Blogroll

Minggu, 12 Juni 2016

Rupiah dalam Sinergi Paket Kebijakan Pemerintah

Rupiah dalam Sinergi Paket Kebijakan Pemerintah

Pada awal tahun 2016 ini Indonesia seakan mendapatkan angin segar dalam bidang perekonomian. Hal ini dikarenakan keadaan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang semakin menguat. Setelah beberapa kebijakan pemerintah dalam upaya menguatkan rupiah, akhirnya secara perlahan memberikan timbal balik yang positif. Dengan adanya timbal balik yang positif, masyarakat mulai kembali menaruh kepercayaan terhadap pemerintah. Terlebih adanya goncangan ekonomi ini terjadi ketika pada awal era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ketika terjadi kenaikan pada beberapa harga komoditas sebagai imbas dari guncangan ekonomi, banyak dari masyarakat yang menyalahkan pemerintah. Masyarakat menganggap bahwa keputusan yang diambil oleh pemerintah hanyalah sebagai permainan politik saja. Ketidakpercayaan masyarakat ini muncul sebenarnya karena kekhawatiran mereka akan keadaan ekonomi yang semakin memburuk. Terlebih adalah ketika semakin banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat tinggi negeri membuat kepercayaan pemerintah menjadi semakin berkurang. Masyarakat menganggap bahwa apa yang menjadi keputusan pemerintah dirasa nantinya tidak akan merubah keadaan apapun.
Setelah perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mulai menunjukkan peningkatan, maka respon positif dari masyarakat mulai dirasakan. Pemerintah menganggap penguatan nilai rupiah ini dikarenakan atas keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakannya. Seperti yang kita ketahui, selama keadaan rupiah yang melemah pada tahun 2015, pemerintah berupaya untuk meluncurkan beberapa paket kebijakan yang dirasa akan sesuai dan dapat mengatasi gejolak ekonomi pada saat itu. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah diantaranya adalah memiliki tujuan yang penting yaitu adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat pengelolaan terhadap permintaan dan penawaran pada valuta asing serta untuk menjaga dan memperkuat likuiditas nilai rupiah. Beberapa paket kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah paket kebijakan jilid I yang berfokus pada kebijakan deregulasi untuk mendorong sektor riil dalam mengantisipasi dampak akan adanya krisis global serta berupaya untuk melindungi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah. Jadi inti dari paket tersebut adalah untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah serta pengelolaan pada permintaan dan penawaran dalam valuta asing. Kemudian pada paket kebijakan jilid II yang berfokus pada kebijakan deregulasi dalam upaya memperbaiki iklim investasi dan dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Berkaitan dengan upaya memperbaiki iklim investasi, disini pemerintah memberi kebijakan dalam pengajuan permohonan bebas pajak dan pengurangan pajak. Pemerintah memberikan sedikit kelonggaran dalam pengenaan pajak pada suatu industri. Paket jilid III yang selanjutnya dikeluarkan adalah mengenai perbaikan iklim investasi, menekan biaya untuk izin usaha, serta menjaga daya beli masyarakat. Fokus pemerintah disini adalah agar industri yang dikembangkan masyarakat dapat bertahan meski dengan adanya goncangan ekonomi. Serta dalam hal izin usaha, pemerintah memberikan kemudahan dalam akses kredit perbankan dengan izin penurunan tingkat bunga pada kredit usaha. Selanjutnya paket jilid ke IV adalah berkenaan dengan sistem upah yang akan dipengaruhi oleh presentasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Upah buruh disini akan dinaikkan sesuai besaran acuan tiap tahunnya. Pada pemberian kredit usaha masih akan diupayakan untuk diberikan kelonggaran. Agar pada usaha mikro, kecil, menengah tidak kesulitan modal dan tidak kesulitan akses untuk melakukan ekspor terhadap barang dan jasa yang di produksinya.
Kebijakan – kebijakan lain yang dikeluarkan pemerintah tentu nantinya akan membawa pengaruh dalam perekonomian. Dalam penguatan nilai rupiah ini juga sebagai salah satu bukti peran dari kebijakan pemerintah. Disisi lain ketika rupiah menguat, terdapat hal – hal yang perlu diwaspadai. Karena keadaan rupiah menguat bukan hanya dipengaruhi oleh faktor dalam negeri saja. Perbankan luar negeri tentu juga memiliki berbagai alternatif kebijakan terkait dengan isu The Fed yang akan menaikkan tingkat suku bunga.  Apabila tingkat suku bunga dalam negeri kita  diturunkan, otomatis para investor luar negeri akan merasa tertarik untuk menanakan modalnya di Indonesia karena hal ini dianggap cukup aman. Sehingga dana yang berasal dari investasi asing akan semakin banyak yag diserap. Jika semakin banyak dana yang diserap maka pembangunan di Indonesia diharapkan akan meningkat. Kemudian dalam hal cadangan devisa negara juga diharapkan akan meingkat pula. Keputusan BI yang telah mengupayakan penurunan pada tingkat suku bunga seharusnya juga memberikan sinyal yang positif dimana pemerintah setidaknya harus mampu menjaga agar keadaan seperti ini berlangsung cukup lama. Selain itu untuk menghindari hal – hal yang sekiranya dapat merugikan pemerintah maupun investor, sebaiknya pemerintah dalam negeri dan BI mempersiapkan kebijakan – kebijakan apabila terjadi gejolak ekonomi yang telah terjadi. Sehingga pemerintah akan lebih tanggap dan dampak yang diakibatkan oleh gejolak ekonomi tidak akan sebesar pada sebelumnya.
Rachma Priasti Ramadhani

130810101154

0 komentar:

Posting Komentar