Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

Manakah yang diutamakan inflasi ataukah pengangguran

Manakah yang diutamakan inflasi ataukah pengangguran
Inflasi adalah sebuah acuan bagaimana tingkat kesehatan perekonomian sebuah negara, semakin tinggi tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara semakin tinggi pula resiko yang akan diterima oleh negara tersebut menghadapi berbagai masalah krisis yang akan terjadi. Namun sebaliknya jika dalam sebuah negara dapat menekan inflasi  serendah mungkin maka akan dapat menciptakan stabilitas perekonomian, bukan berarti dengan rendahnya inflasi menjadi satu-satunya tolak ukur kestabilan perekonomian tetapi jika dalam suatu negara tingkat inflasi yang rendah akan berpengaruh terhadap rendahnya investasi, menurunnya tingkat produksi, dan dalam jangka panjang akan berdampak terhadap peningkatan “pengangguran”. Mengapa inflasi dikaitkan dengan pengangguran ? alasannya jika dalam suatu negara mengalami depresi ekonomi dimana terdapat inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi) maka akan berdampak terhadap penurunan tingkat produksi yang berpengaruh terhadap pemintaan tenaga kerja, apabila suatu negara para pemilik usaha  banyak mengalami kebangkrutan dapat dikatakan terjadilah sebuah fenomena krisis hebat yang dipengaruhi oleh tingginya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), seperti halnya yang terjadi dalam krisis ekonomi tahun 1998. Dalam hal ini jelas membuktikan bahwasanya pengaruh besarnya inflasi yang terjadi dapat berdampak kepada tingginya Pengangguran suatu negara. Namun sebaliknya jika inflasi sangat rendah akan berdampak pada penurunan suku bunga sehingga  investasi yang terjadi akan meningkat dan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang tinggi pula. Menurut teory klasik, jika tingkat upah naik maka konsumsi masyarakat juga bertambah. Apabila pendapatan yang diperoleh meningkat bukan tidak mungkin permintaan akan suatu barang juga akan semakin meningkat dipengaruhi oleh tingginya tingkat upah dan dampaknya harga barang yang melambung tinggi akan memengaruhi kenaikan inflasi. Tentu menjadi suatu buah simalakama yang sangat membingungkan apabila penanganan inflasi tidak diawasi secara maksimal tentu peran pemangku jabatan kekuasan mempunyai mandat yang besar dengan menentukan kebijakan secara komprehensif.  Terdapat hubugan yang erat diantara keduanya seperti halnya hubungan dua insan manusia yang tak bisa terpisahkan di antara keduanya.
Sedangkan Masalah Pengangguran sendiri diibaratkan penyakit ganas yang menggerogoti sendi-sendi perekonomian negeri ini, bagamana tidak pengangguran menjadi sesosok hantu yang sangat mengerikan dan membayang-bayangi serasa inin menintai dan memangsa ruang lingkup kehidupan negeri ini. Masalah pengangguran yang terjadi bukanlah sebuah masalah yang  masih terdengar baru, andai kata dapat dikiaskan pengangguran merupakan salah satu aspek kehidupan yang tak bisa terlepaskan oleh sendi-sendi kehidupan rakyat indonesia. Bertambahnya jumlah angkatan kerja dalam setiap tahunnya merupakan sebuah tantangan sekaligus harapan bagi negera ini, dengan banyaknya  angkatan kerja siap menyongsong pertumbuhan ekonomi , namun yang menjadi permasalahan kompleksnya adalah membeludaknya angkatan kerja tidak mampu diimbangi secara maksimal jumlah penawaran  lapangan kerja yang tersedia akibatnya banyak terjadi pengangguran terpaksa yang mana mereka tidak mampu bertahan dalam dunia persaingan tenaga kerja dan kebanyakan dari mereka tersingkir dari dunia yang  menjanjikan kehiduoan yang selayaknya. Jika terus-menerus dibiarkan maka dampak terhadap perekonomian akan semakin parah.
Keberagaman indonesia mungkin saja tidak hanya disematkan dengan banyaknya potensi alam yang luar biasa namun tinggi rendahnya inflasi yang ada diantara setiap daerah menjadi simbul bahwa perekonomian negeri ini memiliki keanekaragaman yang unik. Jokowi mengumumkan daerah dengan tingkat inflasi yang tinggi adalah Bangka Belitung 13,15 %, diposisi kedua diduduki oleh Merauke 12,31 %, posisi ketiga Tarakan 11,91 %, keempat ditempati Tual dengan 11,48 % dan terakhir Padang 11,09 %. Meskipun inflasi yang terjadi bukanlah inflasi Hyper inflasi namun bukan berarti dampknya terhadap perekonomian tidak memburuk. Kurangnya pengawasan sektor keuangan daerah disinyalir timbulnya inflasi di setiap daerah-daerah di indonesia, bentuk transparansi yang masih minim membuat perkembangan inflasi terus menjalar ibarat tanaman merambat jika dibirakan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi besar. Inilah sebuah gambaran yang bisa dikatakan mencengangkan dengan kondisi seperti ini apakah mungkin pemerintah akan mengatasi masalah yang terjadi.
Kekhawatiran yang mungkin dapat terjadi dalam perekonomian indonesia dimana inflasi yang tidak dapat dijaga perkembangannya seperti halnya yang terjadi pada tahun 1998 inflasi naik dua digit dan impactnya adalah kondisi perekonomian tidak bisa terkendali, keterpurukan ekonomi akibat krisis dapat dirasakan oleh semua kalangan tidak hanya golongan kaya namun juga golongan miskin yang sangat menderita akibat fluktuasi ekonomi yang menerpa negara ini. Jika pertumbuhan ekonomi hanya ditinjau dari peningkatan konsumsi masyarakat tanpa memperhatikan dan menjaga perkembangan inflasi yang terjadi maka kemungkinan terburuk yang dapat dirasakan akan berakibat tragedi 1998 akan terulang kembali.
Dalam kaitannya dengan inflasi yang terjadi pada negara indonesia umumnya dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan pokok yang selama ini terasa sangat sulit untuk dipecahkan meskipun terkadang timbul rasa optimisme yang tinggi namun dengan koplektisitas permasalahan yang ada mungkin tidak ada yang bisa menjanjikan dan menjamin sampai kapan penderitaan ini akan berakhir. Kebutuhan akan ayam dan beras merupakan makananan pokok bagi warga negara indonesia yang harus terpenuhi demi terciptanya kesehatan gizi yang memadai. Permintaan akan kedua produk tersebut disinyalir menimbulkan peningkatan tingkat inflasi pada negara ini, seperti yang kita tahu bahwasanya beras merupakan kebubutan pokok rakyat yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kenaikan harga beras dipasaran merupakan suatu problema yang dapat merugikan bagi negara karena kebutuhannya sangat vital sekali bagi kehidupan. Dapat kita sadari bahwa seseorang yang tergolong menengah keatas mungkin tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kenaikan harga yang terjadi namun yang perlu kita garis bawahi disini bagaiaman dengan masayarkat yang mempunyai upah minimum atau tergolong masyarakat menengah kebawah akan sangat menyulitkan baginya untuk bertahan di dalam kondisi ekonomi yang semakin lama semakin menyulitkan, masyarakat semakin tak berdaya dengan perkembangan ekonomi yang mengharuskan mereka harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Sedangkan kondisi inflasi yang semakin bertambah akan menjadi beban hidup yang berat untuk dijalani. Ditambah lagi pemenuhan gizi yang cukup sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya fenomena gizi buruk dikalangan anak, dengan naiknya harga ayam yang dipengaruhi oleh inflasi semakin mustahil rasanya orang yang mempmuyai pendapatan minimum dapat merasakan pemenuhan gizi empat sehat lima sempurna.
Menurut Sasmito Deputi Badan Pusat Statistik ekonomi kuartal IV per tanggal 1 desember 2015, kenaikan harga beras mencapai 0,55 persen sedangkan pada ayam sendiri kenaikan harga mencapai 1,2 % hal inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi dinegara ini. Kenaikan kedua komodity ini dipengaruhi oleh kurangnya pasokan akan permintaan dalam negeri sehingga menimbulkan terjadinya kenaikan harga, padahal yang kita tahu bahwa negara indonesia adalah negara agraris yang notabene rakyatnya berprofesi sebagai petani dan memanfaatkan alam sekitarnya namun sekali lagi hal yang demikian bukanlah wujud jaminan terciptanya kesejahteraan ekonomi rakyat. Kesalahan yang sedikit saja akan berdampak pada kondisi perekonomian yang goyah jika permintaan akan suatu komoditas tertentu yang sifatnya penting tidak dapat terpenuhi dari permintaan yang terjadi maka dampaknya akan berpenagruh negatif terhadap kondisi perekonomian. Kenaikan harga sangat ditakutkan tidak hanya rakyat juga pemerintah bersiaga menjaga dan mengawasi perkembangan tingkat harga di pasar.
Tidak hanya harga beras dan ayam yang mengalami kenaikan, Sasmito menambahkan terjadi kenaikan harga rokok yang mencapai 1,16 persen. Rokok adalah kebutuhan yang tak bisa lepas dalam kehidupan rakyat indonesia meskipun dampaknya terhadap kesehatan tidak baik namun permintaan akan produk ini selalu meningkat, faktor ketagihan yang ditimbulkan bagi penggunanya menyebabkan ketergantungan akan rokok tidak dapat terobati meskipun tidak menutup kemungkinan dapat diatasi dengan produk alternatif yang ditawakan. Tidak adanya sanksi yang tegas dan pemberian izin yang resmi terhdap para pengguna rokok di indonesia menyebabkan permintaan akan komoditas ini semakin bertambah. Meskipun tidak dipungkiri dengan adanya rokok berdampak akan berdampak pada peningkatan devisa negara. Alasan terkuat kenaikan inflasi disebabkan oleh penarikan dana bea cukai oleh Menteri Keuangan yang seharusnya dilaksnakan pada februari 2016 dimajukan menjadi desember 2015, sehingga terjdilah kenaikan harga rokok yang diikuti peningktan inflasi.
Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik inflasi dipengaruhi oleh kenaikan sebagian besar indeks pengeluaran, yaitu bahan makanan yang menyumbang sebesar 0,33%, makanan jadi, minuman, rokok menyumbang 0,47%. Serta kelompok perumahan, bahan bakar, air, listrik dan gas yang menyumbang 0,15 %, kelompok kesehatan menyumbang 0,44 %. Sedangkan pada sektor pendidikan, olahraga dan rekreasi 0,05 %. Komunikasi, transport, jasa keuangan yang sama-sama menyumbang 0,06 %. Sedangkan pada sektor sandang mengalami penurunan sebesar 0,23 %. Dari sekian banyak peningkatan inflasi yang terjadi tentu bukan merupakan suatu masalah yang spele mudah untuk dipecahkan namun diperlukan perencanaan ekonomi moneter yang tepat untuk menentukan berapa besar inflasi masa lalu dan inflasi masa depan dibandingkan dengan inflasi saat ini untuk mengukur kemampuan perekonomian ditinjau dari keduanya.
Perbaikan dan pembangunan infrastruktur dalam setiap daerah merupakan titik terang yang dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap penurunan inflasi, akses yang masih buruk dan produk pelayanan keuangan yang tidak cukup memadai menjadi batu sandungan bagi pemerintah tentunya untuk dapat mengawasi sejauh mana tingkat inflasi suatu daerah, Kasus yang sama terjadi di daerah perbatasan indonesia akes serta pelayanan publik yang tak layak menjadi faktor pendorong tingginya inflasi di daerah Merauke. hal ini dilakukan semata-mata untuk melihat dan memberikan sebuah terobosan dalam menekan inflasi serta menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Presiden Joko Widodo menyarankan kepada seluruh daerah khususnya terhadap daerah yang mengalami masalah tingginya inflasi untuk membuat sebuah anggaran operasi pasar agar inflasi tidak terus-menerus mejadi penyakit yang sulit disembuhkan. Dengan adanya anggaran operasi pasar setiap daerah bertujuan untuk mendukung terciptanya kondisi pasar yang baik, setiap daerah para pejabat pemerintah membuat suatu wadah lembaga yang membidangi inflasi tujuannya adalah untuk mengawasi bagaimana kondisi pasar yang sesungguhnya dengan meninjau langsung ke lapangan diharapkan masalah yang timbul dapat segera teratasi dengan baik. Permasalahan yang dimaksud adalah lembaga pengawas pasar menindak lanjuti kira-kira apa yang menjadi penyebab tingginya inflasi di daerah tersebut hingga ke akar permasalahannya serta mencari solusi dari meningkatnya inflasi di setiap daerah. Dengan demikian pemerintah dan pengawas inflasi daerah lebih mudah dalam memberantas  inflasi yang tinggi. Bentuk kebijakan yang mungkin bisa memberikan efek positif terhadap penurunan inflasi adalah dengan memberikan sanksi ringan terhadap pelaku usaha maupun pedagang yang menerapkan harga tinggi terhadap komoditas tertentu akibat dari adanya peningkatan permintaan barang. Dengan memberikan sanksi ringan maupun sanksi berat akan berdampak pada stabilitas harga dipasar. Sanksi ringan berupa laramgan berjualan sedangkan sanksi berat sendiri berupa penyitaan komoditas tertentu yang dinilai merugikan para konsumen. Ketegasan pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan mengingat salah satu penyebab terjadinya inflasi adalah stabilitas harga yang tidak teratur sehingga padagamg dan pelaku usaha mempermainkan harga pasaer sesuai permintaan pasar dan tentu saja ini akan berakibat pada tumbuhnya inflasi, hal ini sangat  merugikan bagi konsumen mengingat inflasi dapat ditekan dengan menaikkan konsumsi masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Presiden Jokowi juga memberikan bentuk penghargaan terhadap daerah yang dapat mengantisipasi dan menekan inflasi. Hal ini dilakukan agar setiap daerah bersemangat untuk memerangi tingginya inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat digalakkan dengan baik.
Masalah lain yang juga tak kalah rumit untuk dipecahkan adalah Jumlah angkatan kerja yang semakin lama semakin bertambah merupakan sebuah tantangan baru bagi pejabat pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja yang memadai, persaingan yang ketat diantara para pencari kerja mengakibatkan salah satu diantaranya harus menganggur tentu ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pengangguran yang terjadi bukanlah pengangguran sukarela yang sering terjadi pada negara maju namun pada konteks negara ini pengangguran yang dimaksud adalah pengangguran terpaksa karena demand lebih besar terhadap supply. Kita bisa mengambil sample dari salah satu daerah di indonesia. Pada kasus yang terjadi pada Karawang junlah Angkatan kerja mencapai 1.026.868 jiwa dengan 912.864 jiwa yang bekerja. Tentu saja menjadi masalah yang pelik dalam menyikapi fenomena yang terjadi, adanya ruang yang cukup besar di dalam mengisi kekosongan permintaan akan tenaga kerja yang juga mempuyai hak yang sama di dalam mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak. Kedua masalah tersebut bukanlah yang mudah untuk dipecahkan secara gamblang mengingat dampak yang ditimbulkan cukup besar terhadap sendi-sendi kehidupan perekonomian negara ini.
Penyebab dari pengagguran itu sendiri adalah belum adanya koordinasi dan kerjasama yang tepat antara pihak pemerintah dan penyedia lapangan kerja dalam hal ini industri swasta yang dimaksud, keahlian khusus yang masih belum memadai dimiliki oleh sebagian tenaga kerja sehingga menyulitkan para pencari kerja untuk bersaing dengan angkatan kerja lainnya, industri swasta yang selektif dalam memilah dan memilih angkatan kerja yang dibutuhkan perusahaan, dukungan pemerintah dalam bentuk kredit murah serta kemudahan izin usaha terhadap Usaha Kecil dan menengah yang belum diterapkan secara maksimal menjadi salah satu penghambat gagalnya pengentasan pengangguran,  peraturan pemerintah terhadap izin industri yang menitikberatkan kepada industri padat karya secara merata, pemanfaatan sumber daya alam (pariwisata, perkebunan, pertanian, perikanan, tambang dll) belum dikelola secara optimal.
Menurut Teo Suryana Kepala bidang Binapenta, salah satu faktor kendala yang terjadi akibat masih tingginya pengannguran dipengaruhi oleh rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga perusahaan merasa enggan untuk merekrut karyawan yang tidak memenuhi standar yang diinginkan. Penanganan yang serius sangat diperlukan dengan memberikan keterampilan dan skill yang memadai diharapkan akan menjadi penolong terciptanya kreativitas antar individu tidak hanya berharap untuk menjadi seorang pekerta namun diharapkan menjadi pembuat lapangan kerja. Jiwa wirausaha diperlukan di dalam memotivasi para angkatan kerja untuk tidak hanya berfokus kepada mecari lowongan kerja namun menciptakan lapangan kerja baru yang dapat bermanfaat terhadap orang lain.
Menyikapi masalah yang terjadi pihak Binapentra membentuk sebuah wadah yang memberikan suatu layanan berupa pengawasan dalam Lembaga penempatan tenaga kerja swasta (LPTKS) yang membidangi pengawasan terhadap para tenaga kerja di dalam mendata seberapa besar tingkat tenaga kerja yang terserap di dalam perusahaan swasta dengan demikian dapat menghasilkan suatu data yang bisa mengitung besaran tenaga kerja yang terserap dan membandingkan dengan Angkatan kerja yang tersedia sehingga dapat terukur jumlah pengangguran terbuka
Untuk mengatasi masalah tersebut langkah pasti yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pengarahan dan kerjasama antara pemerintah  serta industri swasta di dalam menyediakan tempat yang layak terhadap peningkatan tenaga kerja  setiap tahunnya, memberikan suatu metode pelatihan terhadap para angkatan kerja agar mempunyai bekal sebelum memasuki dunia kerja,  memberikan pengarahan tentang penyeleksiaan angkatan kerja kepada industri swasta agar tidak terlalu selektif di dalam merekrut angakatan kerja yang masih menganggur, pemberian kredit murah serta pendampingan terhadap UMKM di dalam mengembangkan usahanya agar diharapkan bisa meciptakan lapangan kerja yang luas serta memberikan persyaratan yang mudah terhadap izin usaha, memberikan sebuah kebijakan yang tegas terhadap para pemilik usaha khususnya industri swasta untuk lebih mengedepankan industri pada karya dibandingkan dengan indusrtri padat modal,  memanfaatkan potensi alam yang belum dikelola dengan baik tujuannya multiplier efect yang dihasilkan menjadi ladang usaha masyarakat untuk mengangkat derajatnya.
Seperangkat kebijakan yang mungkin dapat dicanangkan pemeritah sendiri sangat diperlukan untuk menggenjot perekonomian kearah yang lebih baik kedepannya. Masalah pengangguran yang terjadi bukanlah salah pemrintah maupun rakyat indonesia, tidak terlalu penting jika mencari siapa yang salah terhadap peningkatan pengangguran dan penurunan pertumbuhan ekonomi dan yang patut digaris bawahi adalah bagaimana upaya untuk memberantas pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terciptanya kesejahtraan rakyat indonesia menjadi tujuan akhir yang harus dipenuhi untuk menggapai cita-cita dan angan hajat hidup orang banyak.

Masalah inflasi maupun pengangguran sangat melekat dalam kehidupan kita sehari-hari hubungan keduanya pun juga bisa dikatakan sangat berkaitan satu sama lain. Tanpa kita sadari inflasi dan pengangguran menjadi hal yang memberatkan bagi perekonomian ini, kebijakan yang tepat sasaran menjadi sebuah mimpi dan harapan untuk mengatsi dan menanggulangi inflasi dan pengangguran. Tergantung apakah kita bisa untuk mengatasi masalah tersebut, kerjasama diantara beberapa pihak sangat diperlukan sekali di dalam mensukseskan acara ini. Jika dalam hal ini pemerintah saja yang berperan aktif untuk menanggulanginya tanpa diikuti oleh dukungan positif oleh beberapa aspek kehidupan bermasyarakat tentu kebijakan dan solusi yang ditawarkan untuk memberantas pengangguran dan menurunkan inflasi akan sia-sia, hanyalah sebuah fiktif belaka ibarat hidup di negeri dongeng yang tak mampu di analisa menggunakan nalar manusia, transparansi perencanaan ekonomi yang baik adalah kunci dari sebuah kesuksesan ekonomi yang lebih baik. Bangsa yang baik adalah bangsa yang dengan sendirinya membangun, bekerjasama bahu membahu untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Harapan inilah yang mungkin bisa disematkan terhadap pemangku kebijakan untuk menciptakan kondisi ekoomi yang dicita-citakan.

0 komentar:

Posting Komentar