Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

Indonesai dikuasai oleh Kedelai Impor

Indonesai dikuasai oleh Kedelai Impor

Kacang kedelai atau yang biasanya kita sebut dsengan kedelai, merupakan salah satu bahan baku utama yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Indonesia. Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang paling banyak di konsumsi di dunia. Hal ini dikarenakan menurut para ahli menyatakan bahwa kandungan gizi dalam kedelai memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Karena kedelai memiliki kandungan protein nabati. Dalam hal vitamin oun, kedelai mengandung nvitamin K, riboflavin, asamfolat atau vitamin B9, vitamin B6, thiamin, dan vitamin C.
Indonesia terkenal dengan bangsa tempe, itulah sebuah anekdot yang memberikan gambaran bangsa yang lemah, tak berdaya, atau sebagainaya. Istilah bangsa tempe ini juga pernah di ucapkan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1963 sebagai ungkapan negara Indonesia bukan sebagai bangsa pengemis, melainkan sebagia bangsa yang besar. Dapat dikatakan seperti ini, karena hampir sebagian besar penduduk Indonesia mengenal makanan tempe dan tahu. Bagi bangsa Indonesia sendiri, memang tidak lengkap rasanya bila kita memakan lauk pauk tidaka da tempe dan tahu. Oleh karena itu, wajarlah bila ketergantungan negara Indonesia terhadap tempe dan tahu dari bahan baku utamanya yaitu kedelai sangatlah besar.
Di Indonesia bisnis pangan kedelai sangatlah berbeda, ketika pelaku bisnis komoditas pangan lain menginginkan pengurangan, bahkan penghentian impor. Maka beda cerita dengan pelaku usaha kedelai yang berada di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) justru meminta pemerintah untuk tidak mengganggu siklus perdagangan kedelai impor. Persoalan Indonesia sangat bergantung sekali pada kedelai impor terlihat dari setiap tahunnya negara Indonesia mengimpor sebanyak 2 juta ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hal ini bisa terjadi di karenakan, produsen pengrajin kedelai lokal di Indonesia  lebih menyukai kedelai impor dibanding kedelai lokal. Dan mereka khawatir jika pemerintah tiba tiba berhenti mengipor maka harga kedelai akan meningkat. Selain itu, jumlah produksi kedelai lokal jenis Anam II pada tahun lalu hanya 983 ribu ton. Padahal, kebutuhan kedelai para  pengrajin tempe dan tahu mencapai sekitar 1,8 juta ton per tahun. Pada 2015. Kata Yus’an, kedelai impor yang masuk mencapai 2,26 juta ton.
Terkait dengan proses impor, adanya wacana perluasan wewenang Perum Bulog. Khawatirnya nantinya impor kedelai hanya bisa dilakukan BUMN tersebut. Kini, harga kedelai di tingkat gudang importir Rp. 6.170 per kg.
Di lain sisi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian tidak menyangkal adanya rencana pemerintah memangkas kuota impor kedelai. Hal intu dilakukan untuk memperbaiki harga jual eceran kedelai di pasar yang saat ini dinilai petani terlalu murah. Harga kedelai yang rendah, menurut hasil disebabkan bombardir dari impor kedelai terutama dari Amerika Serikat. Celakanya, kedelai impor itu lebih di gandrugi lantaran bentuk dan kualitasnya yang lebih baik.
Menurut saya, keputusan pemerintah untuk mengurangi jumlah komoditas kedelai impor yang masuk ke Indonesia adalah suatu tindakan yang menguntungkan untuk Indonesia. Pro kontra di masyarakat mengenai impor kedelai memang sangatlah rumit. Jika kita terus terusan mengimpor kedelai dari Amerika Serikat, maka kita akan terus ketergantungan dengan impor kedelai.
Memang saat ini, kedelai impor sedang murah komoditas harganya. Dikarenakan selama seminggu sepekan ini, rupiah telah mengalami terapresiasi sehingga jika Indonesia mengimpor barang dari luar negeri menjadi hsrganya lebih murah. Tapi seiring berjalannya wakktu kedepannya, jika nilai rupiah mengalami depresiasi maka memungkinkan harga kedelai akan meningkat lagi tajam dana kan menyebabkan tingkat inflasi meningkat di indonesia karena komoditas kedelai menjadi mahal.
Sejauh ini, komoditas kedelai masih merupakan suatu komoditas dengan tingkat konsumtif yang tinggi di Indonesia.Sehingga bila rupiah mengalami depresi maka menyebabkan devisa negara menjadi berkurang banyak dan membuat rupiah makin terdepresiasi.
Dengan mengurangi kuota kedelai impor, maka harga kedelai lokal di Indonesia tidak terlalu tertekan. Sehingga kesejahteraan petani kedelai tidak semakin menurun. Dengan menggunakan produk kedelai lokal, kita lebih menghargai produk hasil dalam negeri. Sehingga pertubuhan roda perekonomian di Indonesia jadi semakin berkembang, Indonesia pun merupakan sebuah agraris dan mempunyai kekayaan melimpah terutama di bidang sumber daya pertanian, seharusnya indonesia bisa terus memanfaatkan lsumber daya alam sehingga bisa mencukupi kouota komoditas kedelai dalam negeri.
Mungkin saat ini, produksi kedelai di Amerika Serikat melipah sehingga pasar di negara Indonesia bisa terus menampung produk domestiknya. Sehingga importir indonesia banyak yang mendatangkan kedelai dari Amerika Serikat karena adanya selisih harga yang lebih murah dari kedelai dalam negeri. Kondisi lain yang menghambat produksi kedelai domestik di Indonesia yakni, para produsen tempe di Indonesia sendriri pun lebih menyukai produk dari kedelai impor dari pada produk kedelai dalam negeri.
Semakin tingginya impor kedelai, maka akan menyebabkan harga kedelai lokal sangat dipengaruhi oleh harga internasional. Sehingga harga kedelai yang turun saat ini, menyebabkan harga kedelai lokal di Indonesia kembali di tekan harganya. Oleh sebab itu, petani kedelai dalam negeri merasa rugi jika menanam kedelai. Dan Hal itu bisa terjadi karenakan pasar kedelai kita telah dibanjiri dengan kedelai impor yang harganya cenderung lebih murah dari kedelai lokal akibat tarif impor dalam negeri yang sangat rendah, sehingga masyarakat dan produsen tempe, tahu, kecap, dll yang menggunakan bahan baku kedelai lebih memilih kedelai impor. Dampaknya, kedelai lokal semakin sulit memasuki pasaran di negeri sendiri, sehingga produksinya semakin menurun di setiap tahunnya.
Dari info yang saya baca, Kualitas kedelai asal Grobogan, Jawa Tengah, diklaim mampu mengalahkan kulaitas kedelai impor. Selain mempunyai ukuran biji yang lebih besar, biji lebih utuh, sehat, dan segar, serta harga kedelai ini pun mampu bersaing dengan kedelai impor. Kadar protein 44% untuk kedelai Grobogan, sementara kedelai impor sekitar 35% ke bawah. Kedelai Grobogan yang diperkenalkan ini merupakan hasil dari bibit lokal yang diberikan perlakuan khusus, yaitu pupuk BMF BIO LEMI dan BMF BIO FERT. Pupuk ini bekerja dengan memaksimalkan produktivitas tanaman subtropis di daerah tropis sehingga mampu mencapai hasil 3ton/ha.
Keterkaitan lintas sektor dalam penanganan komoditas kedelai sangat besar sehingga kandungan sosial ekonomi, psikologis dan politisnya bauk nasional maupun internasional cukup tinggi. Pangsa produksi kedelai Indonesia kurang dari satu persen dari produksi kedelai dunia. Produksi kedelai dunia dikuasai oleh lima negara produsen utama, yaitu Amerika Serikat, Brazilia, Argentina, Cina dan India dengan proporsi 92% produksi total kedelai dunia yang besarnya 143,2 juta ton. Meskipun Cina termasuk negara produsen utama namun juga merupakan negara importir terbesar dengan rata-rata impor kedelai sebesar 17,68 juta ton per tahun (Departemen Pertanian, 2006)
Memang sebaiknya pemerintah harus cepat mengurangi kuota komoditas impor kedelai, dikarenakan dari tahun ke tahun tingkat komoditas impor kedelas terus meningkat. Dan Indonesia harus bisa lepas dari ketergabtungan impor kedelai. Padahal kedelai di Indonesia adalah hasil pangan penting mengingat Indonesia sebagian besar masyarakatnya gemar mengkonsumsi tahu dan tempe.
Menurut Subandi (2007), paling tidak ada lima strategi penting yang harus dilaksanakan oleh pemerintah untuk menjamin keberhasilan peningkatan produksi kedelai nasional, yaitu: (1) Perbaikan harga jual; (2) Pemanfaatan potensi lahan; (3) Intensifikasi pertanaman; (4) Perbaikan proses produksi; dan (5) Konsistensi program dan kesungguhan aparat.
Saran saya, pemerintah harus terus mendorong agar pertani dalam negeri mau meningkatkan kuota komoditas kedelai lokalnya, mungkin bisa dengan cara negoisasi harga yang menguntungkan petani dan perajin tempe sehingga petani mau memakai teknologi dan varietas unggulan yang telah dikembangkan. Dan setelah iru pemerintah diharapkan mengembangkan lahan yang kurang dimanfaatkan seperti di bawah tegakan hutan Perhutani dan di luar jawa untuk di tanam kedelai. Jika hal ini dilakukan dengan tepat oleh pemerintah, maka jika sewaktu-waktu  harga kedelai impor melonjak tinggi seperti tahun 2014 mencapai 9.900kg. Indonesia jadi sudah bisa lepas dari krisis dan swasembada dan Indonesia bisa hidup mandiri dari produk impor kedelai luar negeri.

Pemerintah saat ini membuat aturan yang mewajibkan para importir kedelai untuyk menyerap kedelai lokal hasil produksi petani di dalam negeri. Kebijakan ini juga diharapkan bisa memangkas jumloah impor kedelai hingga 300.000 ton tahun ini. Kebijakan wajib serap ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi importir agar dapat emperoleh izin impor kedelai. Jika tidak membeli terlebih dahulu kedelai lokal, maka izin impor tidak akan diberikan. Akan tetapi kebijakan wajib serap belum ada surat tertulis, jadi diharapkan pemerintah harus cepat membuat perintah tertulis sehingga penanaman kedelai lokal dapat memberikan keuntungan yang layak. Dalam hal ini pemerintah menetapkan baru untuk importir kedelai yang akan mengimpor di tahun 2016. Importi wajib membeli kedelai petani lokal sejumah yang diimpor dari luar negeri. Proporsi yang ditetapkan yaitu 1:1 antara kedelai impor dengan kedelai yang dibeli. Sehingga di harapkan kedepannya kedelai petani lokal lebih terserap di pasar. 

0 komentar:

Posting Komentar