Maksimalisasi
penyerapan tenaga kerja dan stabilitas harga dengan suku bungan acuan dan
investasi produktif
Suatu perekonomian yang stabil tentu
menjadi harapan dan impian setiap negara. Pasalnya dengan situasi seperti itu
suatu kondisi masyarakat di dalamnya akan menuai sebuah kesejahteraan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Kondisi seperti itu dapat di gambarkan dengan
salah satunya yaitu daya beli masyakat yang terjadi dalam perekonomian dapat
terkendali dan terakomodir sesuai dengan program yang telah di tetapkan.
Pengetapan suatu kebijakan dalam mencapainya memang harus di sesuaikan dengan
kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian yang berbeda tidak bisa di
samaratakan dalam pengaturan penanganannya. Dalam kali ini kita coba meramalkan
perekonomian dengan melalu sektor moneter.
Seperti yang telah disampaikan
diatas bahwa Permasalahan yang dialami suatu negara tentunya berbeda dengan
negara lain. Berkaca dengan kondisi perekonomian saat ini yang mengalami
pelemahan ekonomi global yang berdampak buruk bagi perekonomian dalam
negri. Kondisi seperti ini harus di
pangkas guna mencapai maksimalisasi dalam perekonomian dalam negri. Banyak
upaya-upaya yang yang dapat di tempuh dalam meningkatkan intensitas perkonomian
tersebut. Meningkatkan produktivitas atau meninkakan output produksi merupakan
salah satu cara yang tepat melihat terdapat faktor produksi yang melimpah dan
masih banyak yang belum tersentuh hingga menghasilkan kontribusi positif dalam
jalannya suatu kegiatan perekonomian di indonesia.
Dalam menggerakkan perekonomian yang
dengan kondisi yang sedang lesu seperti ini tentunya kita memerlukan suntikan
stimulus di sektor finansial guna merangsang kegiatan ekonomi tersebut.
Berdasarkan kondisi ekonomi masyarakat yang lemah, instrumen yang memungkinkan
untuk dapat di mainkan dalam menggerakkan sektor keuangan tersebut dalam
jalannya perekonomian adalah penetapan suku bunga acuan. Seperti yang kita
ketahui bahwa suku bunga acuan merupakan pertimbangan seseorang dalam
memenejemeni unag yang sedang di pegang masyarakat. Pertimbangan ini diartikan
sektor mana yang akan dimainkan oleh para pemegang uang berlebih, apakah
bermain dalam pasar uang (investasi uang) ataukah akan bermain dalam sektor
produksi (investasi produktif). Seperti yang telah di rumuskan sebagai mana
motive seseorang dalam memegang uang sebagai spekulasi.
Sebagai pemangku kebijakan dalam
sektor moneter dalam menetapkan kebijakannya harus jeli dengan kondisi
perekonomian yang sedang dirasakan saat ini. Jeli disini di sini dapat di
harapkan dengan mengacu pada semua sektor yang bersangkutan dengan dasar
berjalannya suatu roda perekonomian. Melihat kondisi perekonomian saat ini
pengangguran masih sangat besar seiring dengan perekonomian yang tidak dapat
menampungnya terkait pelambatan ekonomi global yang terjadi. Pemangkasan yang
dilakukan diharuskan tepat sasaran sehingga memberikan kontribusi yang positif
baik bagi konsumen maupun produsen dalam jalannya perekonomian domestik
terlebih dahulu dan di ikuti di tingkat nasional nantinya.
Penurunan suku bunga acuan dalam
kondisi saat ini adal suatu pilihan yang tepat. Dengan penurunan ini di
harapkan terjadi perubahan perilaku terhadap para pemegang modal atau
masyarakat yang mengalokasikan uangnya dalam sektor yang tidak produktif.
Perubahan perilaku tersebut nantinya akan di giring untuk berjalan dalam
investasi yang produktif dengan berbagai kebijakan fiskal yang mempermudah
akses dalam pergerakan sektor produktif itu sendiri. Perekonomian dalam sektor
riil seperti ini akan lebih berdampak besar terhadap kondisi yang lebih besar
cakupannya dalam mempengaruhi tenaga kerja dan kelimpahan faktor produksi yang
ada. Terciptanya usaha baru akan memberikan perubahan yang besar dalam
permintaan tenaga kerja dan faktor produksi.
Bergambar pada perekonomian di
amerika serikat yang diman the fed yang berperan sebagai bank sentral disana
memilih menetapkan suku bunga acuan hampir mendekati 0 persen yaitu hanya
berkisar antara 0,25 sapai 0,50 persen. Mereka menempuh jalur ini untuk menjaga
arus investasi dalam negaranya. Sebuah langkah yang tepat dan cekatan mungkin
menjadi salah satu faktor kehebatan amerika dalam menggerakkan sektor
perekonomian dengan perkembangan perubahan di dalamnya. Perekonomian ini juga
tidak serta merta dapat bergerak tanpa di iringi dengan faktor pendukung
lainnya. Infrastruktur yang sudah memadai dan tingkat investasi yang ada
merupakan intrumen mereka gerakkan demi menjawab gejolak perekonomian dan
ketidakpastian yang timbul menjadi damapak nyata. Disamping itu kompetensi
tenaga kerja sendiri sangat mendukung akan
dilakukan perekonomian yang mandiri lewat pertumbuhan investasi sektor
produktif di amerika.
Dari
sektor produktif yang akan di jalankan keuntungannya ssudah di jawab oleh
kondisi perekonomian yang terjadi di amerika serikat diatas. Pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja AS menunjukkan pergerakan yang signifikan mereka dengan
mudahnya dengan diikuti penambahan lowongan pekerjaan baru. Pertumbuhan
pembukaan lowongan kerja baru yang cepat menunjukkan pengurangan tingkat
pengangguran dalam masyarakat. Dalam penyerapan tenaga kerja nantinya juga di
harapkan di ikuti dengan skil yang mumpuni di bidangnya guna menghadapi persaingan dalam perekonomian atau
jasa yang di jalankannya. Pengaturan dalam pelaksanaan yang baik sesuai dengan
basik skil tenaga kerja akan menghantarkan keberlanjutan usaha dengan stabil
dan mampu bersaing.
Masalah lain yang akan terobati
dengan hadirnya tenaga kerja yang profesional di bidangnya akan menutup
kegagalan dalam pengembangan pasar. Kegagalan dalam pengembangan pasar dari
sektor sumberdaya yang terbatas akan menciptakan pemutusan hubungan kerja (PHK)
dapat di minimalisir dengan baik melalui program tersebut. Perekonomian seperti
inilah yang di harapkan, perekonomian seperti ini merupakan suatu kondisi
ekonomi yang menunjukkan suatu kemandirian. Kekuatan domestik di nilai mampu
dalam mengimbangi perkembangan global dengan pemanfaatan faktor produksi dan
penyerapan pengangguran yang ada. Pergerakan ini juga di imbangi dengan
berbagai faktor pendukungnya seperti infrastruktur yang akan timbul dengan sendirinya seperti
konsep desentralisasi yang di terapkan di cina, dengan konsenpnya membangun
desa menata kota yang ampuh menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Permasalahan yang terjadi saat ini
adalah kondisi tenaga kerja yang ada di indonesia melimpah namun tidak di ikuti
denga tingkat kapabilitas yang mumpuni. Penganguran yang terbentuk disini tidak
hanya di pengaruhi oleh inflasi yang ada dan runtutan perekonomian yang
menyebabkan penambahan pengangguran di dalamnya. Penawaran akan tenaga kerja
sendiri di rasa tidak dapat memberikan apa yang tengah di harapkan oleh permintaan
pasar yang sedang berjalan saat ini. Tingkat kualitas yang rendah menjadi salah
satu penyebab yang tidak menemukan akan pasar tenaga kerja dengan permintaan
akan tenaga kerja. Tuntutan zaman yang tinggi mengharuskan perekrutan tenaga
kerja harus di imbangi dengan kualitas atau skill tenaga tersebut. Kondisi
penawaran tenaga kerja dengan kualitas yang rendah ini digambarkan dengan
tingkat pendidikan yang telah di tempuh oleh para tenaga kerja yang masuk dalam
pasar tenaga kerja. Dalam konsep tenaga kerja bahwa suatu pendidikan merupakan
suatu investasi jangka panjang dimana dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka seseorang akan mendapatkan pendapatan yang tinggi dengan tingkat
kapabilitas yang menyertainya.
Kembali dalam pembahasan awal bahwa ketetapan tingkat
suku bunga rendah, dapat menguraikan permasalahan komplek yang terjadi
dalam perekonomian. Tingkat suku bunga
yang rendah di harapkan dapat menggerakkan investasi sehingga Permasalahan
tersebut dapat teratasi dengan terciptanya usaha-usaha produktif baru.
investasi produktif tersebut tentunya akan membutuhkan tenaga kerja dalam
proses produksinya. kondisi seperti ini yang di harapkan akan terjadi dari
penetapan tingkat suku bunga yang sengaja di ubah agar menciptakan kredit
usaha. Pergerakan di sektor riil harus di optimalkan supaya penyerapan tenaga
kerja dapat dilakukan secara maksimal. Perubahan jumlah stok barang sebagai
akibat dari peningkatan proses produksi yang meningkat. Jumlah barang yang
berlimpah di pasar di harapkan mampu menstabilkan harga dipasaran. Harga barang
yang mulanya sangat tinggi dengan kini mulai turun dengan penambahan stok
barang yang akan masuk dalam persaingan pemasaran. Persebaran jumlah barang
yang merata akan dengan sendirinya menyetabilkan tingkat harga barang yang ada
dalam pasaran nantinya. Namun keputusan seperti ini harus di imbangi dengan
kondisi keuangan negara dan hegomoni perekonomian yang sudah ada.
0 komentar:
Posting Komentar