Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

Inflasi Rendah, Akankah Pertumbuhan Meningkat?

Inflasi Rendah, Akankah Pertumbuhan Meningkat?
Oleh
Wardatul Hasanah
130810101152

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusiannya. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan untuk perekonomian di Indonesia. Namun faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran. Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pengangguran terjadi karena akibat adanya tinggi tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak di imbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas sehingga hal ini disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja. Atau dengan kata lain, di dalam pasar tenaga kerja jumlah penawaran akan tenaga kerja yang ada lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja.
Masalah pengangguran ini merupakan masalah umum yang selalu dihadapi berbagai negara berkembang utamanya di Indonesia yang selalu menjadi persoalan bangsa yang sulit untuk dipecahkan. Berhasil tidaknya suatu usaha untuk menanggulangi masalah besar ini akan mempengaruhi kestabilan sosial politik dalam kehidupan masyarakat dan kontinuitas dalam pembangunan ekonomi jangka panjang. Hal ini mengingat jumlah kepadatan penduduk indonesia yang terus bertambah dan tidak diiringi dengan tingginya permintaan akan tenaga kerja dan kurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
Tetapi, masalah pengangguran tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Masalah pengangguran di negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara berkembang karena di negara maju hanya ber-kaitan dengan pasang surut perekonomian namun bukan karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, modal, ataupun sosial politik. Tingginya angka pengangguran, ledakan penduduk, distribusi pendapatan  yang tidak merata dan  berbagai permasalahan lainnya menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita serta terbatasnya penerapan sumber daya manusia (SDM).
Berbicara mengenai pengangguran, tak akan lepas pula dengan pembahasan mengenai Inflasi. Kata inflasi sudah tidak asing lagi dalam istilah masyarakat dan para akademisi. Inflasi yang kita tahu adalah inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus namun bukan hanya satu komoditas saja. Kenaikan secara terus-menerus tersebut di ikuti oleh kenaikan harga barang satu dengan lainnya terlebih lagi bahan-bahan atau kebutuhan konsumsi masyarakat. Inflasi dapat terjadi karena adanya akibat dari permintaan masyarakat yang terlalu besar sehingga tidak dapat terlayani oleh kapasitas produksi sehingga terjadi ketidakseimbangan akan permintaan serta penawaran dengan mengaitkan kenaikan harga. Hal ini disebut dengan penyebab inflasi dengan Demand Pull Inflation. Penyebab terjadinya inflasi yang kedua yaitu Cosh Push Inflation. Cosh Push Inflation merupakan sebab terjadinya inflasi karena tingkat kenaikan harga akan bahan baku atau kenaikan upah/ gaji. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya tingkat harga-harga bahan baku menyebabkan biaya produksi meningkat. Peningkatan biaya produksi ini akan mempengaruhi biaya ongkos produksi. Apabila biaya ongkos produksi naik, maka akan menyebabkan jumlah barang yang dihasilkan semakin sedikit. Jumlah barang yang dihasilkan sedikit maka akan berakibat pada naiknya harga barang yang diminta karena keterbatasan dari jumlah barang tersebut. Dengan demikian, kenaikan harga barang tersebut akan memicu kenaikan harga barang-barang lain karena adanya multiplier (penggandaan) efek yang dihasilkan oleh suatu barang.hal inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi.
Pengangguran sangat lekat kaitannya dengan inflasi. Mengapa demikian? Menurut A.W Phillip pencetus adanya kurva Phillip, menerangkan bahwa terdapat hubungan tradeoff atau hubungan negatif antara tingkat inflasi dan pengangguran. Dimana apabila tingkat inflasi suatu Negara tinggi, maka akan menyebabkan jumlah pengangguran yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya inflasi disuatu Negara menyebabkan tingkat harga-harga mengalami peningkatan dan pada akhirnya akan membuat perusahaan-perusahaan mengurangi biaya tetap produksinya. Biaya tetap produksi tetap tersebut termasuk gaji atau upah karyawan dalam perusahaan tersebut. Adanya masalah tersebut membuat perusahaan untuk mengambil kebijakan  memutusan hubungan kerja (PHK). Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya pengangguran semakin meningkat dengan adanya inflasi yang tinggi di suatu Negara. Sebaliknya, tingkat inflasi rendah akan mengurangi jumlah pengangguran.
Inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah faktor penting yang dapat mengurangi tingkat pengangguran. Pengangguran di suatu daerah atau di suatu negara tertentu dapat diatasi dengan cara menigkatkan pertumbuhan ekonomi daerah atau negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditandai dengan meningkatnya perkembangan fisik produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara. Secara tidak langsung peningkatan pertumbuhan ekonomi akan menaikkan inflasi di daerah tersebut. Kenaikan inflasi akan meningkatkan output sehingga memberi dampak positif pada tersedianya lapangan kerja baru.
Kenaikan inflasi mampu memberi semangat para pengusaha untuk meningkatkan produksinya, karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat keuntungan yang lebih banyak. Dengan adanya kenaikan produksi maka akan  membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga pengangguran akan terserap. Inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran saling berkaitan, jika salah satunya tidak sesuai dengan target maka akan menghambat kinerja satu sama lain.
Inflasi memiliki hubungan terhadap tingkat pengangguran. Apabila inflasi yang dihitung adalah tingkat inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum, maka tingginya tingkat inflasi yang terjadi akan berakibat pada peningkatan pada tingkat bunga (pinjaman). Oleh karena itu, dengan tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi investasi untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah pengangguran yang tinggi karena rendahnya kesempatan kerja sebagai akibat dari rendahnya investasi. Karena adanya kecenderungan bahwa tingkat inflasi dan pengangguran.

            Inflasi yang baik untuk suatu daerah atau suatu negara yaitu inflasi yang rendah dan stabil. Dengan begitu dapat mempengaruhi perekonomian utnuk berkembang lebih baik lagi. Banyak ekonom yang percaya bahwa tingkat inflasi yang rendah adaah syarat untuk mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa studi juga dikatakan bahwa dengan adanya inflasi yang rendah dan stabil akan mendorong daya beli masyarakat, meningkatkan efisiensi ekonomi, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya memberikan konstribusi pada kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya hal tersbur pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan, dan kesenjangan antar kelompok pendapatan dapat merata. Oleh karena itu, perlunya kebijakan-kebijakan dari pemerintah baik sektor moneter, fiskal, dan non moneter non fiskal untuk bersinergi dalam mencapai tingkat inflasi rendah yang lebih baik lagi. Bukankah inflasi rendah dapat memperbaiki perekonomian dan pertumbuhan ekonomi? Untuk itu, dimulai dari sekarang untuk bersinergi dan menata perekonomian lebih baik lagi. 

0 komentar:

Posting Komentar