Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Oleh Qori Dhika Andria

Dalam iklim usaha yang tak kunjung membaik tetntunya berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Belum lama ini di kabarkan bahwa pekerja kreatif Indonesia semakin banyak yang eksodus ke Singapura dan malaysia. Sangat di sayang kan sekali apabila semua para pekerja kreatif harus eksodus ke negara lain, kita tidak hanya akan kehilangan para pekerja kreatid di Indonesia namun juga akan kehilangan para penunjang ekonomi di Indonesia. Yang menjadi faktor utama eksous pekrja kreatif Indonesia di yakini karena pengaruh iklim usaha yang tidak kondusif, selain itu juga di karenakan akses pasar yang sulit tentu nya income. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia untuk memperbaiki iklim bisnis dan investasi di Indonesia , agar umkm di Indonesia mampu tumbuh pesat dan bersaing dengan kompetitor-kompotitor utama nya di negara ASEAN. Hal itu juga membantu dalam membangun kesejahateraan di Indonesia. Umkm sebagai salah satu pilar ekonomi yang telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis selama lebih dari enam tahun, keberadaan nya telah dapat memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan tenaga keja sebesar 88,7% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Tidak kah itu angka yang sangat fantastis bagi dunia perbisnisan. Selain umkm Indonesia juga di kenal dengan bisnis properti nya, konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan bahwa siklus bisnis di Indonesia selaras dan di nilai berkaitan erat dengan siklus pemilihan umum yang berlangsung setiap tahun sekali. Menurut Todd Lauchlan, apa yang terjadi sektor properti di Indonesia pada tahun 2013 lalu memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi pada tahun 2008 atau setahun sebelum pemilu, tentu saja kondisi ini adalah sektor properti cenderung pertumbuhannya melambat pada setahun sebelum pemilu yang seperti di alami pada tahun 2013, dan akan kembali menunjukkan peningkatan setelah pemilu berlangsung. Berbagia pihak juga telah mengatahui bahwa Indonesia saat ini sedang menglami perlambatan, termasuk pula di sektor properti. Perlambatan pasar termasuk di sektor properti berpeluang untuk berjalan selama beberapa triwulan ke depan. Kondisi ekonomi dan sosial politik menjelang pelaksanan pemilu diperkirakan membuat dinamika bisnis properti akan sedikit mereda.
Konsumsi masyarakat mencerminkan tingkat pendapatan masyarakat dan juga banyaknya orang yang bekerja di bandingkan tingkat pengangguran. Tahun 2015 memang ada PHK yang terjadi di sejumlah perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari sektor pertambangan, manufaktur, hingga sektor lainnya yang padat karya. Namun tahun 2015 cukkup banyak pengembangan infrastruktur sudah mulai. Ini memberikan kesempatan bekerja bagi banyak orang. Sengan program pemangunan infratsruktur yang menjadi salah satu prioritas pemerintah, tentu di tahun 2016 nanti kesempatan kerja juga akan meningkat. Jika saat ini tingkat pengangguran mencapai lebih dari 7 juta orang, di harapkan tingkat pengangguran itu akan menurun. dengan kata lain daya beli mesyarakat akan meningkat. Belum lgii program bantuan sosial seperti kartu keluarga sejahtera yang memberikan uang tunai kepada masyarakat tidak mampu agar mereka bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhan pokok. Demikian juga dengan program kredit usaha rakyat (KUR) untuk keluarga pekerja yang penyaluran nya di harapkan bisa mencapaii Rp.30 triliun tahun 2016. Pada gilirannya, kredit usaha rakyat (KUR) akan memberikan multiplier effect positif terhadap pembangunan dan tentunya meningkatkan daya beli masyarakat untuk berkonsumsi. Di tambahkan pula dengan berbagia kebijakan ekonomi yang telah di guirkan pemerintah, khusunya sejak kuartal ketiga dan keempat pada 2015 lalu. Investasi tentu bisa d bedakan menjadi investasi di sektor ril dan investasi di portofolio. Terkait dengan investasi sektor riil, dapat kita lihat bahwa pmerintah telah mengeluarkan begitu banyak paket relaksasi triwulan ketiga dan keempat tahun 2015. Memberikan kemudahan perizinan, meghilangkan berbagai hambatan, dan bahkan memberikan tax holiday dan tax amnesty. Bagaimana dengan propek saham, obligasi, reksa dana, dan juga pasar uang. kita mulai dengan pasar uang. besar perkiraan bahwa tingkat buunga bank tahun 2016 akan lebih rendah di bandingkan tahun 2015. Itu artinya BI rate menjadi lebih rendah, kemudian di ikuti oleh bunga deposito dan tentunya juga bunga pinjaman. Dampaknya, immbal hasil dari penempatan dana deosito menjadi lebih rendah. Namun, di sisi lain biaya operasional dunia usaha yangg bersumber dari unga bank akan menjadi lebih rendah. Ini seharusnya mendorong kinerja emiten-emiten di bursa saham menjadi lebih baik. Semua faktor tersebut akan mendorong investasi di pasar modal dan investasi baru d sektor riil. Tidak perlu menjaddi genius untuk bisa mengambil keputusan investasi bawa investasi portofolio di  tahun 2016 ini akan mnejadi lebih prospektif.

Untuk memperbaiki iklim usaha semakin kondusif, tentu nya pemerintah harus bekerja keras memperbaiki beberapa aspek terkait. Seperti penyediaan listrik, perindungan terhadap investor dan sistem ketenagakerjaan, ketiga aspek tersebut butuh perbaikan segera agar dapat mendongkrak usaha di Indonesia. Selain itu juga pemerintah juga harus membanggun startegi untuk meningkatkan jumlah umkm di Indonesia. Pemerintah bisa meniru upaya yang di lakukan pemrintah Thailand dalam hal mengembangkan umkm di negara tersebut. Thailand menerapkan kebijakan satu produk perkecamatan, sehngga masing-masing wilayah mempunyai produk unggulan yang berbeda, tidak menjutup kemungkinan di  Indonesia juga dapat beitu karena di setiap daerah memilik ciri kgas masing-masing ini juga menjadi nilai tambah bagi Indonesia untuk lebih mengembangkan kekayaan alam nya. Dan tentu nya strategi tersebut harus di imbangi dengan proteksi terhadap keberadaan umkm, seperti straegi negara-negara ASEAN lainnya yang melindungi umkm nya dari serbuan produk yang sama dari negaa lain, salah satu nya dengan membuat hambatan masuk. Oemerintah dapat mengurangi barang-barang dari luar negeri untuk masuk ke dalam negeri ini juga membantu agar masyarakat lebih megkonsumsi produk-produk dalam negeri saja. Itu sangat membantu dalam melestarikan atau membudayakan pemakaian produk dalam negeri dan mencintai hasil produk dalam negeri saja, apabila pemerintah membiarkan produk dalam luar negeri masuk maka tidak mennutup kemungkinan akan mengurangi minat bagi para konsumen untuk menikmati hasil produk dalam negeri nya.

0 komentar:

Posting Komentar