Keterkaitan Fluktuasi Harga
Minyak Dengan Perekonomian Nasional
Jumlah penduduk Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang di dunia dari tahun ke tahun terus
mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut menimbulkan berbagai dampak
terhadap terutama pada aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang cukup
terpengaruh dengan adanya pertambahan jumlah penduduk ini adalah penggunaan energi untuk
menunjang kebutuhan hidup yang meliputi sektor industri, transportasi, rumah
tangga, dan lain sebagainya. Penggunaan energi rata-rata menggunakan sumber
daya. Sumber daya tersebut sangat menunjang dalam pengunaan energi. Sumber daya
tersebut diantaranya yaitu
minyak bumi.
Sumber daya minyak adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sehingga
harga selalu berubah-ubah baik
naik maupun turun.
Tahun 2015 hingga 2016 adalah tahun tren
penurunan harga minyak mentah
dunia.
Harga
minyak mentah
dari pertengahan tahun 2014 hingga tahun 2016 terutama bulan maret mengalami
fluktuasi bahkan signifikan dengan harga 30-33 dollar AS per barrel. Penurunan
harga minyak mentah ini seharusnya menjadi momentum stabilisasi harga barang,
tarif transportasi, dan lainnya di dalam negeri sehingga dapat menekan laju
inflasi. Jatuhnya harga minyak mentah dunia berdampak positif terhadap inflasi,
tetapi berdampak buruk pada kinerja ekspor karena menyeret jatuhnya harga
berbagai jenis komoditas
yang diakibatkan oleh meningkatnya harga-harga bahan baku.
Terkait dampak jatuhnya
harga minyak mentah terhadap harga komoditas, penurunan harga komoditas tidak
hanya menurunkan ekspor tetapi juga impor dikarenakan negara Indonesia adalah
negara pengimpor minyak sehingga jatuhnya harga minyak mentah akhirnya tetap
akan menyeimbangkan neraca perdagangan. Neraca perdangan yang seimbang tentunya
akan membuat negara impas atau sama untung dan sama rugi di kedua sisi. Sisi
pertama untung sebagai negara ekspor maupun impor dan yang kedua dapat rugi di
segi ekspor maupun impor. Hal ini sangat diperlukan adanya kebijakan atau
gerakan yang dapat membuat negara dapat untung dari segi ekspor maupun impor.
Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan pemerintah yang dapat bermanfaat bagi
perekonomian negara.
Harga minyak mentah tidak
hanya berpengaruh pada inflasi tetapi juga berpengaruh terhadap perekonomian
nasional. Pengaruh ini akan ditentukan oleh konsistensi pemerintah dalam
mengevaluasi harga jual bahan bakar minyak setiap beberapa bulan. Memang, kebijakan pemerintah terutama
tentang bahan bakar minyak (BBM) selalu saja ditunggu dengan harap-harap cemas,
begitupun penetapan kuota produksi negara-negara penghasil minyak (OPEC), yang
berdampak pada fluktuasi harga BBM di pasar internasional selalu diamati dengan
penuh kekhawatiran. Pada peran pemerintah inilah perekonomian nasional sangat
berpengaruh karena Indonesia adalah merupakan negara pengekspor khususnya
minyak mentah. Apabila harga minyak mentah melambung tinggi, maka dapat
dipastikan harga minyak (BBM) dalam negeri akan mengikutinya dan juga
sebaliknya.
Konsistensi pemerintah
terutama dalam hal harga BBM yang stabil sangat diperlukan karena dengan
konsistensi tersebut masyarakat akan dapat dengan mudah memperkiran harga
barang misalnya, sehingga tidak akan ada fenomena inflasi yang terjadi di
negara ini. Inflasi biasanya disebabkan karena naik turunnya suku bunga
sehingga mengarah pada ekonomi masyarakat. Jadi diharapkan pemerintah segera
mengambil kebijakan tertentu apabila harga minyak mentah dunia naik atau turun
untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari ancaman inflasi.
Pengaruh dalam
perekonomian disebabkan harga minyak yang berubah-ubah. Apabila harga minyak
turun, maka harga ekspor minyak cenderung turun dan impor minyak akan sangat
menguntungkan. Apabila harga minyak naik, maka harga ekspor minyak akan naik, dan harga impor minyak cenderung turun. Hal ini yang menyebabkan harga
minyak memang berpengaruh pada perekonomian nasional. Tidak hanya pada sektor
ekspor dan impor, harga minyak juga berpengaruh pada transportasi publik.
Transportasi terutama
transportasi publik biayanya dapat diturunkan mengikuti tren jatuhnya harga
minyak mentah, biaya logistik akan turun sehingga harga barang pun bisa turun.
Apabila harga minyak naik, maka praktis ongkos transportasi juga akan
mengikuti. Faktor inilah yang membuat harga minyak berpotensi menekan inflasi.
Pada momentum ini seharusnya minyak tidak perlu dinaikkan harganya atau harga minyak dinaikkan dengan nilai yang lebih
tinggi dari biasanya namundalam beberapa periode tertentu tidak di ijinkan
untuk menaikkan harga minyak lagi, karena akan berpengaruh
pada transportasi terutama transportasi publik atau biasa disebut transporasi
umum. Transportasi umum ini masih banyak digunakan masyarakat dikarenakan
murah, mudah, dan masyarakat sendiri tidak perlu memikirkan biaya perawatan
kendaraan. Oleh karena itu masih banyak masayarakat yang masih banyak
menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi dan otomatis harga
minyak juga sangat berpengaruh pada perekonomian nasional.
Dari sudut pandang sisi ekonomi makro,
penurunan harga minyak mentah dunia memang positif karena menyebabkan inflasi
rendah. Nemun, penurunan harga minyak mentah yang terlalu besar tidak hanya
mempengaruhi kinerja ekspor, tetapi juga penerimaan negara. Penurunan harga
minyak akan membuat nilai ekspor menjadi rendah. Rendahnya nilai ekspor
dikarenakan minyak yang didapat di negara lalu diekspor ke luar negeri dengan
harga yang murah tentu akan membuat nilai ekspor menurun. Nilai ekspor yang
turun tersebut pasti akan mengganggu kinerja dari segi ekspor. Dengan lemahnya
nilai ekspor yang ada tentu saja kinerja akan terganggu, lemah, dan menjadi hal
yang negatif.
Selain lemahnya kinerja
ekspor, rendah dan turunnya harga minyak juga akan menyebabkan rendahnya penerimaan
negara. Negara akan menerima sejumlah keuntungan dan devisa dari penjualan atau
ekspor dari segala sesuatu yang diekspor. Dalam hal ini minyak adalah salah
satu komoditas yang diekspor ke luar negeri oleh Indonesia. Minyak cenderung
berubah-ubah harganya sehingga muncul kekhawatiran terhadap penerimaan negara.
Jika harga minyak melambung
tinggi maka penerimaan
negara yang diterima akan meningkat atau tinggi. Apabila harga minyak turun
maka akan menyebabkan penurunan terhadap penerimaan negara yang diterima yaitu
dalam bentuk dana maupun devisa.
Perekonomian beberapa
negara didunia banyak yang terpuruk akibat imbas dari harga minyak dunia bahkan
telah terjadi pelemahan pada perdagangan dunia sebagai akibat dari naik
turunnya harga minyak tersebut. Dikhawatirkan beberapa waktu mendatang akan
terjadi lagi fenomena seperti ini pada beberapa negara dunia terutama negara
pengekspor minyak mentah. Lain halnya untuk negara pengimpor minyak mentah
tidak perlu khawatir dengan fenomena anjloknya harga minyak dunia karena
negara-negara tersebut pasti membeli minyak dengan harga murah dan sedangkan
pada negara pengekspor minyak akan merasakan imbas dari penurunan harga minyak
dunia bahkan beberapa negara dapat mengalami inflasi besar-besaran sebagai
akibat dari turunnya harga minyak.
Oleh karena itu sangat
diperlukan beberapa kebijakan pemerintah guna meminimalisir fenomena inflasi
yang dikhawatirkan terjadi pada Indonesia.
Kebijakan yang harus dilakukan adalah memanfaatkan sendiri minyak yang
dihasilkan tanpa harus menjual kepada negara lain karena Indonesia masih
memiliki harapan yang tinggi untuk memulihkan kekuatan sektor minyak karena
negara ini masih memiliki cadangan minyak yang besar dan belum tereksplorasi.
Selain itu juga dibutuhkan investasi-investasi berskala besar dan didukung oleh
koordinasi yang baik antara berbagai lapisan masyarakat, pengusaha, kementerian
serta pemerintah-pemerintah
daerah.
0 komentar:
Posting Komentar