Indonesai
dikuasai oleh Kedelai Impor
Kacang kedelai atau yang biasanya kita sebut dsengan
kedelai, merupakan salah satu bahan baku utama yang dibutuhkan masyarakat
khususnya di Indonesia. Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang
paling banyak di konsumsi di dunia. Hal ini dikarenakan menurut para ahli
menyatakan bahwa kandungan gizi dalam kedelai memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan. Karena kedelai memiliki kandungan protein nabati. Dalam hal vitamin
oun, kedelai mengandung nvitamin K, riboflavin, asamfolat atau vitamin B9, vitamin
B6, thiamin, dan vitamin C.
Indonesia terkenal dengan bangsa tempe, itulah sebuah
anekdot yang memberikan gambaran bangsa yang lemah, tak berdaya, atau
sebagainaya. Istilah bangsa tempe ini juga pernah di ucapkan oleh Presiden
Soekarno pada 17 Agustus 1963 sebagai ungkapan negara Indonesia bukan sebagai
bangsa pengemis, melainkan sebagia bangsa yang besar. Dapat dikatakan seperti
ini, karena hampir sebagian besar penduduk Indonesia mengenal makanan tempe dan
tahu. Bagi bangsa Indonesia sendiri, memang tidak lengkap rasanya bila kita
memakan lauk pauk tidaka da tempe dan tahu. Oleh karena itu, wajarlah bila
ketergantungan negara Indonesia terhadap tempe dan tahu dari bahan baku
utamanya yaitu kedelai sangatlah besar.
Di Indonesia bisnis pangan kedelai sangatlah berbeda,
ketika pelaku bisnis komoditas pangan lain menginginkan pengurangan, bahkan
penghentian impor. Maka beda cerita dengan pelaku usaha kedelai yang berada di
Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) justru
meminta pemerintah untuk tidak mengganggu siklus perdagangan kedelai impor. Persoalan
Indonesia sangat bergantung sekali pada kedelai impor terlihat dari setiap
tahunnya negara Indonesia mengimpor sebanyak 2 juta ton kedelai untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Hal ini bisa terjadi di karenakan, produsen pengrajin
kedelai lokal di Indonesia lebih
menyukai kedelai impor dibanding kedelai lokal. Dan mereka khawatir jika
pemerintah tiba tiba berhenti mengipor maka harga kedelai akan meningkat.
Selain itu, jumlah produksi kedelai lokal jenis Anam II pada tahun lalu hanya
983 ribu ton. Padahal, kebutuhan kedelai para
pengrajin tempe dan tahu mencapai sekitar 1,8 juta ton per tahun. Pada
2015. Kata Yus’an, kedelai impor yang masuk mencapai 2,26 juta ton.
Terkait dengan proses impor, adanya wacana perluasan
wewenang Perum Bulog. Khawatirnya nantinya impor kedelai hanya bisa dilakukan
BUMN tersebut. Kini, harga kedelai di tingkat gudang importir Rp. 6.170 per kg.
Di lain sisi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian
tidak menyangkal adanya rencana pemerintah memangkas kuota impor kedelai. Hal
intu dilakukan untuk memperbaiki harga jual eceran kedelai di pasar yang saat
ini dinilai petani terlalu murah. Harga kedelai yang rendah, menurut hasil
disebabkan bombardir dari impor kedelai terutama dari Amerika Serikat.
Celakanya, kedelai impor itu lebih di gandrugi lantaran bentuk dan kualitasnya
yang lebih baik.
Menurut saya, keputusan pemerintah untuk mengurangi
jumlah komoditas kedelai impor yang masuk ke Indonesia adalah suatu tindakan
yang menguntungkan untuk Indonesia. Pro kontra di masyarakat mengenai impor
kedelai memang sangatlah rumit. Jika kita terus terusan mengimpor kedelai dari
Amerika Serikat, maka kita akan terus ketergantungan dengan impor kedelai.
Memang saat ini, kedelai impor sedang murah komoditas
harganya. Dikarenakan selama seminggu sepekan ini, rupiah telah mengalami
terapresiasi sehingga jika Indonesia mengimpor barang dari luar negeri menjadi
hsrganya lebih murah. Tapi seiring berjalannya wakktu kedepannya, jika nilai
rupiah mengalami depresiasi maka memungkinkan harga kedelai akan meningkat lagi
tajam dana kan menyebabkan tingkat inflasi meningkat di indonesia karena
komoditas kedelai menjadi mahal.
Sejauh ini, komoditas kedelai masih merupakan suatu komoditas
dengan tingkat konsumtif yang tinggi di Indonesia.Sehingga bila rupiah
mengalami depresi maka menyebabkan devisa negara menjadi berkurang banyak dan
membuat rupiah makin terdepresiasi.
Dengan mengurangi kuota kedelai impor, maka harga
kedelai lokal di Indonesia tidak terlalu tertekan. Sehingga kesejahteraan
petani kedelai tidak semakin menurun. Dengan menggunakan produk kedelai lokal,
kita lebih menghargai produk hasil dalam negeri. Sehingga pertubuhan roda
perekonomian di Indonesia jadi semakin berkembang, Indonesia pun merupakan
sebuah agraris dan mempunyai kekayaan melimpah terutama di bidang sumber daya
pertanian, seharusnya indonesia bisa terus memanfaatkan lsumber daya alam
sehingga bisa mencukupi kouota komoditas kedelai dalam negeri.
Mungkin saat ini, produksi kedelai di Amerika Serikat
melipah sehingga pasar di negara Indonesia bisa terus menampung produk
domestiknya. Sehingga importir indonesia banyak yang mendatangkan kedelai dari
Amerika Serikat karena adanya selisih harga yang lebih murah dari kedelai dalam
negeri. Kondisi lain yang menghambat produksi kedelai domestik di Indonesia
yakni, para produsen tempe di Indonesia sendriri pun lebih menyukai produk dari
kedelai impor dari pada produk kedelai dalam negeri.
Semakin
tingginya impor kedelai, maka akan menyebabkan harga kedelai lokal sangat
dipengaruhi oleh harga internasional. Sehingga harga kedelai yang turun saat
ini, menyebabkan harga kedelai lokal di Indonesia kembali di tekan harganya.
Oleh sebab itu, petani kedelai dalam negeri merasa rugi jika menanam kedelai. Dan Hal itu bisa terjadi karenakan pasar
kedelai kita telah dibanjiri dengan kedelai impor yang harganya cenderung lebih
murah dari kedelai lokal akibat tarif impor dalam negeri yang sangat rendah,
sehingga masyarakat dan produsen tempe, tahu, kecap, dll yang menggunakan bahan
baku kedelai lebih memilih kedelai impor. Dampaknya, kedelai lokal semakin
sulit memasuki pasaran di negeri sendiri, sehingga produksinya semakin menurun
di setiap tahunnya.
Dari
info yang saya baca, Kualitas kedelai asal Grobogan, Jawa Tengah, diklaim mampu
mengalahkan kulaitas kedelai impor. Selain mempunyai ukuran biji yang lebih
besar, biji lebih utuh, sehat, dan segar, serta harga kedelai ini pun mampu
bersaing dengan kedelai impor. Kadar protein 44% untuk kedelai Grobogan,
sementara kedelai impor sekitar 35% ke bawah. Kedelai Grobogan yang
diperkenalkan ini merupakan hasil dari bibit lokal yang diberikan perlakuan
khusus, yaitu pupuk BMF BIO LEMI dan BMF BIO FERT. Pupuk ini bekerja dengan
memaksimalkan produktivitas tanaman subtropis di daerah tropis sehingga mampu
mencapai hasil 3ton/ha.
Keterkaitan
lintas sektor dalam penanganan komoditas kedelai sangat besar sehingga
kandungan sosial ekonomi, psikologis dan politisnya bauk nasional maupun internasional
cukup tinggi. Pangsa produksi kedelai Indonesia kurang dari satu persen dari
produksi kedelai dunia. Produksi kedelai dunia dikuasai oleh lima negara
produsen utama, yaitu Amerika Serikat, Brazilia, Argentina, Cina dan India
dengan proporsi 92% produksi total kedelai dunia yang besarnya 143,2 juta ton.
Meskipun Cina termasuk negara produsen utama namun juga merupakan negara
importir terbesar dengan rata-rata impor kedelai sebesar 17,68 juta ton per
tahun (Departemen Pertanian, 2006)
Memang
sebaiknya pemerintah harus cepat mengurangi kuota komoditas impor kedelai,
dikarenakan dari tahun ke tahun tingkat komoditas impor kedelas terus
meningkat. Dan Indonesia harus bisa lepas dari ketergabtungan impor kedelai.
Padahal kedelai di Indonesia adalah hasil pangan penting mengingat Indonesia
sebagian besar masyarakatnya gemar mengkonsumsi tahu dan tempe.
Menurut Subandi (2007),
paling tidak ada lima strategi penting yang harus dilaksanakan oleh pemerintah
untuk menjamin keberhasilan peningkatan produksi kedelai nasional, yaitu: (1)
Perbaikan harga jual; (2) Pemanfaatan potensi lahan; (3) Intensifikasi
pertanaman; (4) Perbaikan proses produksi; dan (5) Konsistensi program dan
kesungguhan aparat.
Saran
saya, pemerintah harus terus mendorong agar pertani dalam negeri mau
meningkatkan kuota komoditas kedelai lokalnya, mungkin bisa dengan cara
negoisasi harga yang menguntungkan petani dan perajin tempe sehingga petani mau
memakai teknologi dan varietas unggulan yang telah dikembangkan. Dan setelah
iru pemerintah diharapkan mengembangkan lahan yang kurang dimanfaatkan seperti
di bawah tegakan hutan Perhutani dan di luar jawa untuk di tanam kedelai. Jika
hal ini dilakukan dengan tepat oleh pemerintah, maka jika sewaktu-waktu harga kedelai impor melonjak tinggi seperti
tahun 2014 mencapai 9.900kg. Indonesia jadi sudah bisa lepas dari krisis dan
swasembada dan Indonesia bisa hidup mandiri dari produk impor kedelai luar
negeri.
Pemerintah
saat ini membuat aturan yang mewajibkan para importir kedelai untuyk menyerap
kedelai lokal hasil produksi petani di dalam negeri. Kebijakan ini juga
diharapkan bisa memangkas jumloah impor kedelai hingga 300.000 ton tahun ini.
Kebijakan wajib serap ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
importir agar dapat emperoleh izin impor kedelai. Jika tidak membeli terlebih
dahulu kedelai lokal, maka izin impor tidak akan diberikan. Akan tetapi
kebijakan wajib serap belum ada surat tertulis, jadi diharapkan pemerintah
harus cepat membuat perintah tertulis sehingga penanaman kedelai lokal dapat
memberikan keuntungan yang layak. Dalam hal ini pemerintah menetapkan baru
untuk importir kedelai yang akan mengimpor di tahun 2016. Importi wajib membeli
kedelai petani lokal sejumah yang diimpor dari luar negeri. Proporsi yang
ditetapkan yaitu 1:1 antara kedelai impor dengan kedelai yang dibeli. Sehingga
di harapkan kedepannya kedelai petani lokal lebih terserap di pasar.
0 komentar:
Posting Komentar