FED NAIKKAN SUKU BUNGA, JOKOWI: INI EFEK POSITIF
Bank sentral Amerika Serikat
atau The Fed baru saja mengeluarkan kebijakan mengenai tingkat suku bunga,
dimana The Fed mengeluarkan kebiajakn untuk menaikkan tingak suku bunga acuan.
Kenaikan suku bunga yang terjadi nilainya cukup besar yaitu sebesar 0,25%.
Dimana pada awalnya The Fed memiliki tingkat suku bunga acuan sebesar 0,25% dan
sekarang tingkat suku bunga acuannya sebesar 0,5%. Hal tersebut tentunya berdampak pada
perekonomian global, mengingat kenaikan nilai tingkast suku bunga acuan yang
bisa dikatakan lumayan berarti. Pastinya semua Negara akan menghadapi dampak
akibat kenaikan tingkat suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh The Fed ini,
tidak terkecuali dengan Indonesia.
Namun ada hal yang berbeda
menganai tanggapan dari Indonesia mengenai The Fed yang menaikkan tingkat suku
bunganya, dimana kenaikan tingkat suku bunga ini direspon dengan sangat positif
oleh Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Indonesia Joko
Widodo. Dalam rapat musyawarah nasional DPRD tingkat kabupaten Presiden Joko
Widodo menyampaikan bahwa merupakan suatu dampak positif bagi Negara Indonesia
menanggapi naiknya tingkat suku bunga The Fed. Presiden Joko Widodo juga menyampaikan
bahwa dampak positif dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed ini sudah mulai
terlihat. Contohnya adalah nilai tukar rupiah menguat sebagai dampak dari
naiknya tingkat suku bunga The Fed. Hal tersebut tentunya membuat keadaan
perekonomian di Indonesia semakin membaik.
Menguatnya nilai tukar
rupiah tersebutlah yang mendorong indeks harga saham gabungan Indonesia
mengalami progress yang semakin
menguat. Hal tersebut dikarenakan ketika nilai tukar rupiah menguat maka akan
berpengaruh pada segala sektor perekonomian. Dimana segala sektor perekonomian
akan membaik, termasuk keadaan perekonomian Indonesia pada ranah global. Jadi
tidak heran jika indeks harga saham gabungan di Indonesia nilainya mengalami
kenaikan.
Menanggapi dampak positif
dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed ini, seharusnya dapat direspon dengan
baik oleh seluruh stakeholder perekonomian
Indonesia. Segala sektor harus dapat memanfaatkan keadaan dengan baik, misalnya
saja sektor industri. Berbagai industri yang ada di Indonesia seharusnya
khususnya yang masih mengimpor bahan baku dari luar negeri, dapat meningkatkan
efisiensi produksinya. Hal tersebut dikarenakan dengan harga input yang turun
tentunya laba yang diperoleh akan semakin banyak sehingga kesempatan untuk
memajukan industri sangatlah besar. Selain itu, peluang untuk masuk ke
perdagangan global semakin besar karena produksinya telah mencapai tingkat
efisiensi.
Sebelumnya, The Fed sendiri
belum pernah menaikkan tingkat suku bunganya. Hal tersebut bahkan terjadi
selama satu dekade terakhir. Dimana tingkat suku bunga The Fed pada satu dekade
terakhir stagnan diangka 0,25%. Hal tersebut dikarenakan The Fed mempertahankan
kedaan perekonomian Amerika Serikat stagnan pada posisi tersebut dengan tingkat
suku bunga 0,25%. Karena pada tingkat suku bunga 0,25% keadaan perekonomian
Amerika Serikat dirasa berada pada posisi yang menguntungkan sehingga The Fed
tidak buru-buru dalam mengeluarkan kebijakan mengenai penaikan atau penurunan
tingkat suku bunga.
Upaya The Fed untuk
menaikkan tingkat suku bunga acuan ini tentunya bukan tanpa sebab, The Fed
tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. The Fed sebenarnya mengelurkan
kebijakan untuk menaikkan tingkat suku bunga ini ingin mengubah siklus
perekonomian yang ada. Dimana awalnya siklus perekonomian yang ada di Amerika
Serikat bersifat longgar. Dimana siklus perekonomian dibiarkan berjalan sendiri
tanpa ada pengawasan yang ketat dari pemerintah maupun bank sentral, hal ini
tentunya sesuai dengan sistem perekonomian yang dianut oleh Amerika Serikat.
Siklus perekonomian yang longgar ini tentunya akan membentuk perekonomian yang
mandiri dimana seluruh pelaku ekonomi akan berusaha semaksimal mungkin dalam
melakukan kegiatan perekonomian mengingat persaingan yang terjadi antar pelaku
ekonomi sangat ketat.
Menanggapi perekonomian yang
selama ini siklusnya longgar, The Fed menganalisis bahwa dengan berbagau
keunggulan yang dimiliki siklus perekonomian yang longgar ternyata juga
memiliki kekurangan. Kekurangan dari siklus perekonomian yang longgar adalah
tidak adanya kontrol dari pemerintah dan bank sentral dalam berjalannya
perekonomian. Meskipun sistem perekonomian yang dianut oleh Amerika Serikat
tidak melibatkan adanya intervensi dari pemerintah namun menyerahkan segala
aktivitas perekonomian kepada mekanisme pasar, namun pemerintah dalam hal ini
berperan dalam hal controlling.
Sesekali pemerintah juga menggunakan intervensinya dalam mengeluarkan kebijakan
seputar perekonomian, karena secara empiris suatu mekanisme pasar tidak dapat
terjadi jika tidak ada intervensi pemerintah.
Dimana The Fed merasa bahwa
perekonomian yang longgar justru memiliki kekurangan, maka dari itu The Fede
mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Tujuannya adalah
untuk mengubah siklus perekonomian yang ada di Amerika Serikat yang awalnya
longgar kemudian dibuat menjadi ketat. The Fed berharap dengan siklus
perekonomian yang ketat maka akan memudahkan pemerintah Amerika Serikat maupun
The Fed dalam melakukan fungsi controlling
dalam perekonomian.
Dengan fungsi controlling
yang tepat, diharapkan bahwa aktivitas perekonomian di Amerika Serikat akan
dapat berjalan dengan baik tanpa ada pihak swasta yang dapat memonopoli
perekonomian di Amerika Serikat. Meskipun pelaksanaan siklus perekonomian yang
baru ini belum sepenuhnya terlaksana dikarenakan harus ada tahapan-tahapan yang
harus dijalani dalam perubahan siklus perokonomian. Harus ada fase penyesuaian
yang membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak bisa dilakukan dengan instant. Maka dari itu pemerintah
Amerika Serikat dan juga The Fed harus sedikit bersabar dalam hal ini.
Selain mengeluarkan
kebijakan menaikkan tingkat suku bunga acuan, The Fed juga mengeluarkan
kebijakan sebagai pengiring kebijakan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkan
yaitu berupa penerapan premi dalam mengontrol tingkat inflasi yang ada. Karena sebelumnya
tingkat inflasi yang ada sempat merosot dari target yang telah ditentukan,
sehingga The Fed mengkhawatirkan tingkat inflasi yang ada akan merosot lagi
dari target jika tidak ditentukan premi.
0 komentar:
Posting Komentar