E-Dagang Bisa Jadi Solusi

E-Dagang Bisa Jadi Solusi

Oleh: Kenit Ambar Ayu

Salah satu penyangga perekonomian di Indonesia adalah usaha kecil dan menengah (UKM). Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia sangat penting peranan nya karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Namun, terdapat permasalahan dalam usaha kecil dan menengah (UKM) adalah minimnya modal dan distribusi yang kurang merata. Akses pada lembaga keuangan yang sangat minim masih sekitar 25% saja.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi atau terobosan baru untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan perdagangan melalui internet atau biasa disebut e-dagang. Namun, dalam pelaksanaannya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) harus tetap didampingi untuk mengatasi keterbatasan dalam memanfaatkan peluang dagang tersebut. Orang yang bisa membaca peluang maka akan mengambilnya dan memanfaatkannya untuk memperoleh keuntungan.

Terutama didorong dengan kemajuan teknologi yang sedemikian canggih bisa dimanfaatkan untuk mengakses pasar lebih luas melalui informasi dan komunikasi. Dengan adanya e-dagang, transaksi yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien juga biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Pengguna e-dagang lebih pada golongan menengah ke atas yang berada di kota yang lebih banyak mendapatkan informasi karena aksesnya yang sangat mudah dibandingkan dengan yang ada di desa-desa. 

Pengaplikasian e-dagang pada pelaku koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki berbagai kendala. Diantaranya terkait infrastruktur jaringan dan pengetahuan. Pelaku koperasi dan  usaha kecil dan menengah (UKM) yang berada di pedesaan belum melek internet sehingga harus ada sosialisasi dan pelatihan untuk pengaplikasiannya. Jaringan internetpun sulit ditemukan di pedesaan sehingga akses informasi pun mengalami keterlambatan. Kendala lain adalah penguasaan bahasa Inggris yang sangat minim dari para pelaku koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM). Padahal transaksi yang dilakukan tidak hanya kepada konsumen atau pembeli lokal dan dalam negeri saja. Tetapi pembeli dari luar negeri yang akan melakukan transaksi. Otomatis bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, jika tidak ada yang bisa menguasai bahas Inggris maka akan menghambat proses transaksi tersebut karena tidak mengerti apa yang disampaikan oleh satu sama lain sehingga tidak terciptanya komunikasi.

Pemerintah harus terus mengawasi kemampuan sumber daya manusia terutama skill atau keterampilan dari para pelaku koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM). Terutama bagi pelaku usaha yang bertransaksi melalui e-dagang. Harus benar-benar berkompeten agar para pembeli terus terpacu untuk melakukan transaksi. Sehingga meningkatkan produksi dan mengembangakan dari UKM sehingga penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dan meningkatkan pendapatan baik secara individu maupun nasional.

Pemanfaatan internet untuk melakukan perdagangan tanpa harus dengan modal besar belum terlalu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan penggunaan internet tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk melakukan promosi, hanya perlu mengaksesnya di internet agar diketahui oleh semua orang. Distribusi pemasaran melalui e-dagang semakin luas. Meliputi lingkup perumahan dan kampus hingga seluruh Indonesia bahkan dunia.

Seharusnya pebisnis di Indonesia mengetahui keinginan dan kebutuhan dalam negeri sehingga dapat menyediakannya dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Banyak sekali UKM yang melakukan e-dagang dan tumbuh semakin pesat seiring dengan bertambahnya pesaing. Kemudahan dalam melakukan transaksi menjadi salah satu alasan masyarakat untuk melakukan konsumsi. Kemudahan disini baik secara pembayaran, pemilihan harga dan barang, waktu yang digunakan dan instansi yang terpercaya. Barang-barang hasil UKM akan dipasarkan melalui e-dagang tersebut. Dengan begitu akan meningkatkan perekonomian yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan tetapi penyerapan tenaga kerja.

Categories: Kenit Ambar Ayu