Blogroll

Minggu, 12 Juni 2016

STRATEGI KONSUMSI, PENENTU EKONOMI


STRATEGI KONSUMSI, PENENTU EKONOMI
Oleh : Shella Elly Sritrisniawati (130810101093)
Jurusan Ilmu ekonomi Studi Pembangunan angkatan 2013, Konsentrasi Ekonomi Moneter, Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Dalam memicu pertumbuhan ekonomi pada akhir 2015 ini, selain mengutamakan dari belanja negara yang dilakukan oleh pemerintah, perlu upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan meningkatkan konsumsi masyarakat dengan memberikan kemudahan dalam likuiditas keuangan. Meskipun Bank Indonesia telah memberlakukan kebijakan makroprudential yang berhubungan dengan pelonggaran rasio uang muka (Loan To Value / LTV) untuk kredit kendaraan bermotor dan untuk kredit properti, sehingga diharapkan tingkat suku bunga juga akan menurun. Biarpun pelonggaran LTV telah dilakukan tetapi masalah yang timbul dalam masyarakat adalah besarnya cicilan. Peringanan pada uang muka dalam kredit kendaraan bermotor maupun properti tetapi jika cicilan tiap bulan masih sangat tinggi tentunya mempengaruhi minat masyarakat dalam mengambil kredit.
            Kebijakan makroprudential diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya yang dilakukan terkait pelonggaran likuiditas harus dijalankan selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan ekonomi dalam sektor fiskal. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan investasi, penyerapan belanja pemerintah diluar faktor perdagangan internasional yaitu eksport dan import, sehingga dapat mendorong konsumsi publik. Jika penyerapan anggaran pemerintah dapat berjalan secara optimal akan mendorong pertumbuhan investasi dan masalah yang berhubungan dengan kondisi politik seperti konflik dan isu reshuffle kabinet harus ditangani dengan bijak. Jadi penentuan kebijakan dalam satu sektor dapat berakibat pada sektor yang lain. Kerjasama dan kinerja yang baik antar sektor dalam memberikan iklim yang kondisif dalam perekonomian.

            Dengan hal tersebut peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di negara berkembang, misalnya seperti negara Indonesia. Negara berkembang cenderung mempunyai penduduk yang banyak sehingga potensi akan tingkat konsumsi semakin lebih tinggi. Hal tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan investasi dan produksi, sehingga efek pengganda (multiplier) dari tingkat konsumsi akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat. 

0 komentar:

Posting Komentar