adalah untuk pelunasan utang luar negeri dan pengadaan
subsidi dimana beberapa komoditas yang disubsidi oleh pemerintah merupakan
barang hasil impor atau pembelian di luar negeri. Hasilnya dengan penguatan
nilai tukar rupiah terhadap dollar akan mengurangi pengeluaran pemerintah dalam
pembayaran utang luar negeri dan pengadaan subsidi itu sendiri. Penguatan nilai
tukar juga akan menguntungkan perusahaan yang menggunakan bahan – bahan
produksi yang diimpor dari luar negeri sehingga perusahaan – perusahaan
tersebut dapat mengurangi pengeluaran untuk menyediakan bahan – bahan yang akan
digunakan untuk produksi. Untuk eksportir, penguatan nilai tukar tukar juga
dapat menjadikan keuntungan bagi mereka. Keuntungan yang diperoleh karena
penjualan barang ke luar negeri yang relatif memiliki harga yang lebih tinggi
daripada penjualan yang dilakukan di dalam negeri.
Tetapi dalam jangka
panjang jika nilai tukar terus mengalami apresiasi, akan menggoyahkan
perekonomian Indonesia itu sendiri. Pengaruh yang muncul pada awalnya adalah
dari sisi neraca pembayaran dimana surplus dari neraca pembayaran akan
mengalami penurunan bahkan mengalami defisit. Jika hal tersebut dilakukan akan
membuat utang laur negeri semakin meningkat. Kemudian dengan tingginya impor
yang dilakukan oleh importer maka akan menyebabkan banyak barang dari luar
negeri yang beredar dipasaran. Jika kualitas produk domestik tidak dapat
menghasilkan kualitas barang di atas barang impor maka produk domestik akan
tertindas oleh produk luar negeri. Pada akhirnya konsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat akan tertuju pada barang – barang luar negeri. Jika masyarakat lebih
memilih mengkonsumsi produk dari luar negeri maka beberapa perusahaan akan
kalah saing denganproduk luar negeri tersebut sehingga akan berpengaruh pada
PDB. Jika hal tersebut terus menerut terjadi maka Indonesia akan mengalami
kelesuan perekonomian. Ketika Indonesia mulai tergantung dengan produk dari
luar negeri maka keadaan perekonomian Indonesia akan tergantung pula dengan
kondisi oerekonomian dunia. Jadi ketika perekonomian dunia sedang mengalami
krisis atau kelesuan maka perekonomian Indonesia akan langsung merasakan
imbasnya.
Oleh karena itu,
keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan dirasa
merupakan keputusan yang tepat mengingat sekarang pereonomian Indonesia sedang
dalam kondisi yang stabil. Dengan demikian Indonesia dapat memanfaatkan kondisi
perekonomian yang sekarang stabil untuk memacu pertumbuhan perekonomian dan menjaga kestabilan perekonomian tersebut
dalam jangka panjang melalui kebijakan – kebijakan pemerintah maupun otoritas
moneter.
0 komentar:
Posting Komentar