KEEFEKTIFAN REPO RATE
Oleh
: Shella Elly Sritrisniawati (130810101093)
Jurusan
Ilmu ekonomi Studi Pembangunan angkatan 2013, Konsentrasi Ekonomi Moneter,
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Perubahan
benchmark dalam tingkat suku bunga acuan
bank Indonesia dapat memberikan dampak positif maupun negatif dalam
pelaksanaannya di Perekonomian. Dampak yang ditimbulkan dapat menjadikan
perekonomian lebih stabil dan maju atau menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Dampak tersebut pastinya dapat mencakup semua bidang sektor ekonomi misalnya
sektor pasar modal, Pasar modal dapat menjadi sektor yang berkaitan dengan
fluktuasi tingkat suku bunga, yang kita ketahui sebagai instrumen dalam
memberikan multiplier investasi.
Dengan hal tersebut dimana dengan adanya perubahan dapatkah Reverse repurchase (REPO Rate) dapat menjaga eksistensi dari tingkat investasi yang ada
di Indonesia. Jika dengan penerapan REPO Rate tersebut dapat memberikan
dorongan bagi para investor dalam menanamkan modalnya sehingga perusahaan dapat
meningkatkan usahanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya perubahan tersebut
diharapkan dapat memberikan stimulus dalam peningkatan dalam sektor investasi
khususnya sehingga dapat mencapai tujuan akhir yaitu pertumbuhan ekonomi yang
dapat mencapai kesejahteraan. Sehubungan dengan tingkat kesejahteraan dimana
kebanyakan usaha yang ada di negara Indonesia masih mempunyai kendala dalam
permodalan. Pemerintah melalui Bank Indonesia dengan penerapan REPO Rate dengan level tingkat suku
bunga yang rendah dapat memberikan keleluasaan dalam meminjam dana atau modal
usaha.
Dengan REPO Rate yang mempunyai level dibawah BI Rate dapat meringankan beban suku bunga kredit dan menurunkan
suku bunga simpanan. Sehingga dengn hal tersebut akan mendorong masyarakat
untuk meminjam di perbankan daripada menyimpan dananya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan penawaran akan uang meningkat, jika peneawaran meningkat jumlah
uang beredar yang ada dimasyarakat juga meningkat, dan jika jumlah uang beredar
meningkat tanpa disesuaikan dengan jumlah output yang diproduksi tidak seimbang
maka akan dapat menimbulkan harga barang atau jasa menjadi meningkat dan
terjadilah kenaikan tingkat inflasi.
Pergantian interest rate menjadi REPO Rate dengan melihat besarnya
tingkat acuan yang diberikan, dimana REPO
Rate ditetapkan besarnya lebih rendah daripada tingkat suku bunga yang
berada pada tingkat 7 persen. Dengan demikian dapat diprediksi akan memberikan
iklim ekonomi yang lebih kondusif. Peningkatan dalam sektor – sektor riil dapat
berpengaruh dari timbulnya efek pergantian acuan bank sentral tersebut. Efek
sektor riil dapat dipengaruhi oleh meningkatnya investasi yang akan masuk ke
Indonesia. Sehingga perputaran dana tersebut dapat mempercepat perekonomian
dalam negeri. Jadi secara tidak langsung kebijakan yang dibuat oleh bank
sentral dapat berpengaruh ke sektor riil.
Pergantian
tersebut telah dipertimbangkan oleh Bank Indonesia secara rinci mengenai
manfaat dan dalam strategi pencapaian target. Tetapi hal itu tentu mempunyai
kendala dalam pelaksanaannya. Salah satu kendala yang mungkin dapat muncul
yaitu tentang lembaga – lembaga keuangan yang masih asing dan belum mengerti
secara penuh tentang penggunaan REPO Rate.
Pengaruh yang dihadapi dan sebagai tantangan dimasa yang akan datang, dimana REPO Rate menjadi tidak efektif dalam
pelaksanaannya.
Strategi yang dapat dilakukan yaitu
dengan mensosialisasikan tentang instrumen baru kebijakan moneter di lembaga –
lembaga keuangan atau perbankan. Pengenalan lebih dalam mengenai REPO Rate,
sehingga dapat mencapai target sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Strategi
tersebut tidak hanya dilakukan oleh lemaba – lembaga keuangan, tetapi sebagai
pelaku akademisi juga harus bersinergi dalam mengembangkan dan
mensosialisasikan instrumen baru bank sentral.
0 komentar:
Posting Komentar