Blogroll

Jumat, 17 Juni 2016

Jelang Hari Raya, Uang Palsu Merajalela



Jelang Hari Raya, Uang Palsu Merajalela
Oleh : Kenit Ambar Ayu

Siapa yang tak kenal uang? Pasti semua mengenal uang serta menggunakannya setiap hari dalam suatu transaksi. Uang yang sering kita gunakan sehari-hari adalah uang kertas dan uang logam yang biasa disebut uang kartal. Uang ini dicetak oleh Perusahaan Percetakan Uang (Peruri) atas perintah Bank Indonesia selaku Bank Sentral, dan kewenangan dari pemerintah.
Seiring berkembangnya zaman dengan adanya kemajuan IPTEK, uang tidak hanya dalam bentuk kertas maupun logam saja. Namun, terdapat semacam kertas atau kartu yang memiliki nilai ekonomi yang setara dengan uang.  Ini adalah cek, kartu debit, kartu kredit, simpanan di bank dalam rekening giro, dan lain sebagainya yang kemudian disebut dengan uang giral. Penggunaannya sekarang tumbuh pesat di Indonesia.
Pencetakan uang kertas maupun logam tidak sembarangan atau memiliki aturan khusus yang diberlakukan oleh Bank Indonesia, yaitu menggunakan jenis kertas tertentu serta desain dan ciri yang berbeda-beda pada setiap nominalnya baik uang kertas maupun uang logam. Hal ini karena uang merupakan uang kepercayaan yang tidak diragukan lagi keasliannya. Atau biasa dikatakan uang adalah alat pembayaran yang sah.
Peredaran uang terjadi begitu cepat setiap harinya tanpa ada yang bisa menghalanginya.  Dan karena uang merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah dan dapat dipercaya, hal ini dimanfaatkan oleh para oknum-oknum tertentu untuk mencari untung dan memperkaya diri. Kemudian muncul uang palsu yaitu uang yang dicetak sama persis ukuran serta warna dan bentuk desainnya dengan uang asli. Jika dilihat secara kasat mata akan tampak sama atau tidak ada perbedaan antara uang asli dengan uang palsu. Namun, jenis kertas yang digunakan berbeda serta terdapat desain dan ciri yang membedakannya. Terdapat kode-kode yang digunakan Bank Indonesia pada masing-masing nilai nominal dan tidak akan sama serta ada yang bisa dilihat dengan kasat mata maupun menggunakan alat tertentu untuk mendeteksinya.
Uang palsu ini akan banyak dijumpai ketika permintaan akan uang tunai meningkat. Misalnya saja seperti sekarang ini yang memasuki bulan Ramadhan. Permintaan masyarakat terhadap uang tunai meningkat dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Apalagi jika sudah mendekati hari Raya Idul Fitri, tradisi masyarakat Indonesia adalah berbagi angpao atau bisa disebut uang saku. Pembagian angpao ini merupakan salah satu ungkapan syukur masyarakat karena sudah melewati bulan Ramadhan dan menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri.
Peredaran uang palsu ini bisa melalui pasar-pasar tradisional, dimana banyak terdapat masyarakat yang tidak memahami perbedaan anatra uang palsu dengan uang asli sehingga banyak terjadi kasus penipuan yang merugikan korban. Bisa juga melalui tempat penukaran uang menjadi nominal yang lebih kecil dan berada dipinggir-pinggir jalan raya atau ditempat-tempat yang ramai. Padahal bank-bank umum maupun Bank Indonesia memberikan fasilitas untuk melakukan penukaran uang. Namun, masyarakat lebih memilih untuk menukarkan uang mereka pada jasa penukaran uang dipinggir-pinggir jalan tersebut. Alasannya cukup klasik yaitu masyarakat malas untuk antri terlalu lama hanya untuk menukarkan uang mereka. Sehingga mereka lebih memilih jalan pintas namun penuh dengan resiko.
Bank Indonesia telah memberikan cara atau trik yang paling mudah serta bisa dilakukan tanpa alat bantu untuk mendeteksi keaslian dari uang tunai. Cara ini dikenal dengan istilah 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Karena Bank Indonesia menggunakan kode-kode dan simbol rahasia yang tidak bisa dipalsukan. Serta selalu dilakukan pembaharuan terhadap kode dan simbol tersebut.
Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama pemerintah setempat harus melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang dan juga operasi mendadak (sidak) atau razia terkait maraknya peredaran uang palsu tersebut. Serta memberikan sanksi yang tegas terhadap pengedarnya. Agar kasus uang palsu menjelang hari Raya Idul Fitri bisa diminimalisir setiap tahunnya serta memberikan kenyamanan bagi pengguna uang tunai.

0 komentar:

Posting Komentar