STRATEGI
KONSUMSI, PENENTU EKONOMI
Oleh
: Shella Elly Sritrisniawati (130810101093)
Jurusan
Ilmu ekonomi Studi Pembangunan angkatan 2013, Konsentrasi Ekonomi Moneter,
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Dalam memicu
pertumbuhan ekonomi pada akhir 2015 ini, selain mengutamakan dari belanja
negara yang dilakukan oleh pemerintah, perlu upaya lain yang dapat dilakukan
oleh pemerintah, yaitu dengan meningkatkan konsumsi masyarakat dengan
memberikan kemudahan dalam likuiditas keuangan. Meskipun Bank Indonesia telah
memberlakukan kebijakan makroprudential yang berhubungan dengan pelonggaran
rasio uang muka (Loan To Value / LTV) untuk kredit kendaraan bermotor dan untuk
kredit properti, sehingga diharapkan tingkat suku bunga juga akan menurun. Biarpun
pelonggaran LTV telah dilakukan tetapi masalah yang timbul dalam masyarakat
adalah besarnya cicilan. Peringanan pada uang muka dalam kredit kendaraan
bermotor maupun properti tetapi jika cicilan tiap bulan masih sangat tinggi
tentunya mempengaruhi minat masyarakat dalam mengambil kredit.
Kebijakan
makroprudential diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Upaya yang dilakukan terkait pelonggaran likuiditas harus dijalankan selaras
dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan ekonomi dalam sektor
fiskal. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan investasi, penyerapan belanja
pemerintah diluar faktor perdagangan internasional yaitu eksport dan import,
sehingga dapat mendorong konsumsi publik. Jika penyerapan anggaran pemerintah
dapat berjalan secara optimal akan mendorong pertumbuhan investasi dan masalah
yang berhubungan dengan kondisi politik seperti konflik dan isu reshuffle
kabinet harus ditangani dengan bijak. Jadi penentuan kebijakan dalam satu
sektor dapat berakibat pada sektor yang lain. Kerjasama dan kinerja yang baik
antar sektor dalam memberikan iklim yang kondisif dalam perekonomian.
Dengan
hal tersebut peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan yang cukup
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di negara berkembang, misalnya
seperti negara Indonesia. Negara berkembang cenderung mempunyai penduduk yang
banyak sehingga potensi akan tingkat konsumsi semakin lebih tinggi. Hal
tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan investasi dan produksi, sehingga
efek pengganda (multiplier) dari
tingkat konsumsi akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan
tingkat kesejahteraan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar