Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Ekonomi Moneter



Ekonomi Moneter
ekonomi moneter merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang sistem keuangan, lembaga yang mengatur keuangan dan kebijakan untuk mengatur peredaran uang itu sendiri. Di dalam ekonomi moneter terkandung komponen – komponen dari ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi mikro dalam ekonomi moneter membahas tentang permintaan dan penawaran dari uang itu sendiri serta membahas keseimbangan tentang permintaan dan penawarannya. Ekonomi mikro dalam ekonomi moneter juga membahas peran dari lembaga -  lembaga keuangan yang mengatur tentang keseimbangn dari penawaran dan permintaan uang. Sedangkan ekonomi makro dari ekonomi moneter membahas tentang peredaran uang dalam skala nasional, ekspor dan impor serta membahas tentang nilai tukar dan nerca pembayaran.
Di dalam ekonomi moneter, hal yang paling pertama adalah uang di mana uang merupakan focus utama dari ekonomi moneter. Uang merupakan alat tukar yang menjadi media dari sebuah transaksi yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat saat melakukan suatu transaksi. Dengan adanya media transaksi seperti uang, transaksi akan lebih mudah dilakukan karena setiap barang atau jasa memiliki patokan nilai dari uang sehingga pada saat melakukan transaksi, barang atau jasa yang diperoleh dapat memiliki nilai yang sama. Selain sebagai penghitung nilai uang juga dapat berfungsi sebagai standar pembayaran dari pembayaran yang tertunda. Jadi uang dapat digunakan sebagai alat untuk membayar hutang atau pembayaran yang dilakukan di waktu yang akan datang.
Disisi lain ekonomi moneter juga membahas tentang pasar uang. Pasar uang merupakan pasar dimana dalam transaksinya pasar tersebut memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Pasar uang memiliki berbagai macam antara lain pasar obligasi, pasar modal dan pasar valuta asing. Pasar obligasi merupakan pasar dimana proses jual beli obligasi dilakukan. Obligasi itu sendiri adalah suatu perjanjian utang yang diberikan oleh pembuat obligasi kepada pemegang obligasi dimana pada saat jatuh tempo akan membayar pokok hutang beserta kupon bunganya. Pembuat obligasi biasanya akan mengeluarkan surat obligasi jika ada permintaan dari pemegang obligasi. Jenis ppasar uang lainnya adalah pasar modal. Pasar modal adalah wadah dimana transaksi jual beli modal dapat dilakukan. Di dalam transaksinya, pasar modal memperjual belikan instrument keuangan yang memiliki jangka panjang seperti saham, obligasi, weran, obligasi, dan lain – lain. Yang terakhir adalah pasar valuta asing. Pasar valuta asing adalah pasar yang dalam transaksinya memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Ekonomi moneter juga membahas lembaga – lembaga yang mengatur penawaran dan permintaan uang. Untuk mengatur permintaan dan penawaran uang terdapat lembaga – lembaga keuangan baik bank maupun non-bank. Lembaga – lembaga keuangan tersebut berfungsi sebagai media dari pelaku ekonomi untuk menjaga stabilitas peredaran uang yang ada di masyarakat. Lembaga keuangan ini memberikan fasilitas berupa jasa untuk menghimpun dana dari pihak – pihak yang kelebihan uang dan kemudian menyalurkan dana tersebut kepada pihak – pihak yang membutuhkan dana. Di Indonesia pergerakan uang dan kebijakkan yang berhubungan dengan uang ditentukan oleh Bank Indonesia yang pada dasarnya merupakan bank sentral Indonesia.
Analisis yang digunakan dalam pembahasan ekonomi moneter pada umumnya berdasarkan pada teori yang diungkapkan oleh penganut klasik dan penganut Keynes. Dalam teorinya kaum kalsik berasumsi bahwa kondisi full employment dalam perekonomian dapat tercapai dan kondisi perekonomian akan mencapai kestabilan dalam proses produksi karena terdapat kondisi full employment dimana tenaga kerja dimanfaatkan secara efisien dalam proses produksi. Dalam pasar uang kaum Keynes berpendapat bahwa masyarakat memiliki uang hanya untuk tujuan transaksi jadi jumlah uang yang beredar dimasyarakat hanya sejumlah kegiatan transaksi yang dilakukan oalh masyarakat itu sendiri. Tetapi teori tersebut di bantah oleh kaum Keynes. Kaum Keynes berpendapat bahwa dalam suatu perekonomian kondisi full employment sangat sulit untuk tercapai bahkan kemungkinan untuk tercapai sangat kecil. Menurut kaum Keynes stabilitas perekonomian akan tercapai dengan campur tangan dari pemernitah dan jumlah uang permintaan akan uang oleh masyarakat tidak hanya ditentukan oleh besarnya jumlah transaksi yang dilakukan oleh masyarakat tetapi ada faktor lain seperti faktor spekulasi dan faktor berjaga – jaga. Untuk kebutuhan spekulasi memiliki arti bahwa dengan memiliki uang seseorang dapat memperoleh keuntunngan di waktu yang akan datang. Keuntungan yang diharapkan dengan memiliki uang tersebut diperoleh dari hasil investasi yang berupa bunga. Sedangkan dari motif berjaga – jaga masyarakat beranggapan bahwa dengan menyimpan uang mereka akan dapat memenuhi kebutuhan yang terjadi secara mendadak atau dalam kondisi yang darurat.
Di dalam pembahasan ekonomi moneter juga terdapat pembahasan tentang ekonomi moneter internasional. Sistem moneter internasional dapat diartikan sebagai suatu sistem atau struktur yang menentukan nilai tukar atau kurs mata uang di berbagai negara. Bank Indonesia sebagai Bank sentral negara Indonesia akan terus mengularkan patokan nilai tukar atau kurs di setiap harinya. Dewasa ini nilai tukar atau kurs mata uang Indonesia terhadap dollar terus mengalami penguatan. Berdasarkan data dari BI pada hari Rabu 2 Maret 2016, nilai tukar rupiah terhadap dollar naik hingga menyentuh Rp 13.286 dibandingkan hari sebelumnya yang berkisar Rp 13.335. Kabarnya penguatan kurs rupiah terhadap dollar tersebut diakibatkan melemahnya perekonomian Amerika Serikat sebagai akibat dari gejolak harga minyak dunia dan perlambatan perekonomian yang dialami oleh China.
Dari penguatan kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar, banyak manfaat yang didapatkan oleh Indonesia. Salah satu diantaranya adalah banyaknya investasi dana asing yang masuk ke Indonesia. Kurs atau nilai tukar adalah salah satu yang dipertimbangkan pada saat melakukan investasi. Dengan menguatnya kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar kepercayaan investor asing terhadap pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga ikut meningkat. Nilai tukar atau kurs itu sendiri memiliki faktor yang mempengaruhi pergerakan naik atau turunnya. Beberapa faktor – faktor tersebut antara lain adlah sebagai berikut.
a.       Tingkat Inflasi
Inflasi adalah keadaan dimana dalam suatu negara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang mengakibatkan turunnya nilai uang itu sendiri sehingga harga – harga barang atau jasa yang ada di dalam suatu negara tersebut mengalami kenaikan. Inflasi tidak akan berarti pada perekonomian jika inflasi itu dapat ditahan sehingga dapat selalu mengalami stabilitas. Tingginya tingkat inflasi akan merangsang pemerintah meningkatkan impor karena dianggap biaya impor lebih kecil daripada biaya produksi suatu komoditas. Hal tersebut juga akan mengakibatkann neraca pembayaran menjadi defisit sehingga neraca pembayaran semakin melemah. Untuk mengatasi tingginya tingkat inflasi dalam perekonomian, bank sentral memiliki instrument – instrument kebijakan. Instrument tersebut antara lain adalah politik pasar terbuka dimana untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat bank sentral menjual surat – surat berharga pada masyarakat. Kedua adalah politik diskonto. Politik diskonto merupakan kebijakna dari bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat bunga sehingga uang yang beredar di masyarakat menjadi stabil. Saat bank sentral menaikan tingkat bunga maka masyarakat akan cenderung menginvestasikan uang yang mereka miliki dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan. Ketiga adalah politik cadangan minimum. Politik cadangan minimum adalah instrument kebijakan dari bank sentral untuk menetapkan cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank – bank komersial.
b.      Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah catatan pembukuan yang dimiliki oleh suatu negara dimana didalamnya berisi tentang kegiatan perdagangan atau transaksi yang dilakukan dalam skala internasional. Neraca perdagangan pada dasarnya berisi catatan tentang kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang nilainya di ukur oleh kurs atau nilai tukar mata uang negara tersebut dengan mata uang negara lain. Kondisi dari neraca perdagangan itu akan berpengaruh terhadap nilai tukar itu sendiri karena neraca perdagangan menunjukkan hasil transaksi barang dan jasa dalam skala internasional sehingga juga dapat menunjukkan kondisi perekonomian dari negara tersebut.
c.       Perbedaan Suku Bunga dengan Negara Lain
Suku bunga suatu negara juga memiliki peranan dalam mempengaruhi pergerakan nilai tukar itu sendiri. Suku bunga adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral suatu negara atas pemanfaatan uang dalam jangka waktu tertentu. Perbedaan suku bunga antar negara akan mempengaruhi ketertarikan investor untuk berinvestasi. Apabila suku bunga suatu negara tinggi maka investor akan cenderung berinvestasi di negara tersebut dan dengan banyaknya investasi yang masuk dinegara tersebut akan mempengaruhi permintaan mata uang negara tersebut dan pada akhirnya nilai tukar mata uang negara tersebut akan menguat.
d.      Kondisi Perekonomian dan Politik
Kondisi perekonomian dan politik suatu negara juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pergrakan nilai tukar. Jika kondisi politik suatu negara kondusif dari ancaman akan memiliki potensi untuk melakukan investasi, dengan banyaknya investasi yang masuk akan mempengaruhi kondisi perekonomian itu sendiri. Semakin meningkatnya jumlah investasi yang masuk juga akan mempengaruhi permintaan akan mata uang local sehingga kurs atau nilai tukar dari negara tersebut akan naik.
Jika dilihat dari kenaikannya, kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar memang mengalami kenaikan secara signifikan. Tetapi hal tersebut juga bisa jadi boomerang bagi negara Indonesia sendiri karena sebagian besar investasi yang masuk adalah dana asing yang mana dan tersebut dapat sewaktu – waktu ditarik oleh para investor dan berdampak pada kurs atau nilai tukar sehingga menyebabkan kurs atau nilai tukar rupiah akan merosot.
Dilihat dari sejarahnya, sistem kurs atau nilai tukar yang digunakan Indonesia terus berganti dengan tujuan untuk terus menjaga stabilitas dari kurs atau nilai tukar itu sendiri. Periode tersebut antara lain adalah:
a.       Sistem Nilai Tukar Tetap
Pada tahun 1970 – 1978 Indonesia menganut sistem kurs tetap. Sistem kurs tetap adalah sistem kurs dimana nilai tukar atau kurs yang digunakan oleh bank – domestik ditentukan sepenuhnya oleh bank dunia atau otoritas moneter dunia tanpa mempertimbangkan penawaran atau permintaan akan mata uang dari masing – masing negara. Konsekuensi dari menganut sistem tersebut adalah Bank Indonesia sebaga bank sentral Indonesia harus dapat memenuhi berapapun banyaknya permintaan akan mata uang rupiah. Akibatnya pada periode ini Indonesia hamper tiga kali melakukan devaluasi terhadap mata uangnya. Jika pada saat itu Indonesia tidak melakukan devaluasi mata uang maka produk – produk ekspor yang diproduksi Indonesia akan kalah saing di dalam pasar internasional.
b.      Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (1978 – 1997)
Pasca Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap dan mengalami devaluasi selama tiga kali pada tahun 1978, Indonesia beralih menganut sistem nilai tukar mengambang terkedali. Pada periode ini sistem penetapan nilai tukar ditetapkan pemerintah melalui jumlah penerimaan dan penawaran atas valuta yang ada di negara tersebut dan Indonesia mengambangkan nilai tukarnya pada negara – negara yang yang memiliki hubungan diplomasi dengan Indonesia. Tetapi meskipun Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali, nilai tukar rupiah terhadap dollar dari tahun ke tahun terus mengalami depresiasi.
c.       Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (1997 – sekarang)
Akibat Indonesia mengalami depresiasi terus menerus daru waktu ke waktu pada tahun 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang bebas dimana penetapan nilai tukar sepenuhnya ditentukan oleh penawaran dan permintaan atas valuta asing itu sendiri. Dengan menganut sistem nilai tukar mengambang bebas ini diharapkan nilai tukar Indonesia dapat mencapai keseimbangan.dengan konsekuensi nilai tukar akan cenderung fluktuatif.
Untuk menjaga stabilitas dalam bidang moneter suatu negara membutuhkan lembaga – lembaga yang dapat membantu bank sentra. Terlepas dari fungsi bank sentral sebagai pengatur moneter suatu negara, peran lembaga – lembaga keuangan tersebut juga berpengaruh penting dalam mengatur perekonomian. Lembaga – lembaga tersebut berperan sebagai pelaku kebijakan yang ditetapkan oleh bank sentral. Dalam ekonomi moneter lembaga keuangan memiliki fungsi atau peranan antara lain:
a.       Pengalihan Aset
Peran lembaga keuangan sebagai pengalihan aset memiliki arti bahwa lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga yang menyalurkan aset yang biasanya berupa dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Jadi peran lembaga keuangan sebagai pengalihan aset ini pada dasarnya hanya menjadi perantara untuk menyalurkan aset tersebut.
b.      Likuiditas
Lembaga keuangan berperan sebagai likuiditas memiliki arti bahwa lembaga keuangan memiliki kemampuan dapat menyediakan uang dalam bentuk tunai jika sewaktu – waktu terdapat permintaan akan uang tersebut. Tapi dalam ekonomi modern likuiditas dari uang tersebut bukan berupa uang seperti pada umumnya. Uang secara tunai juga dapat dikemas dalam bentuk tabungan atau deposito yang diterbitkan oleh bank komersial.
c.       Transaksi
Peran lembaga keuangan sebagai transaksi memiliki arti bahwa lembaga keuangan juga berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah seseorang untuk melakukan transaksi. Lembaga keuangan ini berfusngsi sebagai perantara dalam proses pembayaran dalam transaksi dari barang atau jasa.
Dalam eknomi moneter lembaga keuangan dibagi menjadi dua, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Sedangkan lembaga keuangan bukan bank lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat secara langsung atau tidak langsung untuk membantu suatu perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan dana.

0 komentar:

Posting Komentar