Blogroll

Minggu, 26 Juni 2016

FED NAIKKAN SUKU BUNGA, JOKOWI: INI EFEK POSITIF



FED NAIKKAN SUKU BUNGA, JOKOWI: INI EFEK POSITIF

Bank sentral Amerika Serikat atau The Fed baru saja mengeluarkan kebijakan mengenai tingkat suku bunga, dimana The Fed mengeluarkan kebiajakn untuk menaikkan tingak suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga yang terjadi nilainya cukup besar yaitu sebesar 0,25%. Dimana pada awalnya The Fed memiliki tingkat suku bunga acuan sebesar 0,25% dan sekarang tingkat suku bunga acuannya sebesar 0,5%.  Hal tersebut tentunya berdampak pada perekonomian global, mengingat kenaikan nilai tingkast suku bunga acuan yang bisa dikatakan lumayan berarti. Pastinya semua Negara akan menghadapi dampak akibat kenaikan tingkat suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh The Fed ini, tidak terkecuali dengan Indonesia.
Namun ada hal yang berbeda menganai tanggapan dari Indonesia mengenai The Fed yang menaikkan tingkat suku bunganya, dimana kenaikan tingkat suku bunga ini direspon dengan sangat positif oleh Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Dalam rapat musyawarah nasional DPRD tingkat kabupaten Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa merupakan suatu dampak positif bagi Negara Indonesia menanggapi naiknya tingkat suku bunga The Fed. Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa dampak positif dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed ini sudah mulai terlihat. Contohnya adalah nilai tukar rupiah menguat sebagai dampak dari naiknya tingkat suku bunga The Fed. Hal tersebut tentunya membuat keadaan perekonomian di Indonesia semakin membaik.
Menguatnya nilai tukar rupiah tersebutlah yang mendorong indeks harga saham gabungan Indonesia mengalami progress yang semakin menguat. Hal tersebut dikarenakan ketika nilai tukar rupiah menguat maka akan berpengaruh pada segala sektor perekonomian. Dimana segala sektor perekonomian akan membaik, termasuk keadaan perekonomian Indonesia pada ranah global. Jadi tidak heran jika indeks harga saham gabungan di Indonesia nilainya mengalami kenaikan.
Menanggapi dampak positif dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed ini, seharusnya dapat direspon dengan baik oleh seluruh stakeholder perekonomian Indonesia. Segala sektor harus dapat memanfaatkan keadaan dengan baik, misalnya saja sektor industri. Berbagai industri yang ada di Indonesia seharusnya khususnya yang masih mengimpor bahan baku dari luar negeri, dapat meningkatkan efisiensi produksinya. Hal tersebut dikarenakan dengan harga input yang turun tentunya laba yang diperoleh akan semakin banyak sehingga kesempatan untuk memajukan industri sangatlah besar. Selain itu, peluang untuk masuk ke perdagangan global semakin besar karena produksinya telah mencapai tingkat efisiensi.
Sebelumnya, The Fed sendiri belum pernah menaikkan tingkat suku bunganya. Hal tersebut bahkan terjadi selama satu dekade terakhir. Dimana tingkat suku bunga The Fed pada satu dekade terakhir stagnan diangka 0,25%. Hal tersebut dikarenakan The Fed mempertahankan kedaan perekonomian Amerika Serikat stagnan pada posisi tersebut dengan tingkat suku bunga 0,25%. Karena pada tingkat suku bunga 0,25% keadaan perekonomian Amerika Serikat dirasa berada pada posisi yang menguntungkan sehingga The Fed tidak buru-buru dalam mengeluarkan kebijakan mengenai penaikan atau penurunan tingkat suku bunga.
Upaya The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan ini tentunya bukan tanpa sebab, The Fed tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. The Fed sebenarnya mengelurkan kebijakan untuk menaikkan tingkat suku bunga ini ingin mengubah siklus perekonomian yang ada. Dimana awalnya siklus perekonomian yang ada di Amerika Serikat bersifat longgar. Dimana siklus perekonomian dibiarkan berjalan sendiri tanpa ada pengawasan yang ketat dari pemerintah maupun bank sentral, hal ini tentunya sesuai dengan sistem perekonomian yang dianut oleh Amerika Serikat. Siklus perekonomian yang longgar ini tentunya akan membentuk perekonomian yang mandiri dimana seluruh pelaku ekonomi akan berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan kegiatan perekonomian mengingat persaingan yang terjadi antar pelaku ekonomi sangat ketat.
Menanggapi perekonomian yang selama ini siklusnya longgar, The Fed menganalisis bahwa dengan berbagau keunggulan yang dimiliki siklus perekonomian yang longgar ternyata juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari siklus perekonomian yang longgar adalah tidak adanya kontrol dari pemerintah dan bank sentral dalam berjalannya perekonomian. Meskipun sistem perekonomian yang dianut oleh Amerika Serikat tidak melibatkan adanya intervensi dari pemerintah namun menyerahkan segala aktivitas perekonomian kepada mekanisme pasar, namun pemerintah dalam hal ini berperan dalam hal controlling. Sesekali pemerintah juga menggunakan intervensinya dalam mengeluarkan kebijakan seputar perekonomian, karena secara empiris suatu mekanisme pasar tidak dapat terjadi jika tidak ada intervensi pemerintah.
Dimana The Fed merasa bahwa perekonomian yang longgar justru memiliki kekurangan, maka dari itu The Fede mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Tujuannya adalah untuk mengubah siklus perekonomian yang ada di Amerika Serikat yang awalnya longgar kemudian dibuat menjadi ketat. The Fed berharap dengan siklus perekonomian yang ketat maka akan memudahkan pemerintah Amerika Serikat maupun The Fed dalam melakukan fungsi controlling dalam perekonomian.
Dengan fungsi controlling yang tepat, diharapkan bahwa aktivitas perekonomian di Amerika Serikat akan dapat berjalan dengan baik tanpa ada pihak swasta yang dapat memonopoli perekonomian di Amerika Serikat. Meskipun pelaksanaan siklus perekonomian yang baru ini belum sepenuhnya terlaksana dikarenakan harus ada tahapan-tahapan yang harus dijalani dalam perubahan siklus perokonomian. Harus ada fase penyesuaian yang membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak bisa dilakukan dengan instant. Maka dari itu pemerintah Amerika Serikat dan juga The Fed harus sedikit bersabar dalam hal ini.
Selain mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga acuan, The Fed juga mengeluarkan kebijakan sebagai pengiring kebijakan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkan yaitu berupa penerapan premi dalam mengontrol tingkat inflasi yang ada. Karena sebelumnya tingkat inflasi yang ada sempat merosot dari target yang telah ditentukan, sehingga The Fed mengkhawatirkan tingkat inflasi yang ada akan merosot lagi dari target jika tidak ditentukan premi.

0 komentar:

Posting Komentar