Blogroll

Jumat, 10 Juni 2016

Pengaruh Investasi Portofolio dan Siklus Bisnis Terhadap Perekonomian

Pengaruh Investasi Portofolio dan Siklus Bisnis Terhadap Perekonomian

Sebagian masyarakat sudah mengenal apa itu investasi, namun tidak sedikit pula yang belum mengenal apa itu investasi. Terutama masyarakat kelas menengah kebawah yang berada pada daerah dengan akses informasi yang kurang serta tingkat pendidikan yang rendah menjadi penyebab masyarakat tidak mempunyai pengetahuan tentang apa itu investasi.
Investasi merupakan penanaman modal yang dilakukan individu maupun golongan dalam bentuk aktiva dalam jumlah satu aktiva maupun lebih yang memiliki jangka waktu tertentu dan diharapkan akan memberikan keuntungan berlipat dimasa yang akan datang. Aset disini bisa berupa saham, obligasi, deposito dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat bunga maka keuntungan dari investasi akan semakin meningkat. Peningkatan terhadap investasi ini memberikan peningkatan terhadap pendapatan nasional.
Terdapat pula investasi portofolio. Sebelumya kita harus mengetahui apa itu portofolio. Dalam konsep investasi, definisi portofolio adalah pengelolaan aset finansial minimal dua jenis investasi. Pemilik dana melakukan investasi pada minimal dua instrumen investasi. Misalnya, investasi saham dengan obligasi, investasi deposito dengan obligasi dan sebagainya. Apabila, pemilik dana berinvestasi pada dua saham sejenis seperti misalnya pada saham Ciputra Development dan Jaya Real Property, maka sudah bisa dikatakan dapat mengelola portofolio.
Portofolio bisa diartikan sebagai kepemilikan minimal dua aset, baik dalam satu instrumen investasi maupun berbagai instrumen obligasi. 
Terdapat dua jenis pengelolaan portofolio. Pertama, portofolio antarinstrumen investasi atau aset finansial (between portfolio). Ini berarti seorang pemilik dana memiliki dua rekening giro pada bank yang berbeda atau dua rekening giro pada satu bank, atau memiliki berbagai saham. Kedua, portofolio di dalam instrumen investasi (within portfolio). Yang berarti bahwa invesatasi dapat berupa obligasi dengan saham, atau obligasi dengan deposito, atau deposito dengan saham, atau deposito dengan properti, atau obligasi dengan properti. Berdasarkan jenis tersebut pemilik portofolio memiliki jenis aset finansial atau aset riil.
Aset finansial atau aset riil dapat dikelompokkan menjadi produk tabungan, investasi, dan spekulasi. Serta terdapat produk lain yang disebut gambling (judi). Dari keempat produk tersebut memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda. Tabungan memiliki tingkat resiko yang lebih rendah dari pada investasi dan investasi memiliki tingkat resiko yang lebih rendah daripada spekulasi serta spekulasi memiliki tingkat resiko yang lebih rendah daripada gambling (judi). Oleh karena itu, investasi properti dan komoditas seperti emas maupun jenis barang berharga lainnya termasuk valuta asing sangat diperlukan untuk meminimalisir resiko.
Portofolio yang dimiliki oleh pemilik dana bisa berupa beragam tabungan diberbagai bank atau deposito dengan berbagai jangka waktu jatuh tempo (bulanan, triwulan, semianual, dan tahunan). Namun, jika investor memiliki properti, pemilik dana mempertimbangkan dari segi jenis properti dan lokasi dari properti tersebut. Pertimbangan antara jenis properti dengan lokasi yang strategis sangat berpengaruh terhadap keinginan dalam melakukan investasi. Jenis properti yang sedang marak di pasar sekarang antara lain, rumah, ruko, reor, apartemen, town house, mal, hotel, perkantoran, pergudangan, dan sebagainya.
Dalam melakukan portofolio, pemilik dana mengurangi resiko atas portofolio yang dikelolanya atau disebut diversifikasi resiko. Jika pemilik dana hanya menginvestasikan satu aset nya maka resiko nya akan lebih tinggi daripada memiliki dua aset investasi. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah aset investasi maka semakin kecil resiko yang akan ditanggung dan bisa dikatakan berkorelasi negatif. Untuk mengurangi resiko dan meningkatkan pengembalian maka korelasi negatif tersebut harus tercapai. Aset properti dengan saham perbankan merupakan bentuk portofolio yang memiliki resiko yang kecil. Karena jika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, akan mengakibatkan kenaikan pada saham perbankan, sedangkan saham properti akan mengalami penurunan sehingga biaya bunga bank dari aset properti akan meningkat.
Oleh karena itu, dalam melakukan portofolio harus teliti agar resiko yang ditimbulkan kecil namun dengan pengembalian yang tinggi.
Setiap negara pasti menginginkan berada dalam kondisi perekonomian yang terus menerus meningkat dari waktu ke waktu. Ini bisa dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Dampak yang harapkan jika perekonomian mengalami pertumbuhan yang terus meningkat dari watu ke waktu adalah stabilitas harga dan kesempatan bekerja dengan jumlah lapangan kerja yang semakin meningkat. Namun, kenyataannya suatu perekonomian tidak mungkin diam atau statis, pasti mengalami gejolak atau fluktuasi. Ini bisa dilihat dari perkembangan output dan harga suatu barang. Fluktuasi atau naik turunnya aktivitas ekonomi ini relatif sering terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Pergerakan naik turunnya aktivitas ekonomi ini disebut dengan siklus bisnis (The Business Cycle).
Siklus bisnis ini dapat terjadi dalam jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang, tergantung dari sistem ekonomi yang dianut suatu negara dan penyebab penyebab siklus dalam suatu negara. Dalam siklus bisnis ini dapat digambarkan sebagai gelombang naik turun aktivitas ekonomi. Menurut Dornbusch, et.al., 2008), siklus bisnis ini terdiri atas empat elemen, yaitu : (1) Gerakan Menaik (Recovery), (2) Titik Puncak (Peak), (3) Gerakan Menurun (Recession), dan (4) Titik Terendah (Trough).
Pada saat kondisi menaik akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sehingga memicu peningkatan daya beli masyarakat. Inflasipun bergerak naik pada titik puncak dan mencapai titik optimum dan akan menurun seiring dengan penurunan inflasi dan daya beli masyarakat. Sedangkan gerakan menurun berimplikasi pada peningkatan pengangguran dan deflasi atau penurunan harga-harga barang dan jasa secara umum.

Perekonomian akan tetap dalam kondisi stabil jika pengaruh antar siklus bisnis terhadap inflasi dan pengangguran pada siklus tergolong ringan. Tetapi jika penurunan terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran dan jika siklus mengalami kenaikan begitu lama maka menyebabkan inflasi sehingga terjadi gejolak dalam perekonomian.

0 komentar:

Posting Komentar