Blogroll

Minggu, 12 Juni 2016

Ketika Yen Terpuruk, Rupiah Meroket

Ketika Yen Terpuruk, Rupiah Meroket
Setiap Negara pasti erat kaitannya dengan Negara lain, karena setiap Negara pasti akan membutuhkan hubungan yang saling menguntungkan dengan Negara lain. Negara yang memiliki sumber daya alam yang lebih pasti membutuhkan Negara lain untuk menjualkan hasil sumber daya alamnya tersebut. Begitu pula dengan Negara yang kekurangan sumber daya alam, Negara tersebut pasti akan melakukan perdagangan dengan Negara lain untuk memenuhi kekurangan sumber daya alam di Negaranya. Keadaan seperti ini yang mendorong terjadinya perdagangan internasional baik berupa barang atau komoditas dan jasa. Dengan adanya perdagangan internasional antar Negara ini menyebabkan terjadinya ekspor dan impor. Semakin meningkatnya ekspor dan impor ini maka akan menyebabkan arus keluar dan arus masuk mata uang antar Negara semakin banyak. Perbedaan nilai nominal dan nilai riil antar Negara menyebabkan perbedaan nilai tukar terhadap Negara lain juga berbeda. Hal tersebut dapat terjadi karena tingkat inflasi, suku bunga, dan faktor lain disuatu Negara juga berbeda. Tergantung tingkat fluktuatif perekonomian di suatu Negara tersebut.
Keterpengaruhan nilai tukar uang antara Negara baik satu, dua, atau multibilateral akan memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian disalah satu Negara. Keadaan ini dapat dicontohkan dengan pelemahan nilai tukar yen terhadap euro. Pelemahan ini diakibatkan karena semakin banyak investor yang melihat ekonomi di London dan New York lebih cerah daripada ekonomi asal investor berinvestasi. 
Mata uang dunia yang menjadi mata uang utama perdagangan internasional terdiri dari lima (5) mata uang, yaitu pertama Negara Amerika Serikat (Dollar US), kedua adalah Uni Eropa (Euro), ketida yaitu Jepang (Yen), keempat Inggris (Poundsterling), dan yang terkahir adalah mata uang negara China yaitu Renminbi (Yuan). Dengan adanya ke lima mata uang yang menguasai mata uang dalam perdagangan internasional ini, maka apabila terjadi fluktuasi ekonomi di suatu Negara tertentu, akan menyebabkan goncangan-goncangan terhadap nilai tukar Negara lain.
Mata uang Jepang yaitu Yen adalah salah satu mata uang kuat di dunia. Mata uang yen merupakan salah satu mata uang yang sering atau paling dicari oleh investor. Mata uang Yen juga mata uang yang paling banyak dicari dalam perdagangan pasar valuta asing di dunia. Negara Industri terkemuka di Asia dan yang mempunyai posisi yang sangat kuat dalam perdagangan real estated adalah Negara Jepang. Hal ini disebabkan karena Jepang sangat bergantung dengan bahan mentah yang harus di impor dari Negara lain sehingga fluktuasi mata uang Yen sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan mentah dan minyak bumi di pasar internasional. Adanya pengaruh melemahnya Yen yang membuat nilai tukar rupiah menjadi menguat yaitu Indonesia banyak melakukan pengurangan arus investasi.
Nilai tukar rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika yaitu meningkat pada level Rp. 13.300. Keadaan ini didukung dengan melemahnya mata uang yen terhadap euro. Sehingga dengan nilai tukar yen terhadap euro semakin melemah, dapat meningkatkan nilai tukar Negara lain terhadap dolar amerika. Adanya pelemahan dan penguatan nilai tukar tersebut dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap perekonomian indonesia.
 Dimana dampak positif tersebut akan mempengaruhi jumlah impor yang masuk di indonesia. Dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika maka akan berimbas pada meningkatnya daya beli masyarakat akan barang sehingga konsumsi barang dalam negeri juga akan meningkat. Selain itu, penguatan rupiah dapat mengurangi tekanan inflasi yang berasal dari inflasi importer (imported inflation). Penguatan rupiah juga memberikan keuntungan yang besar bagi importer karena dengan barang-barang yang di impor tersebut memberikan kapasitas yang lebih diakibatkan oleh biaya produksi yang dikeluarkan secara relatif akan menjadi murah.
Namun dengan begitu, penguatan rupiah juga dapat menjadi beban bagi perekonomian indonesia karena akan menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut di antaranya yaitu dengan menguatnya rupiah maka volume impor akan lebih banyak masuk ke dalam negeri. Adanya penguatan nilai tukar rupiah ini akan menjadikan barang-barang impor relatif lebih murah dan akan membuat banyak orang mengkonsumsi barang impor. hal ini tentunya akan berbahaya karena barang-barang dalam negeri akan kehilangan konsumennya.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika ini membuat para pelaku pengusaha melakukan jalan pintas untuk melakukan impor daripada membuat sendiri, karena nilai impor lebih murah daripada membuat sendiri. Hal tersebut sangatlah merugikan untuk Negara sehingga perlu diwaspadai terutama produk industry seperti makanan dan minuman. Dampak negatif lain yang dapat merugikan Negara yaitu dengan adanya jumlah impor yang meningkat, maka akan menyebabkan pembiayaan terhadap impor juga akan semakin meningkat. Dengan keadaan demikian, membuat devisa Negara akan semakin berkurang.
Berdasarkan pemaparan dampak positif dan dampak negatif, sebenarnya penguatan rupiah hanya meredamkan atau mendinginkan para investor asing untuk menanamkan sahamnya di indonesia. Di sisi lain, dengan banyaknya investor tersebut membuat produsen dalam negeri khususnya produsen yang melakukan ekspor akan mengalami kerugian karena produk yang mereka hasilkan bersaing dengan barang hasil Negara lain. Dengan begitu, usaha produsen dalam negeri tidak dapat terapresiasi dan akan selalu meredup dalam persaingan internasional. Di sisi lain dengan adanya penguatan dalam nilai tukar rupiah, pemerintah juga akan memiliki dampak kerugian yang sangat besar karena harus membiaya pembelian produk impor yang pastinya akan menguras kantong Anggran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Penguatan rupiah harusnya dibarengi dengan kebijakan pemerintah yang harus mendorong produsen dalam negeri terus mengembangkan sayapnya menuju persaingan internsaional. Selain itu, pemerintah harus membuat kebijakan yang dapat menjaga serta menstabilkan perekonomian dari faktor internal maupun faktor eksternal. Daktor internal perekonomian disebabkan oleh adanya keadaan fundamental suatu Negara. apabila Negara tersebut memiliki fundamental ekonomi yang kuat, maka rupiah akan terus naik. Hal lain yang dapat mengganggu faktor internal yang akan mempengaruhi fluktuasi nilai rupiah yaitu dengan adanya inflasi, kenaikan atau penuruan suku bunga, dll. Lain hal nya dengan faktor eksternal, dalam faktor eksternal pemerintah harus menyiapkan beberapa kebijakan mengenai adanya guncangan ekonomi dari pengaruh Negara lain atau gunjangan perekonomian yang dapat mengganggu jalannya kestabilan nilai tukar rupiah.


0 komentar:

Posting Komentar