Penawaran Uang
Tabu Dalam Sinkroniasi Kebijakan
Oleh : M rizqi
iskhaqi S1 ilmu economi dan study pembangunan Fakultas ekonomi universitas negri jember
Seperti
apa yang tengah terjadi dalam perkembangan zaman, Polemik dalam perekonoian
kini semakin sulit untuk di prediksi. Pemilihan berbagai macam kebijakan harus
di sandingkan dengan suatu kondisi mengendalikan berbagai polemik yang terus
berdatangan. Pergerakan yang semakin tidak menentu akan menggiring suatu
permasalahan yang tak kunjung selesai akar permasalahannya. Beberapa hal yang
tampak nyata terjadi dalam nilai tukar yang bermanufer mengikuti arus yang
berjalan. Seperti yang tengah kita ketahui bahwa masalah ini merupakan dampak
nyata yang akan tercipta dari hasil aplikasi perilaku masyarakat sebagai pelaku
yang merespon pergerakan perekonomian yang terjadi.
Peran
nyata harus di lakukan oleh para pemangku kebijakan dalam merespon kondisi ini
melalui kebijakan yang di tempuh nantinya. Hrapan yang tinggi harus di imbangi
dengan berbagai pertimbangan yang matang dari banyak sektor yang mendukung
jalannya roda ekonomi masyarakat luas. Banyak hal tersebut meliputi berbagai
bidang seperti stabilitas dalam pasar valuta asing dimana dalam hal tersebut
akan mengacu pada permintaan uang yang terjadi. Butuh menjaga nilai tukar tetap
dalam range yang sudah di tetapkan untuk dapat menjaga pengeluaran uang dan
pasokan uang. Hal-hal ini akan merujuk pada yang di gambarkan dalam cadangan
devisa untuk mampu berkontribusi dalam perekonomian secara nasional.
Kebijakan
menjadi suatu obat manjur bagi perekonomian meski selalu berubah seiring dengan
pergerakan yang berlangsung. Dalam stabilitas perekonomian kebijakan moneter
memiliki peran yang cukup penting dalam mengantisipasi dari berbagai ramalan
perekonomian yang akan terjadi. Salah satu contoh yang menjadi contoh riil
yaitu dalam bidang keuangan melalui sekup
suku bunga, investasi dengan tax holiday, inflasi dan masih banyak lagi
yang menjadi varibel olahan dalam mengatur perekonomian agar tetap dalam
kondisi yang di harapkan.
Dalam
mengambil suatu keputusan kebijakan moneter juga diperlukan berbagai macam
dorongan dari sektor lain di luar ruang monetary. Sinkronisasi pada setiap lini
pelaku perekonomian harus menjadi suatu tuntutan terciptanya iklim perekonomian
yang di harapkan. Seperti yang sudah dirumuskan dimana penyerapan pengeluaran
baik berupa faktor riil maupun kebijakan akan mempengaruhi kinerja kebijakan
selanjutnya. Tidak samapai disitu namun Arah kebijakan juga akan terpengaruh
dengan langkah yang di ambil oleh otoriter lain yang mempengaruhi satu kesatuan
perekonomian. Oleh karenanya pembentukan arus perekonomian harus di sesuaikan
dan di kondisikan dengan seksama demi suatu langkah mudah untuk mencapai
tujuannya.
Kebijakan
moneter merupakan salah satu ranah dimana pengaturan arus keuangan dalam suatu
negara terjadi. Kestabilan perekonomian dimainkan melalui pengaturan investasi,
suku bunga, dan surat berharga baik portofolio maupun lainnya yang sejenis.
Pengelolaan atau pengaturan lebih di tekan pada dasar permodalan dan arus
keuangan yang dinilai dapat menggerakkan sektor riil. Seperti yang tengah
berlanjut hingga saat ini bahwa permainan modal menjadi point yang nyata untuk
memulai suatu langkah usaha. Tanpa asupan modal yang kuat maka sektor riil akan
tergerus roda perekonomian dimana di dalamnya saling menjatuhkan. Nilai tukar
merupakan salah satu tolak ukur respon pasar dunia terhadap kondisi
perekonomian suatu negara. Pelemahan nilai tukar adalah penurunan permintaan
akan komoditi yang ada dalam suatu negara baik investasi atau barang dan jasa.
Sebagai
contoh dimana jika dalam mengembalikan nilai tukar untuk kembali dalam kondisi
yang semestinya, maka permainan akan dilakukan dalam sekup penawaran uang untuk
menggerakkan sektor riil. Jika output meningkat tinggi hingga volume expor
menigkat , maka permintaan uang akan meningkat dan akan diikuti dengan
penguatan nilai tukar. Nilai tukar yang normal maka dengan sendirinya akan
menyetabilkan harga. Sesutau yang mustahil menjadi mungkin dimana kekuatan penawaran
uang menjadi kunci jalannya perekonomian. Namun untuk saat ini dengan
perekonomian yang global kondisi ini akan semakin sulit untuk di kendalikan
karena supply barang yang semakin
banyak dan bersumber dari banyak pihak. Persaingan pelaku yang tidak lagi sama
ini akan menjadi suatu masalah baru bagi pemangku kebijakan moneter dalam
menstabilkan perekonomian melalui sektor arus keuangan dan barang. Variabel
yang digunakan seperti suku bunga menjadi sangat riskan dan butuh pertimbangan
yang sangat luas.
seperti
yag tengah kita ketahui bahwa suatu koordinasi dan sinkronisasi dalam suatu
tujuan yang sama memang sangat di perlukan. Namun yang perlu dapat di ketahui
ketika dalam otoritas yang berbeda menempuh jalan yang bertentangan dengan
sinkronisasi sebelumnya yang terbentuk maka ranah kestabilan menjadi langkah
pengimbangan. Kebijakan akan cenderung mengerucut pada langkah antisipasi dari
pada membangun. Ini dilakukan pasalnya dalam perjalanan natinya terjadi gejolak
yang menekan perekonoman bila tidak dilakukan perimbangan dari pihak lain.
Seperti
yang dilakukan oleh lembaga otoritas bank sentral indonesia dalam mengawal
berbagai paket kebijakan perekonomian yang di keluarkan oleh pemerintah kerja
presiden jokowi. Dalam kebijakan moneter yang di ambil pengendalian inflasi dan
suplai dilakukan untuk menggerakkan sektor riil dengan mengkoordinasi tiap
daerah. Ini di harapkan gairah masyarakat tetap dalam konsistensi jalannya
perekonomian pada mestinya. Koordinasi tiap daerah di harapkan akan membentuk
opini tentang infasi dalam tingkat nasional, pasalnya pengendalian tiap daerah
di nilai lebih mudah dari pada melalui
sekup global secara langsung.
Tidak
hanya disitu stabilitas nilai mata uang juga menjadi suatu gambaran menjadi
sasaran untuk menciptakan suatu kondisi sehat. Upanya pengaturan pada pasar
uang dan obligasi menjadi point yang dimainkan. Laju nilai tukar akan di jaga
dalam kondisi yang aman sampai kestabilan di sektor riil tidak terpengaruh.
Tidak hanya disitu , macam-macam obligasi mulai di mainkan dengan melakukan
pembelian beberapa di antaranya untuk menjaga peredaran uang yang ada di luar
pihak perbankan. Penyerapan yang di perlukan di lakukan dengan menjual surat berharga yang di
keluarkan pada pihak perbankkan. Dalam hal ini sentrlasisasi kontrol di
harapkan dilakukan melalui lembaga keuangan yang mana masih dalam lingkup pengeolaan otoritas moneter.
Dalam
pengawalannya sektor valuta asing juga tidak luput dalam pengawalan karena
dinilai dapat mengganggu kestabilan perekonomian jika ketimpangan sangat besar
terjadi di dalamnya. Pengaturan baik di sisi penawaran maupun permintaan
menjadi kunci besaran yang nlai dalam valas tersebut. Penyempitan waktu di
nilai menjadi solusi untuk evaluasi terkait dengan pergerakan yang terjadi baik dalam trend yang positif maupun negatif.
Range waktu satu minggu merupakan waktu yang ideal untuk mengkaji perubahan
perilaku di pasar. Perpanjangan tenor juga hanya di batasi dalam jangka 3 bulan
ini dengan harapan apabila terjadi suatu gejolak nantinya dapat di ambil alih
supaya tidak berkepanjangan. Batas pembelian valas juga di batasi ayng mulanya
100ribu dolar kini menjadi 25ribu dolar pernasabah perbulan serta di ikuti
lampiran NPWP dan mempercepat proses persetujuan utang luar negri dengan asas
kehati –hatian. Dalam kasus ini di harapkan pengendalian tetap lancar dan tidak
ada hambatan jika terjadi kekuranagn modal dan tidak lepas dari tanggung jawab
pajak.
Langkah
yang menjadi prioritas selanjunya adalah dimana otoritas moneter juga
memperhitungkan pertimbangan pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan
infrastruktur. Langkah ini di kembangkan melalui swap hedging yang juga ikut
berperan serta membangun devisa negara melalui pajak yang di dapatkan. Hal
tersebut dinilai sangat berpotensi dalam mempengaruhi perkembangan ekonomi di
masa yang akan datang. Ini di karenakan akses distribusi dan pengelolaan
kestabilan perekonomian menjadi dasr kelancaran arus perekonomian.
Permainan
perekonomian demi menguasai berbagai lini memang sangat banyak dilakukan,
kondisi demgrafis tidak lagi menjadi sebuah hambatan bagimana penguasaan itu
berhenti. Penawaran uang di lelang saham minyak badan usaha milik negara arab
saudi mulai genjar dilakukan. Dalam taktisnya mereka sedikit demi sedikit
mengalihkan sumberdaya yang ada ke berbagai sumberdaya yang masih hal yang
sulit dan tidak ada di dala penguasaannnya. Pengalihan makna disini tersirat bahwa perekonomian mulai berfikir
jangka panjang dengan melihat trend dan perkembangan yang ada.
Dalam
pergeakannya secara tidak langsung sebuah langkah yang di ambil akan sangat
mempengaruhi suatu keseimbangan akan peredaran uang dalam masyarakat. Penjualan
surat berharga akan merespon permintaan akan uang bergulir dalam proses
tersebut. Tidak hanya dalam proses transaksi yang terjadi saja, namun biaya
yang akan di timbulkan juga akan menciptakan sebuah alasan kenapa suatu saat
akan terjadi gejolak aka jumlah uang yang beredar. Sebenarnya dalam pergerakan
keuangan ini di dasari atas penawaran akan sebuah kebutuhan.
Kebijakan
yang dilakukan suatu negara seperti yang dilakukan arab saudi dengan meminta
menambah jumlah uang beredar dengan secara implisit. Pasalnya seperti yang
tengah disampaikan dalam sebelumnya keseluruhan akan penguasaaan perekonomian
juga akan menimbulkan permintaan akan barang lain yang juga dapat menimbukan
penawwaran akan uang juga meningkat. Belum lagi jika ini di ikuti dengan arus
biaya yang terjdi dalam keberlangsungan perekonomian juga tentunya menciptakan
ruang dimana pihak ketiga menjadi ladang berkembangnya akan penawaran uang.
Penawaran
uang kini dapat menjadi sebuah gambaran kekuatan maupun kelemahan suatu
perekonomian suatu wilayah. Dalam kasus penawaran uang untuk pengalihan
kekayaann mutlak ke arah kekayaan yang minoritas dapat di tafsirkan ke dalam
penawaran yang positif. Yang dimaksudkan disini adalah penawaran guna membuka
sebuah peluang kepemilikan dengan harapan sebuah kemandirian. Pengeluaran
tersebut atau penawaran uang menjadi kunci utama kesejahteraan akan pemenuhan
kebutuhan yang merata bagi masyarakat sekitarnya.
Dalam
pengeluarannya atau penawarannnya yang dikatakan negatif adalah dimana dalam
proses berjalannnya mengakibatkan sebuat ketidak efektifan alokasi dana
tersebut. Dalam masa yang tengah dilakukan dalam perekonomian ini sering
terjadi jika penawaran akan uang hanya terjadi akibat berkembangnya pihak
ketiga sebagai gambaran biaya dalam memegang uang. Biayan akan memegang uang
tidak tersebut menciptakan gap yang jelas dari permintaan akan penawaran uang
berlebih dengan output yang semu. Disni dapat diartikan bahwa suntingan dana
tidak lagi di alokasikan dalam ranah yag produktif.
Perekonomian
saat yang di gambarkan oleh penawaran uang berlebih oleh masyarakat kini tidak
lagi dapat dikaji menjadi suatu gambaran pertumbuhan perekonimian domistik
begitu saja. Dalam lapang mungkin ini akan dapat di aplikatifnya. kelompokkan
dala kondisi yang positif dan negatif dalam segi kemanfaatan Namun, dalam
jangka panjang ini akan mengguncang kestabilan perekonomian yang terjadi di
suatu wilayah tersebut. Penawaran akan uang yang berjalan pada bidang produktif
dan semu yang diakibatkan oleh pihak ketiga disini sedikit demi sedikit
menggeser keseimbangan perekonomian yang ada dalam wilayah tersebut.
Perlu
menjadi sebuah pembelajaran juga bahwa ketika seseorang memegang uang disitu
akan ada biaya yang akan masuk dan memengaruhi penawaran uang tanpa di sadari.
Biaya akan memegang uang menjadi tanggungan yang harus di keluarkan dengan
aspek keamanan serta jaminan akan kepemilikan uangnya. Dari sinilah awal
mulanya muncul peran pihak ketiga dimana penghantar akan dua kebutuhan yang
berbeda. Suatu kondisi dimana salah seorang membutuhkan akan jaminan dan
keamanan dan disisi lain membutuhkan sebuah dorongan modal untuk produktif.
Sampai
saat ini dorongan akan penawaran uang menjadi berbaga macam bentuk seperti
berbagai ranah yang di gunakan sebagai sarana penghantar. Sebagai contoh yang
dilakukan disaat diberlakukan kebijakan dengan menurunkan tingkta bunga oleh
otoritas moneter, sebenarnya ini membuka peluang akan peningkatan penawaran
uang denga pasif. Jalan di buka dengan sengaja dengan harapan kondisi hasil
yang positif. Oleh karenanya dalam menjaga sebuah kestabilan sangatlah sulit
karena sering di jumpai kontradiksi antar pelaku ekonomi dalam menjalankan
perannya. Penyelarasan atau perimbangan dari salah satu pemegang otoritas
kebijakan harus dilakukan. Kordinasi dan komunikasi menjadi salah satu kunci
utama menjaga kondisi yang stabil.
0 komentar:
Posting Komentar