Kinerja Bank Indonesia dalam Transaksi Rupiah
Permasalahan ekonomi pada beberapa bulan ini mengalami
fluktuasi yang terlalu sering. Dengan adanya pelemahan dan penguatan mata uang
rupiah yang tidak dapat diprediksi sama sekali membuat beberapa pihak industri
mengalami kecemasan bahkan ada yang mengalami kerugian. Pemerintah dalam hal
ini telah berusaha meminimalisir serta menanggulagi adanya gejolak ekonomi yang
telah terjadi. Berbagai macam upaya telah dilakukan pemerintah seperti
membatasi impor dan mendorong kegiatan ekspor. Negara Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat juga akan bertambah.
Fenomena tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan, yaitu pemerintah
juga harus menyediakan pemuas kebutuhan yang lebih banyak lagi. Pemenuhan
kebutuhan disini yang dimaksud juga adalah pemenuhan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Untuk itu sekarang ini banyak dijumpai berbagai industri dengan
berbagai macam jenis.
Dalam kegiatan transaksi pada industri maupun jasa
tentunya akan membutuhkan alat tukar. Rupiah merupakan salah satu mata uang
yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Penggunaan mata uang rupiah pada
dasarnya didominasi oleh perdagangan dalam negeri. Transaksi perdagangan yang dilakukan
ketika menggunakan rupiah dapat berupa transaksi tunai maupun transaksi non
tunai tergantung kebutuhan dan efisiensi dari masing – masing industri yang
bersangkutan. Dalam kegiatan perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri,
biasanya industri dalam negeri menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat
transaksi. Hal ini tentu menjadi problematika tersendiri bagi perekonomian
dalam negeri. Mengingat negara Indonesia pasti akan melakukan transaksi luar
negeri untuk mencukupi kebutuhan dalam negerinya. Untuk itu diterapkan berbagai
peraturan mengenai penggunaan rupiah sebagai alat transaksi perdagangan dalam
negeri. Sesuai Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No. 17/3/2015. PBI ini adalah peraturan teknis yang terbit
sebagai pelaksanaan UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Pada dasarnya tujuan dari penggunaan
rupiah dalam transaksi tunai maupun non tunai adalah untuk menjaga laju inflasi
dan mencoba untuk mengurangi ketergantungan penggunaan dollar AS sebagai alat
transaksi karena kecenderungan penggunaan dollar AS bagi masyarakat Indonesia
juga cukup tinggi. Selain untuk menjaga kestabilan inflasi, wewenang BI dalam
menggalakkan penggunaan uang untuk kegiatan transaksi tunai maupun non tunai
adalah untuk mengantisipasi pelesuan ekonomi seperti yang terjadi pada beberapa
bulan terakhir. Ketika keadaan perekonomian terguncang karena isu penaikan suku
bunga oleh The Fed, maka perekonomian Indonesia diharapkan akan tetap stabil
berkat penggunaan rupiah tersebut. Sekaligus hal ini dapat menjadi pembuktian kepada
negara lain bahwa perekonomian Indonesia mampu mengatasi keadaan tersebut.
Penetapan kebijakan BI sehubungan dengan
penggunaan rupiah juga sebagai dampak ketika beberapa pengusaha menggunakan
dollar sebagai alat transaksi daripada menggunakan rupiah. Dengan demikian
rupiah menjadi tertekan atau juga bisa dikatakan terdepresiasi, akibatnya
permintaan akan valas di dalam negeri akan semakin meningkat. Jika hal ini
terjadi terus menerus, maka nilai rupiah akan semakin memburuk, terlebih dengan
adanya era MEA seperti sekarang ini. Langkah BI ini dirasa cukup tepat,
meskipun pelaksanaannya memerlukan waktu yang agak lama karena harus
menyesuaikan secara perlahan. Salah satu industri yang perlu adanya penyesuaian
dalam penerapan kebijakan ini adalah pada industri makanan dan minuman, karena
untuk bahan baku pembuatan makanan dan minuman itu sendiri masih memerlukan
bahan dari luar negeri sehingga kita harus melakukan impor. Namun pada industri
lain mungkin akan berbeda dalam merespon kebijakan ini. Karena pada dasarnnya
tiap – tiap industri memiliki kapasitas dan kondisi yang berbeda dalam
penyesuaian kebijakan. Sedangkan industri lain yang sudah mampu menyesuaikan
kebijakan yang dianjurkan oleh BI diantaranya adalah industri logam, industri
tekstil, dan industri kimia. Jika penggunaan dollar AS dapat dikurangi maka hal
ini dapat memberikan kemungkinan yaitu penguatan pada nilai rupiah agar secara
perlahan berada pada titik kestabilan. Kemungkinan ini sebenarnya juga
diharapkan oleh beberapa pemilik industri. Mereka berharap jika nilai rupiah
dalam keadaan yang stabil, maka pada biaya produksi dapat diprekdisikan lebih
jelas untuk mengurangi berbagai risiko yang ada.
Jika dilihat menurut perkembangannya,
penggunaan pada mata uang asing untuk jenis kegiatan transaksi secara tunai
ataupun non tunai di negara Indonesia pada awal tahun ini mengalami penurunan,
menurut data dari BI jumlah penggunaan yang awalnya US$7 miliar tiap bulan
mengalami penurunan menjadi US$4 miliar per bulan. Hal ini merupakan upaya
positif dari masyarakat. Mereka berupaya untuk melakukan kebijakan dari BI
untuk terus meningkatkan penggunaan rupiah dalam kegiatan transaksi. Jika
penggunaan rupiah terus meningkat maka ada kemungkinan rupiah akan
terapresiasi. Perkembangan positif yang ada juga dapat dilihat melalui
perkembangan devisa dan nilai tukar. Tujuan kebijakan dari BI tersebut adalah
tidak lain untuk menguatkan rupiah, serta membiasakan masyarakat agar lebih
mengetahui dampak apa yang sekiranya terjadi apabila kita terus menggunakan
valuta asing dalam jumlah yang terlalu banyak dan sering. Beberapa industri
yang biasanya meggunakan transaksi valas adalah pada industri minyak, gas dan
batu bara, serta beberapa industri yang berkaitan dengan energi. Sehingga perlu
adanya kajian dari tiap sub - sub sektor industri, karena kebutuhan valas tiap
industri juga mempunyai perbedaan. Selain itu apabila ada inudstri yang
mendapatkan modal atas transaksi valas, maka hal ini juga perlu dibicakaran dan
mencari solusi yang aman. Sehingga penggunaan rupiah nantinya akan mendapatkan
dukungan dari berbagai sektor dan manfaatnya juga dapat dirasakan
Rachma Priasti Ramadhani
130810101154
wah menarik, baja juga https://afara.my.id/tips-aman-bertransaksi-di-media-sosial/
BalasHapus