Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Keterkaitan Fluktuasi Harga Minyak Dengan Perekonomian Nasional



Keterkaitan Fluktuasi Harga Minyak Dengan Perekonomian Nasional

Jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut menimbulkan berbagai dampak terhadap terutama pada aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang cukup terpengaruh dengan adanya pertambahan jumlah penduduk ini adalah penggunaan energi untuk menunjang kebutuhan hidup yang meliputi sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan lain sebagainya. Penggunaan energi rata-rata menggunakan sumber daya. Sumber daya tersebut sangat menunjang dalam pengunaan energi. Sumber daya tersebut diantaranya yaitu minyak bumi. Sumber daya minyak adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sehingga harga selalu berubah-ubah baik naik maupun turun.
Tahun 2015 hingga 2016 adalah tahun tren penurunan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dari pertengahan tahun 2014 hingga tahun 2016 terutama bulan maret mengalami fluktuasi bahkan signifikan dengan harga 30-33 dollar AS per barrel. Penurunan harga minyak mentah ini seharusnya menjadi momentum stabilisasi harga barang, tarif transportasi, dan lainnya di dalam negeri sehingga dapat menekan laju inflasi. Jatuhnya harga minyak mentah dunia berdampak positif terhadap inflasi, tetapi berdampak buruk pada kinerja ekspor karena menyeret jatuhnya harga berbagai jenis komoditas yang diakibatkan oleh meningkatnya harga-harga bahan baku.
Terkait dampak jatuhnya harga minyak mentah terhadap harga komoditas, penurunan harga komoditas tidak hanya menurunkan ekspor tetapi juga impor dikarenakan negara Indonesia adalah negara pengimpor minyak sehingga jatuhnya harga minyak mentah akhirnya tetap akan menyeimbangkan neraca perdagangan. Neraca perdangan yang seimbang tentunya akan membuat negara impas atau sama untung dan sama rugi di kedua sisi. Sisi pertama untung sebagai negara ekspor maupun impor dan yang kedua dapat rugi di segi ekspor maupun impor. Hal ini sangat diperlukan adanya kebijakan atau gerakan yang dapat membuat negara dapat untung dari segi ekspor maupun impor. Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan pemerintah yang dapat bermanfaat bagi perekonomian negara.
Harga minyak mentah tidak hanya berpengaruh pada inflasi tetapi juga berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Pengaruh ini akan ditentukan oleh konsistensi pemerintah dalam mengevaluasi harga jual bahan bakar minyak setiap beberapa bulan. Memang, kebijakan pemerintah terutama tentang bahan bakar minyak (BBM) selalu saja ditunggu dengan harap-harap cemas, begitupun penetapan kuota produksi negara-negara penghasil minyak (OPEC), yang berdampak pada fluktuasi harga BBM di pasar internasional selalu diamati dengan penuh kekhawatiran. Pada peran pemerintah inilah perekonomian nasional sangat berpengaruh karena Indonesia adalah merupakan negara pengekspor khususnya minyak mentah. Apabila harga minyak mentah melambung tinggi, maka dapat dipastikan harga minyak (BBM) dalam negeri akan mengikutinya dan juga sebaliknya.
Konsistensi pemerintah terutama dalam hal harga BBM yang stabil sangat diperlukan karena dengan konsistensi tersebut masyarakat akan dapat dengan mudah memperkiran harga barang misalnya, sehingga tidak akan ada fenomena inflasi yang terjadi di negara ini. Inflasi biasanya disebabkan karena naik turunnya suku bunga sehingga mengarah pada ekonomi masyarakat. Jadi diharapkan pemerintah segera mengambil kebijakan tertentu apabila harga minyak mentah dunia naik atau turun untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari ancaman inflasi.
Pengaruh dalam perekonomian disebabkan harga minyak yang berubah-ubah. Apabila harga minyak turun, maka harga ekspor minyak cenderung turun dan impor minyak akan sangat menguntungkan. Apabila harga minyak naik, maka harga ekspor minyak akan naik, dan harga impor minyak cenderung turun. Hal ini yang menyebabkan harga minyak memang berpengaruh pada perekonomian nasional. Tidak hanya pada sektor ekspor dan impor, harga minyak juga berpengaruh pada transportasi publik.
Transportasi terutama transportasi publik biayanya dapat diturunkan mengikuti tren jatuhnya harga minyak mentah, biaya logistik akan turun sehingga harga barang pun bisa turun. Apabila harga minyak naik, maka praktis ongkos transportasi juga akan mengikuti. Faktor inilah yang membuat harga minyak berpotensi menekan inflasi. Pada momentum ini seharusnya minyak tidak perlu dinaikkan harganya atau harga minyak dinaikkan dengan nilai yang lebih tinggi dari biasanya namundalam beberapa periode tertentu tidak di ijinkan untuk menaikkan harga minyak lagi, karena akan berpengaruh pada transportasi terutama transportasi publik atau biasa disebut transporasi umum. Transportasi umum ini masih banyak digunakan masyarakat dikarenakan murah, mudah, dan masyarakat sendiri tidak perlu memikirkan biaya perawatan kendaraan. Oleh karena itu masih banyak masayarakat yang masih banyak menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi dan otomatis harga minyak juga sangat berpengaruh pada perekonomian nasional.
Dari sudut pandang sisi ekonomi makro, penurunan harga minyak mentah dunia memang positif karena menyebabkan inflasi rendah. Nemun, penurunan harga minyak mentah yang terlalu besar tidak hanya mempengaruhi kinerja ekspor, tetapi juga penerimaan negara. Penurunan harga minyak akan membuat nilai ekspor menjadi rendah. Rendahnya nilai ekspor dikarenakan minyak yang didapat di negara lalu diekspor ke luar negeri dengan harga yang murah tentu akan membuat nilai ekspor menurun. Nilai ekspor yang turun tersebut pasti akan mengganggu kinerja dari segi ekspor. Dengan lemahnya nilai ekspor yang ada tentu saja kinerja akan terganggu, lemah, dan menjadi hal yang negatif.
Selain lemahnya kinerja ekspor, rendah dan turunnya harga minyak juga akan menyebabkan rendahnya penerimaan negara. Negara akan menerima sejumlah keuntungan dan devisa dari penjualan atau ekspor dari segala sesuatu yang diekspor. Dalam hal ini minyak adalah salah satu komoditas yang diekspor ke luar negeri oleh Indonesia. Minyak cenderung berubah-ubah harganya sehingga muncul kekhawatiran terhadap penerimaan negara. Jika harga minyak melambung tinggi maka penerimaan negara yang diterima akan meningkat atau tinggi. Apabila harga minyak turun maka akan menyebabkan penurunan terhadap penerimaan negara yang diterima yaitu dalam bentuk dana maupun devisa.
Perekonomian beberapa negara didunia banyak yang terpuruk akibat imbas dari harga minyak dunia bahkan telah terjadi pelemahan pada perdagangan dunia sebagai akibat dari naik turunnya harga minyak tersebut. Dikhawatirkan beberapa waktu mendatang akan terjadi lagi fenomena seperti ini pada beberapa negara dunia terutama negara pengekspor minyak mentah. Lain halnya untuk negara pengimpor minyak mentah tidak perlu khawatir dengan fenomena anjloknya harga minyak dunia karena negara-negara tersebut pasti membeli minyak dengan harga murah dan sedangkan pada negara pengekspor minyak akan merasakan imbas dari penurunan harga minyak dunia bahkan beberapa negara dapat mengalami inflasi besar-besaran sebagai akibat dari turunnya harga minyak.
Oleh karena itu sangat diperlukan beberapa kebijakan pemerintah guna meminimalisir fenomena inflasi yang dikhawatirkan terjadi pada Indonesia. Kebijakan yang harus dilakukan adalah memanfaatkan sendiri minyak yang dihasilkan tanpa harus menjual kepada negara lain karena Indonesia masih memiliki harapan yang tinggi untuk memulihkan kekuatan sektor minyak karena negara ini masih memiliki cadangan minyak yang besar dan belum tereksplorasi. Selain itu juga dibutuhkan investasi-investasi berskala besar dan didukung oleh koordinasi yang baik antara berbagai lapisan masyarakat, pengusaha, kementerian serta pemerintah-pemerintah daerah.

0 komentar:

Posting Komentar