Ekonomi Moneter
ekonomi moneter merupakan cabang dari ilmu ekonomi
yang membahas tentang sistem keuangan, lembaga yang mengatur keuangan dan kebijakan
untuk mengatur peredaran uang itu sendiri. Di dalam ekonomi moneter terkandung
komponen – komponen dari ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi mikro dalam
ekonomi moneter membahas tentang permintaan dan penawaran dari uang itu sendiri
serta membahas keseimbangan tentang permintaan dan penawarannya. Ekonomi mikro
dalam ekonomi moneter juga membahas peran dari lembaga - lembaga keuangan yang mengatur tentang
keseimbangn dari penawaran dan permintaan uang. Sedangkan ekonomi makro dari
ekonomi moneter membahas tentang peredaran uang dalam skala nasional, ekspor
dan impor serta membahas tentang nilai tukar dan nerca pembayaran.
Di dalam ekonomi moneter, hal yang paling pertama
adalah uang di mana uang merupakan focus utama dari ekonomi moneter. Uang
merupakan alat tukar yang menjadi media dari sebuah transaksi yang secara umum
dapat diterima oleh masyarakat saat melakukan suatu transaksi. Dengan adanya
media transaksi seperti uang, transaksi akan lebih mudah dilakukan karena
setiap barang atau jasa memiliki patokan nilai dari uang sehingga pada saat
melakukan transaksi, barang atau jasa yang diperoleh dapat memiliki nilai yang
sama. Selain sebagai penghitung nilai uang juga dapat berfungsi sebagai standar
pembayaran dari pembayaran yang tertunda. Jadi uang dapat digunakan sebagai
alat untuk membayar hutang atau pembayaran yang dilakukan di waktu yang akan datang.
Disisi lain ekonomi moneter juga membahas tentang
pasar uang. Pasar uang merupakan pasar dimana dalam transaksinya pasar tersebut
memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada
pihak yang membutuhkan dana. Pasar uang memiliki berbagai macam antara lain
pasar obligasi, pasar modal dan pasar valuta asing. Pasar obligasi merupakan
pasar dimana proses jual beli obligasi dilakukan. Obligasi itu sendiri adalah
suatu perjanjian utang yang diberikan oleh pembuat obligasi kepada pemegang
obligasi dimana pada saat jatuh tempo akan membayar pokok hutang beserta kupon
bunganya. Pembuat obligasi biasanya akan mengeluarkan surat obligasi jika ada
permintaan dari pemegang obligasi. Jenis ppasar uang lainnya adalah pasar
modal. Pasar modal adalah wadah dimana transaksi jual beli modal dapat
dilakukan. Di dalam transaksinya, pasar modal memperjual belikan instrument
keuangan yang memiliki jangka panjang seperti saham, obligasi, weran, obligasi,
dan lain – lain. Yang terakhir adalah pasar valuta asing. Pasar valuta asing
adalah pasar yang dalam transaksinya memperdagangkan mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain.
Ekonomi moneter juga membahas lembaga – lembaga yang mengatur
penawaran dan permintaan uang. Untuk mengatur permintaan dan penawaran uang
terdapat lembaga – lembaga keuangan baik bank maupun non-bank. Lembaga –
lembaga keuangan tersebut berfungsi sebagai media dari pelaku ekonomi untuk
menjaga stabilitas peredaran uang yang ada di masyarakat. Lembaga keuangan ini
memberikan fasilitas berupa jasa untuk menghimpun dana dari pihak – pihak yang
kelebihan uang dan kemudian menyalurkan dana tersebut kepada pihak – pihak yang
membutuhkan dana. Di Indonesia pergerakan uang dan kebijakkan yang berhubungan
dengan uang ditentukan oleh Bank Indonesia yang pada dasarnya merupakan bank
sentral Indonesia.
Analisis yang digunakan dalam pembahasan ekonomi
moneter pada umumnya berdasarkan pada teori yang diungkapkan oleh penganut
klasik dan penganut Keynes. Dalam teorinya kaum kalsik berasumsi bahwa kondisi full employment dalam perekonomian dapat
tercapai dan kondisi perekonomian akan mencapai kestabilan dalam proses
produksi karena terdapat kondisi full
employment dimana tenaga kerja dimanfaatkan secara efisien dalam proses
produksi. Dalam pasar uang kaum Keynes berpendapat bahwa masyarakat memiliki
uang hanya untuk tujuan transaksi jadi jumlah uang yang beredar dimasyarakat
hanya sejumlah kegiatan transaksi yang dilakukan oalh masyarakat itu sendiri.
Tetapi teori tersebut di bantah oleh kaum Keynes. Kaum Keynes berpendapat bahwa
dalam suatu perekonomian kondisi full
employment sangat sulit untuk tercapai bahkan kemungkinan untuk tercapai
sangat kecil. Menurut kaum Keynes stabilitas perekonomian akan tercapai dengan
campur tangan dari pemernitah dan jumlah uang permintaan akan uang oleh
masyarakat tidak hanya ditentukan oleh besarnya jumlah transaksi yang dilakukan
oleh masyarakat tetapi ada faktor lain seperti faktor spekulasi dan faktor
berjaga – jaga. Untuk kebutuhan spekulasi memiliki arti bahwa dengan memiliki
uang seseorang dapat memperoleh keuntunngan di waktu yang akan datang.
Keuntungan yang diharapkan dengan memiliki uang tersebut diperoleh dari hasil
investasi yang berupa bunga. Sedangkan dari motif berjaga – jaga masyarakat
beranggapan bahwa dengan menyimpan uang mereka akan dapat memenuhi kebutuhan
yang terjadi secara mendadak atau dalam kondisi yang darurat.
Di dalam pembahasan ekonomi moneter juga terdapat
pembahasan tentang ekonomi moneter internasional. Sistem moneter internasional
dapat diartikan sebagai suatu sistem atau struktur yang menentukan nilai tukar
atau kurs mata uang di berbagai negara. Bank Indonesia sebagai Bank sentral
negara Indonesia akan terus mengularkan patokan nilai tukar atau kurs di setiap
harinya. Dewasa ini nilai tukar atau kurs mata uang Indonesia terhadap dollar
terus mengalami penguatan. Berdasarkan data dari BI pada hari Rabu 2 Maret
2016, nilai tukar rupiah terhadap dollar naik hingga menyentuh Rp 13.286
dibandingkan hari sebelumnya yang berkisar Rp 13.335. Kabarnya penguatan kurs
rupiah terhadap dollar tersebut diakibatkan melemahnya perekonomian Amerika
Serikat sebagai akibat dari gejolak harga minyak dunia dan perlambatan perekonomian
yang dialami oleh China.
Dari penguatan
kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar, banyak manfaat yang didapatkan
oleh Indonesia. Salah satu diantaranya adalah banyaknya investasi dana asing
yang masuk ke Indonesia. Kurs atau nilai tukar adalah salah satu yang
dipertimbangkan pada saat melakukan investasi. Dengan menguatnya kurs atau
nilai tukar rupiah terhadap dollar kepercayaan investor asing terhadap
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga ikut meningkat. Nilai
tukar atau kurs itu sendiri memiliki faktor yang mempengaruhi pergerakan naik
atau turunnya. Beberapa faktor – faktor tersebut antara lain adlah sebagai
berikut.
a. Tingkat
Inflasi
Inflasi
adalah keadaan dimana dalam suatu negara jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat yang mengakibatkan turunnya nilai uang itu sendiri sehingga harga –
harga barang atau jasa yang ada di dalam suatu negara tersebut mengalami
kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada perekonomian jika inflasi itu dapat
ditahan sehingga dapat selalu mengalami stabilitas. Tingginya tingkat inflasi
akan merangsang pemerintah meningkatkan impor karena dianggap biaya impor lebih
kecil daripada biaya produksi suatu komoditas. Hal tersebut juga akan
mengakibatkann neraca pembayaran menjadi defisit sehingga neraca pembayaran
semakin melemah. Untuk mengatasi tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian,
bank sentral memiliki instrument – instrument kebijakan. Instrument tersebut
antara lain adalah politik pasar terbuka dimana untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar di masyarakat bank sentral menjual surat – surat berharga pada
masyarakat. Kedua adalah politik diskonto. Politik diskonto merupakan kebijakna
dari bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat bunga sehingga uang
yang beredar di masyarakat menjadi stabil. Saat bank sentral menaikan tingkat
bunga maka masyarakat akan cenderung menginvestasikan uang yang mereka miliki
dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan. Ketiga
adalah politik cadangan minimum. Politik cadangan minimum adalah instrument
kebijakan dari bank sentral untuk menetapkan cadangan kas minimum yang harus
dimiliki oleh bank – bank komersial.
b. Neraca
Perdagangan
Neraca
perdagangan adalah catatan pembukuan yang dimiliki oleh suatu negara dimana
didalamnya berisi tentang kegiatan perdagangan atau transaksi yang dilakukan
dalam skala internasional. Neraca perdagangan pada dasarnya berisi catatan
tentang kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain yang nilainya di ukur oleh kurs atau nilai tukar mata uang negara
tersebut dengan mata uang negara lain. Kondisi dari neraca perdagangan itu akan
berpengaruh terhadap nilai tukar itu sendiri karena neraca perdagangan
menunjukkan hasil transaksi barang dan jasa dalam skala internasional sehingga
juga dapat menunjukkan kondisi perekonomian dari negara tersebut.
c. Perbedaan
Suku Bunga dengan Negara Lain
Suku
bunga suatu negara juga memiliki peranan dalam mempengaruhi pergerakan nilai
tukar itu sendiri. Suku bunga adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank
sentral suatu negara atas pemanfaatan uang dalam jangka waktu tertentu.
Perbedaan suku bunga antar negara akan mempengaruhi ketertarikan investor untuk
berinvestasi. Apabila suku bunga suatu negara tinggi maka investor akan
cenderung berinvestasi di negara tersebut dan dengan banyaknya investasi yang
masuk dinegara tersebut akan mempengaruhi permintaan mata uang negara tersebut
dan pada akhirnya nilai tukar mata uang negara tersebut akan menguat.
d. Kondisi
Perekonomian dan Politik
Kondisi
perekonomian dan politik suatu negara juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap pergrakan nilai tukar. Jika kondisi politik suatu negara kondusif dari
ancaman akan memiliki potensi untuk melakukan investasi, dengan banyaknya
investasi yang masuk akan mempengaruhi kondisi perekonomian itu sendiri.
Semakin meningkatnya jumlah investasi yang masuk juga akan mempengaruhi
permintaan akan mata uang local sehingga kurs atau nilai tukar dari negara tersebut
akan naik.
Jika
dilihat dari kenaikannya, kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar memang
mengalami kenaikan secara signifikan. Tetapi hal tersebut juga bisa jadi
boomerang bagi negara Indonesia sendiri karena sebagian besar investasi yang
masuk adalah dana asing yang mana dan tersebut dapat sewaktu – waktu ditarik
oleh para investor dan berdampak pada kurs atau nilai tukar sehingga
menyebabkan kurs atau nilai tukar rupiah akan merosot.
Dilihat
dari sejarahnya, sistem kurs atau nilai tukar yang digunakan Indonesia terus
berganti dengan tujuan untuk terus menjaga stabilitas dari kurs atau nilai
tukar itu sendiri. Periode tersebut antara lain adalah:
a. Sistem
Nilai Tukar Tetap
Pada
tahun 1970 – 1978 Indonesia menganut sistem kurs tetap. Sistem kurs tetap
adalah sistem kurs dimana nilai tukar atau kurs yang digunakan oleh bank –
domestik ditentukan sepenuhnya oleh bank dunia atau otoritas moneter dunia
tanpa mempertimbangkan penawaran atau permintaan akan mata uang dari masing –
masing negara. Konsekuensi dari menganut sistem tersebut adalah Bank Indonesia
sebaga bank sentral Indonesia harus dapat memenuhi berapapun banyaknya
permintaan akan mata uang rupiah. Akibatnya pada periode ini Indonesia hamper
tiga kali melakukan devaluasi terhadap mata uangnya. Jika pada saat itu
Indonesia tidak melakukan devaluasi mata uang maka produk – produk ekspor yang
diproduksi Indonesia akan kalah saing di dalam pasar internasional.
b. Sistem
Nilai Tukar Mengambang Terkendali (1978 – 1997)
Pasca
Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap dan mengalami devaluasi selama tiga
kali pada tahun 1978, Indonesia beralih menganut sistem nilai tukar mengambang
terkedali. Pada periode ini sistem penetapan nilai tukar ditetapkan pemerintah melalui
jumlah penerimaan dan penawaran atas valuta yang ada di negara tersebut dan
Indonesia mengambangkan nilai tukarnya pada negara – negara yang yang memiliki
hubungan diplomasi dengan Indonesia. Tetapi meskipun Indonesia menganut sistem nilai
tukar mengambang terkendali, nilai tukar rupiah terhadap dollar dari tahun ke
tahun terus mengalami depresiasi.
c. Sistem
Nilai Tukar Mengambang Bebas (1997 – sekarang)
Akibat
Indonesia mengalami depresiasi terus menerus daru waktu ke waktu pada tahun
1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang bebas dimana penetapan
nilai tukar sepenuhnya ditentukan oleh penawaran dan permintaan atas valuta
asing itu sendiri. Dengan menganut sistem nilai tukar mengambang bebas ini
diharapkan nilai tukar Indonesia dapat mencapai keseimbangan.dengan konsekuensi
nilai tukar akan cenderung fluktuatif.
Untuk
menjaga stabilitas dalam bidang moneter suatu negara membutuhkan lembaga –
lembaga yang dapat membantu bank sentra. Terlepas dari fungsi bank sentral
sebagai pengatur moneter suatu negara, peran lembaga – lembaga keuangan
tersebut juga berpengaruh penting dalam mengatur perekonomian. Lembaga –
lembaga tersebut berperan sebagai pelaku kebijakan yang ditetapkan oleh bank
sentral. Dalam ekonomi moneter lembaga keuangan memiliki fungsi atau peranan
antara lain:
a. Pengalihan
Aset
Peran
lembaga keuangan sebagai pengalihan aset memiliki arti bahwa lembaga keuangan
berfungsi sebagai lembaga yang menyalurkan aset yang biasanya berupa dana dari
pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Jadi
peran lembaga keuangan sebagai pengalihan aset ini pada dasarnya hanya menjadi
perantara untuk menyalurkan aset tersebut.
b. Likuiditas
Lembaga
keuangan berperan sebagai likuiditas memiliki arti bahwa lembaga keuangan
memiliki kemampuan dapat menyediakan uang dalam bentuk tunai jika sewaktu –
waktu terdapat permintaan akan uang tersebut. Tapi dalam ekonomi modern
likuiditas dari uang tersebut bukan berupa uang seperti pada umumnya. Uang
secara tunai juga dapat dikemas dalam bentuk tabungan atau deposito yang
diterbitkan oleh bank komersial.
c. Transaksi
Peran
lembaga keuangan sebagai transaksi memiliki arti bahwa lembaga keuangan juga
berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah seseorang untuk melakukan transaksi.
Lembaga keuangan ini berfusngsi sebagai perantara dalam proses pembayaran dalam
transaksi dari barang atau jasa.
Dalam
eknomi moneter lembaga keuangan dibagi menjadi dua, yakni lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan
yang menghimpun dana masyarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat.
Sedangkan lembaga keuangan bukan bank lembaga keuangan yang menghimpun dana
dari masyarakat secara langsung atau tidak langsung untuk membantu suatu
perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan dana.
0 komentar:
Posting Komentar