Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Portofolio merosot, apa yang harus dilakukan?



Portofolio merosot, apa yang harus dilakukan?
            Turunnya nilai investasi asing dipasar uang lebh disebabkan karena adanya pengaruh perekonomian global yang mengalami ketidakstabilan di tahun 2015. Kebijakan kenaikan suku bunga di Amerika telah membuat kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar pada pertengahan 2015 merosot ketitik terendahnya yang hampir mencapai level Rp15.000/ dollar Amerika. Dampak dari penahanan modal investor tersebut berimbas pada cadangan devisa negara yang ikut turun ke level 103 milyar dollar. efek inilah kemudian yang menjadi penyebab para investor untuk lebih baik memegang uangnya dan tidak melakukan investasi. Orientasi imbal hasil yang tinggi sejalan dengan bagaimana seorang investor melakukan diversifikasi investasi porofolio kedalam berbagai bentuk investasi ataupun ke berbagai tujuan negara investasi. Kestabilan ekonomi terutama ketahan sektor keuangan daam menghadapi berbagai guncangan/ shock akan juga berpengaruh terhadap bagaimana investor untuk menentukan pilihan investasinya. Indonesia, sebagai negara emerging ketahanan untuk menghadapi guncangan yang berasal dari berbagai kemungkinan kebijakan negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi kuat seperti Tiongkok dan Amerika, menjadi salah satu yang turut menyumbang sentimen atau pandangan dari investor. Ketahanan  terhadap guncangan inilah yang kadang secara lebih dini harus bisa dideteksi. Deteksi dini dari penurunan kinerja ekonomi melalui pasar uang terutama bursa saham atau dari sektor keuangan sebagai sektor yang paling mudah goyah terhadap sentimen negatif pasar global sangat diperlukan. Kedalaman finansial juga harusnya menjadi wacana baru sebagai target penguatan ekonomi dari sektor ini. Ketergantungan pembangunan terhadap investor asing juga harusnya menjadi alasan bahwa kita perlu dan harus mampu memperbaiki, menstabilkan dan juga memperkuat sektor ini sebagai bagian dari pentingnya mempertahankan kepercayaan investor melalui kkinerja sektor keuangan yang optimal. Optimalisasi kinerja sektor keuangan bukan hanya menjadi tugas dan wewenang otoritas moneter semata, BI dan OJK, dan sektor fiskal pemerintah juga harus hadir sebagai pihak yang mendukung upaya ini yang bisa berupa transparansi kebijakan fiskal terutama yang berrkaitan dengan pembiayaan yang dilakkukan pemerintah (pembangunan, transfer payment, Treasury bill, dll). Melalui transparansi tersebut berarti pemerintah mendukung upaya Bank Indonesia untuk memperbaiki sektor keuangan kita yang lebih tahan terhadap krisis ataupun guncangan-guncangan yang datang dari sektor internal maupun eksternal.

0 komentar:

Posting Komentar