Jelang Hari Raya, Uang Palsu
Merajalela
Oleh : Kenit Ambar Ayu
Siapa yang tak kenal
uang? Pasti semua mengenal uang serta menggunakannya setiap hari dalam suatu
transaksi. Uang yang sering kita gunakan sehari-hari adalah uang kertas dan
uang logam yang biasa disebut uang kartal. Uang ini dicetak oleh Perusahaan
Percetakan Uang (Peruri) atas perintah Bank Indonesia selaku Bank Sentral, dan
kewenangan dari pemerintah.
Seiring berkembangnya
zaman dengan adanya kemajuan IPTEK, uang tidak hanya dalam bentuk kertas maupun
logam saja. Namun, terdapat semacam kertas atau kartu yang memiliki nilai
ekonomi yang setara dengan uang. Ini
adalah cek, kartu debit, kartu kredit, simpanan di bank dalam rekening giro,
dan lain sebagainya yang kemudian disebut dengan uang giral. Penggunaannya
sekarang tumbuh pesat di Indonesia.
Pencetakan uang kertas
maupun logam tidak sembarangan atau memiliki aturan khusus yang diberlakukan
oleh Bank Indonesia, yaitu menggunakan jenis kertas tertentu serta desain dan
ciri yang berbeda-beda pada setiap nominalnya baik uang kertas maupun uang
logam. Hal ini karena uang merupakan uang kepercayaan yang tidak diragukan lagi
keasliannya. Atau biasa dikatakan uang adalah alat pembayaran yang sah.
Peredaran uang terjadi
begitu cepat setiap harinya tanpa ada yang bisa menghalanginya. Dan karena uang merupakan satu-satunya alat
pembayaran yang sah dan dapat dipercaya, hal ini dimanfaatkan oleh para
oknum-oknum tertentu untuk mencari untung dan memperkaya diri. Kemudian muncul
uang palsu yaitu uang yang dicetak sama persis ukuran serta warna dan bentuk
desainnya dengan uang asli. Jika dilihat secara kasat mata akan tampak sama
atau tidak ada perbedaan antara uang asli dengan uang palsu. Namun, jenis
kertas yang digunakan berbeda serta terdapat desain dan ciri yang
membedakannya. Terdapat kode-kode yang digunakan Bank Indonesia pada
masing-masing nilai nominal dan tidak akan sama serta ada yang bisa dilihat
dengan kasat mata maupun menggunakan alat tertentu untuk mendeteksinya.
Uang palsu ini akan banyak
dijumpai ketika permintaan akan uang tunai meningkat. Misalnya saja seperti
sekarang ini yang memasuki bulan Ramadhan. Permintaan masyarakat terhadap uang
tunai meningkat dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang
semakin meningkat. Apalagi jika sudah mendekati hari Raya Idul Fitri, tradisi
masyarakat Indonesia adalah berbagi angpao atau bisa disebut uang saku.
Pembagian angpao ini merupakan salah satu ungkapan syukur masyarakat karena
sudah melewati bulan Ramadhan dan menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri.
Peredaran uang palsu ini
bisa melalui pasar-pasar tradisional, dimana banyak terdapat masyarakat yang
tidak memahami perbedaan anatra uang palsu dengan uang asli sehingga banyak
terjadi kasus penipuan yang merugikan korban. Bisa juga melalui tempat
penukaran uang menjadi nominal yang lebih kecil dan berada dipinggir-pinggir
jalan raya atau ditempat-tempat yang ramai. Padahal bank-bank umum maupun Bank
Indonesia memberikan fasilitas untuk melakukan penukaran uang. Namun, masyarakat
lebih memilih untuk menukarkan uang mereka pada jasa penukaran uang
dipinggir-pinggir jalan tersebut. Alasannya cukup klasik yaitu masyarakat malas
untuk antri terlalu lama hanya untuk menukarkan uang mereka. Sehingga mereka
lebih memilih jalan pintas namun penuh dengan resiko.
Bank Indonesia telah
memberikan cara atau trik yang paling mudah serta bisa dilakukan tanpa alat
bantu untuk mendeteksi keaslian dari uang tunai. Cara ini dikenal dengan
istilah 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Karena Bank Indonesia menggunakan
kode-kode dan simbol rahasia yang tidak bisa dipalsukan. Serta selalu dilakukan
pembaharuan terhadap kode dan simbol tersebut.
Oleh karena itu, Bank
Indonesia bersama pemerintah setempat harus melakukan sosialisasi mengenai
ciri-ciri keaslian uang dan juga operasi mendadak (sidak) atau razia terkait
maraknya peredaran uang palsu tersebut. Serta memberikan sanksi yang tegas
terhadap pengedarnya. Agar kasus uang palsu menjelang hari Raya Idul Fitri bisa
diminimalisir setiap tahunnya serta memberikan kenyamanan bagi pengguna uang
tunai.
0 komentar:
Posting Komentar