Rupiah dalam Sinergi Paket Kebijakan Pemerintah
Pada awal tahun 2016
ini Indonesia seakan mendapatkan angin segar dalam bidang perekonomian. Hal ini
dikarenakan keadaan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang semakin menguat.
Setelah beberapa kebijakan pemerintah dalam upaya menguatkan rupiah, akhirnya
secara perlahan memberikan timbal balik yang positif. Dengan adanya timbal
balik yang positif, masyarakat mulai kembali menaruh kepercayaan terhadap
pemerintah. Terlebih adanya goncangan ekonomi ini terjadi ketika pada awal era
pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ketika terjadi kenaikan pada beberapa harga
komoditas sebagai imbas dari guncangan ekonomi, banyak dari masyarakat yang
menyalahkan pemerintah. Masyarakat menganggap bahwa keputusan yang diambil oleh
pemerintah hanyalah sebagai permainan politik saja. Ketidakpercayaan masyarakat
ini muncul sebenarnya karena kekhawatiran mereka akan keadaan ekonomi yang
semakin memburuk. Terlebih adalah ketika semakin banyaknya kasus korupsi yang
dilakukan oleh beberapa pejabat tinggi negeri membuat kepercayaan pemerintah
menjadi semakin berkurang. Masyarakat menganggap bahwa apa yang menjadi
keputusan pemerintah dirasa nantinya tidak akan merubah keadaan apapun.
Setelah perkembangan
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mulai menunjukkan peningkatan, maka
respon positif dari masyarakat mulai dirasakan. Pemerintah menganggap penguatan
nilai rupiah ini dikarenakan atas keberhasilan pemerintah dalam menerapkan
kebijakannya. Seperti yang kita ketahui, selama keadaan rupiah yang melemah
pada tahun 2015, pemerintah berupaya untuk meluncurkan beberapa paket kebijakan
yang dirasa akan sesuai dan dapat mengatasi gejolak ekonomi pada saat itu.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah diantaranya adalah memiliki tujuan yang
penting yaitu adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat
pengelolaan terhadap permintaan dan penawaran pada valuta asing serta untuk
menjaga dan memperkuat likuiditas nilai rupiah. Beberapa paket kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah adalah paket kebijakan jilid I yang berfokus pada
kebijakan deregulasi untuk mendorong sektor riil dalam mengantisipasi dampak
akan adanya krisis global serta berupaya untuk melindungi masyarakat yang
memiliki pendapatan rendah. Jadi inti dari paket tersebut adalah untuk
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah serta pengelolaan pada
permintaan dan penawaran dalam valuta asing. Kemudian pada paket kebijakan
jilid II yang berfokus pada kebijakan deregulasi dalam upaya memperbaiki iklim
investasi dan dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Berkaitan
dengan upaya memperbaiki iklim investasi, disini pemerintah memberi kebijakan
dalam pengajuan permohonan bebas pajak dan pengurangan pajak. Pemerintah
memberikan sedikit kelonggaran dalam pengenaan pajak pada suatu industri. Paket
jilid III yang selanjutnya dikeluarkan adalah mengenai perbaikan iklim
investasi, menekan biaya untuk izin usaha, serta menjaga daya beli masyarakat.
Fokus pemerintah disini adalah agar industri yang dikembangkan masyarakat dapat
bertahan meski dengan adanya goncangan ekonomi. Serta dalam hal izin usaha, pemerintah
memberikan kemudahan dalam akses kredit perbankan dengan izin penurunan tingkat
bunga pada kredit usaha. Selanjutnya paket jilid ke IV adalah berkenaan dengan
sistem upah yang akan dipengaruhi oleh presentasi inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Upah buruh disini akan dinaikkan sesuai besaran acuan tiap tahunnya.
Pada pemberian kredit usaha masih akan diupayakan untuk diberikan kelonggaran.
Agar pada usaha mikro, kecil, menengah tidak kesulitan modal dan tidak
kesulitan akses untuk melakukan ekspor terhadap barang dan jasa yang di
produksinya.
Kebijakan – kebijakan
lain yang dikeluarkan pemerintah tentu nantinya akan membawa pengaruh dalam
perekonomian. Dalam penguatan nilai rupiah ini juga sebagai salah satu bukti
peran dari kebijakan pemerintah. Disisi lain ketika rupiah menguat, terdapat
hal – hal yang perlu diwaspadai. Karena keadaan rupiah menguat bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor dalam negeri saja. Perbankan luar negeri tentu juga
memiliki berbagai alternatif kebijakan terkait dengan isu The Fed yang akan
menaikkan tingkat suku bunga. Apabila
tingkat suku bunga dalam negeri kita
diturunkan, otomatis para investor luar negeri akan merasa tertarik
untuk menanakan modalnya di Indonesia karena hal ini dianggap cukup aman.
Sehingga dana yang berasal dari investasi asing akan semakin banyak yag
diserap. Jika semakin banyak dana yang diserap maka pembangunan di Indonesia
diharapkan akan meningkat. Kemudian dalam hal cadangan devisa negara juga
diharapkan akan meingkat pula. Keputusan BI yang telah mengupayakan penurunan
pada tingkat suku bunga seharusnya juga memberikan sinyal yang positif dimana
pemerintah setidaknya harus mampu menjaga agar keadaan seperti ini berlangsung
cukup lama. Selain itu untuk menghindari hal – hal yang sekiranya dapat merugikan
pemerintah maupun investor, sebaiknya pemerintah dalam negeri dan BI
mempersiapkan kebijakan – kebijakan apabila terjadi gejolak ekonomi yang telah
terjadi. Sehingga pemerintah akan lebih tanggap dan dampak yang diakibatkan
oleh gejolak ekonomi tidak akan sebesar pada sebelumnya.
Rachma Priasti Ramadhani
130810101154
0 komentar:
Posting Komentar