Blogroll

Kamis, 09 Juni 2016

Indonesia : Inflasi dan Pengangguran

Setelah mengalami guncangan perekonomian di tahun 2015, inflasi saat memasuki tahun 2016 sampai saat ini di nilai cukup membaik dan stabil. Pemerintah mencanangkan inflasi di tahun ini tetap stabil dengan kisaran dari 3-5%. Target inflasi tahun 2016 inflasi year of year di proyeksikan mencapai 4,7%. Bank Indonesia telah melakukan survei terhadap harga bahan pangan pada februari lalu yang ternyata mengalami deflasi sebesar 0,13%. Hasil survei ini cenderung menurun di banding dengan hasil survei pada awal minggu pertama bulan februari terjadi deflasi sebesar 0,15% dan pada minggu ketiga februari sebesar 0,14%. Inflasi yang terjadi pada bulan – bulan berikutnya akan dipengaruhi oleh ada atau tidaknya stok bahan makanan yang ada di Indonesia. Ketika stok bahan makanan tetap terbilang stabil maka inflasi juga akan bergerak kea rah stabil, namun sebalikya jika stok bahan makanan terpenuhi inflasi akan di proyeksikan tetap dalam kedaan rendah. Selain itu inflasi juga si pengaruhi oleh perkembangan harga minyak dunia yang turun, dimana inflasi juga bisa di kendalikan jika kebijakan pemerintah mengenai bahan bakar minyak ini harganya juga bisa di turunkan. Sehingga inflasi juga akan mengikuti turunnya harga minyak dunia. Jika harga minyak dunia terus jatuh maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan tarif transportasi pasca kenaikan harga minyak dunia. Ketika tarif transportasi yang di tetapkan rendah maka akan mempengaruhi inflasi di beberapa daerah. Tentunya di daerah – daerah kepulauan yang distribusi bahan pangannya yang susah. Pemerataan harga di daerah kepulauan tersebut jauh ditas rata – rata harga di kota – kota besar di Indonesia lainnya. Ketika tarif transportasi rendah, maka inflasi di daerah tujuan distribusi barang tersebut juga rendah sebab biaya transportasi atas distribusi barang juga akan turun.
Stabilitas harga bahan pangan tentu berperan penting bagi inflasi. Dimana ketika harga bahan pangan dapat di kendalikan maka inflasi akan cenderung terkontrol dan daya beli masyarakat maupun konsumsi dari rumah tangga akan tumbuh lebih baik lagi. Dan dengan konsumsi dari masyarakat maupun rumah tangga pemerintah dapat menambah anggaran belanja negara untuk memeperbaiki pertumbuhan ekonominya. Sebab,ketika daya beli meningkat maka retribusi pajak dari barang akan bertambah, pemerintah tentu juga akan mendapat pendapatan yang besar sehingga bisa mengembalikan perekonomian yang di proyeksikan pada tahun ini bisa lebih dari 5%. Maka dari itu, penstabilan harga bahan pangan tentu merupakan suatu priorotas yang akan mendukung terjadinya perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Kedepannya, penstabilan harga pangan diharapkan tidak merugikan petani – petani yang ada. Dimana tugas utama dari kementrian pertanian  ke depan adalah lebih memfokuskan dalam peningkatan ksejahteraan petani dengan memperhatikan distribusi bahan – bahan maupun obat – obat untuk membentuk hasil panen menjadi lebih baik. Seperti dengan menjamin adanya distribusi pupuk yang berkualitas dengan harga yang murah serta benih, pestisida, teknologi, serta saluran irigasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Langkah untuk mengendalikan inflasi dari sektor bahan pangan adalah dengan perbaikan infrastruktur jalur transportasi distribusi bahan pangan yang perlu di buat seefektif dan seefisien mungkin. Sehingga, distribusi bahan pangan bisa memenuhi permintaan konsumen sehingga tidak terjadi inflasi sebab ketika permintaan akan bahan pangan itu meningkat maka kenaikan harga juga akan berpotensi lebih tinggi. Seperti yang dijelaskan oleh teori permintaan dimana ketika permintaan akan barang yang diminta naik dan penawaran tetap maka harga barang tersebut akan naik. Pembasmian kepada pihak atau oknum – oknum tertentu yang sengaja menimbun bahan pangan untuk di jualnya lagi dengan harga yang lebih mahal ketika barang yang diminta banyak juga harus di tumpas. Karena oknum ini juga berperan terhadap kenaikan barang – barang yang mana akan memicu kenaikan inflasi. Ketika barang – barang yang di timbun oleh praktik – praktik kartel ini maka harga yang akan mereka jual pada saat bahan pangan ini mengalami keterlambatan dalam pendistribusian barang maka harga akan cenderung terus meningkat dan inflasi juga akan terus meningkat.
Ketika harga komoditas dunia yang menurun, di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya. Harga komoditas Indonesia tidak terkontrol, peningkatan harga dari bahan pangan di Indonesia justru bergejolak dan cederung ke arah yang tinggi meskipun saat ini inflasi negeri ini cukup rendah (3,35%). Kenaikan harga bahan pangan ini yang pertama tentu beras,dimana sejak beberapa tahun terakhir stok panen beras di Indonesia tidak mencukupi kebutuhan konsumtif negaranya sendiri sehingga di perlukan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan akan beras. Harga beras medium saja sejak maret 2016 tercatan mengalami kenaikan sebesar 13,2% dan ini berarti harga beras medium ini saja sudah mencapai 4 kalinya dari inflasi di Indonesia. Ketika pada tahun 2014, inflasi yang terjadi tinggi yaitu sebesar 8,36%(yoy) dan ketika inflasi yang tercatat cukup tinggi namun impor akan bahan pangan terutama beras tidak setinggi saat ini.
Pergerakan harga bahan pangan di landasi oleh beberapa faktor yang memicu terjadinya perubahan harga dari bahan pangan itu sendiri,beberapa faktor utama yang melandasi peubahan hharga tersebut adalah : (1) Stok konsumsi bahan pangan ; stok yang ada akan mempengaruhi harga pada bulan selanjutnya akan mengalami kenaikan atau tidak. Karena keterbatasan bahan pangan ini akan tentu berdampak pada harga yang tentunya akan cenderung naik sebab bahan pangan yang tersedia terbatas. (2) Harga minyak bumi ; Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa biaya transportasi untuk mengirim barang produksi tentu akan mempengaruhi harga yang akan di jual dari barang tersebut karena ongkos biaya transportasi termasuk ke dalam biaya produksi. (3) Nilai tukar mata uang ; inflasi tentu ditandai dengan adanya kenaikan harga barang umum secara terus menerus, tinggi dan rendahnya infasi di dalam suatu negara tentu juga akan mempengaruhi nilai tukar di negara tersebut. Dalam hal ini, nilai tukar suatu negara yang lemah, maka harus mengeluarkan uang yang lebih banyak dalam bertransaksi di perdagangan internasional atu impor. Nilai tukar ini akan mempengaruhi pada biaya yang harus di bayarkan oleh negara importer yang tentu akan besar sebab nilai mata uang importer yang rendah, serta pada biaya masuk atau bea cukai dan pajak.


0 komentar:

Posting Komentar