Blogroll

Rabu, 08 Juni 2016

Penyesuaian Investasi Portofolio dalam Fase Siklus Bisnis



Penyesuaian Investasi Portofolio dalam Fase Siklus Bisnis
Oleh : Eka Wahyu Utami
Fakultas Ekonomi, Universitas Jember


Pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan adanya kestabilan harga dan kestabilan tingkat output adalah sebuah harapan yang tentunya ingin dicapai oleh setiap negara. Pertumbuhan ekonomi diharapkan akan meningkat secara terus – menerus tanpa mengalami penurunan dan tanpa resiko berat yang akan ditimbulkan. Diharapkan pertumbuhan ekonomi ini disertai dengan tetap terjaganya stabilitas harga serta terbukanya kesempatan kerja bagi seluruh pengangguran. Sampai negara tersebut benar – benar mengalami fullemployment. Namun sayangnya pada kenyataannya itu semua hanya harapan belaka. Kondisi perekonomian setiap negara tidak akan selalu mengalami peningkatan , mereka pasti akan mengalami fluktuasi yang dapat dilihat dari naik – turunnya tingkat output dan harga – harga umum. Peningkatan serta penurunan harga ini akan selalu terjadi berulang – ulang dalam jumllah yang bervariasi dan dalam waktu yang berbeda – beda. Dalam ilmu ekonomi , pergerakan naik turunnya perekonomian inilah yang disebut sebagai siklus bisnis (The Business Cycle).
Siklus ekonomi memiliki rentan waktu yang berbeda pada setiap negara. Siklus bisnis ini terjadi tergantung dari penyebabnya dan tergantung dari sistem ekonomi apa yang dianut oleh negaranya. Ini bisa terjadi dalam jangka pendek, jangka menengah atau bisa juga dalam jangka panjang. Ada perbedaan rentan waktu menurut kaum kapitalis dan kaum sosialis. Menurut kaum kapitalis, mereka memperkirakan terjadinya krisis setiap 25 tahun sekali. Sedangkan pada kaum sosialis, mereka memperkirakan terjadinya krisis setiap 45 tahun sekali. Perbedaan kedua kaum tersebut ada dasarnya, pada kaum sosialis memiliki rentan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan kaum kapitalis. Karena pada kaum sosialis terdapat campur tangan pemerintah dalam mengatur kestabilan harga.
Sebuah keseimbangan pasar yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar tidak akan selamanya terjadi, karena akan ada fase over supply atau kelebihan penawaran dalam sebuah perekonomian. Dan kondisi full employment yang selalu diidamkan oleh setiap negara juga tidak akan pernah terjadi karena kondisi perekonomian suatu negara pasti akan selalu dihadapkan pada masalah inflasi serta pengangguran. Perekonomian sebuah negara pasti terdapat sebuah kebijakan – kebijakan yang mengatur bermacam – macam sasaran untuk memperoleh kestabilan harga. Akan tetapi, mereka juga memiliki bermacam – macam sisi yang harus dipandang dan diperhatikan, karena merekak harus berjalan beriringan. Pada salah satu sisi perekonomian , mereka akan meningkatkan tingkat output secara maksimal namun pada sisi perekonomian lainnya dikhawatirkan akan terjadi ketidakstabilan harga.
Siklus bisnis yang mengalami gelombang naik – turun dalam aktivitas ekonomi memiliki empat fase menurut Dornbush, et al yaitu :
1.      Gerakan yang meningkat ( Recovery )
2.      Titik Puncak ( Peak )
3.      Gerakan yang menurun ( Recession )
4.      Titik Terendah ( Trough )
Keempat tahap ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Karena mereka adalah fase – fase yang dilewati oleh siklus bisnis. Setiap negara pasti akan merasakan keempat tahap tersebut. Terkadang ada saat kondisi siklus bisnis mereka ada di atas, akan tetati ada juga saat kondisi mereka harus dibawah. Tergantung pada masa yang dilalui pada saat itu. Keempat tahap tersebut memiliki pengertian serta arti yang berbeda – beda. Pada setiap fase, akan ada kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dan tiap fase tersebut akan memperlihatkan konsdisi sebuah perekonomian suatu negara terutama dalam alur siklus bisnisnya. Penjelasan dari tiap fase dalam siklus bisnis tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Gerakan yang meningkat disebut juga sebagai pertumbuhan atau Recovery. Pada tahap ini akan ada banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pertumbuhan biasanya akan ditandai dengan beberapa variabel tertentu seperti kenaikan daya beli masyarakat sehingga akan menyebabkan meningkatnya permintaan dalam suatu barang atau jasa. Peningkatan permintaan pada konsumen akan menyebabkan perusahaan harus menaikkan jumlah produksi barang dan jasa. Kenaikan permintaan masyarakat ini akan diiringi oleh meningkatnya tingkat inflasi di sebuah negara karena kemampuan mereka berkonsumsi sangat tinggi. Meningkatnya tingkat inflasi akan juga dibarengi dengan kenaikan upah atau pendapatan serta dibutuhkannya lowongan pekerjaan, karena banyak para perusahaan membutuhkan tambahan karyawan demi memenuhi jumlah permintaan yang meningkat pada saat itu. Seluruh sektor akan meningkatkan persaingan mereka baik perusahaan maupun kualitas produksi suatu perusahaan sehingga tingkat kompetisi juga ikut tinggi. Sebuah bisnis akan bersaing setinggi – tinggi nya untuk memperoleh loyalitas dari pelanggannya.

2.      Tahap yang kedua adalah tahap titik puncak ( peak ) , tahap ini sebuah negara akan tetap menerima permintaan yang tinggi, serta tetap diiringi oleh meningkatnya inflasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah konsumsi masyarakat dan akhirnya menambah jumlah uang beredar serta meningkatnya harga – harga barang dipasar. Berbeda jika dilihat dari segi bisnis, pada tahap ini siklus bisnis akan benar – benar menerima puncaknya. Dimana mereka telah diterima dipasar dan memiliki kematangan dalam bisnis yang dijalankan. Sebuah bisnis baik perusahaan atau individu akan menerima titik kemapanan. Sehingga mereka harus tetap menjaga posisi mereka saat ini. Jaringan yang mereka miliki telah tersebar baik itu dalam bentuk investasi, pelanggan, partner bisnis yang penting atau yang lainnya. Hal ini akan terus diatur serta dikontrol agar posisi mereka tidak mudah disingkirkan oleh para pesaing yang lainnya. Mereka juga harus memperluas pemasaran di seluruh sektor agar jaringan mereka tetap tersebar dan posisi perusahaan semakin mantab dalam pijakan yang mereka buat dipasar. Dalam tahap ini akan terdapat pasokan yang tinggi, karena meningkatnya jumlah permintaan dari masyarakat. Kemudian peningkatan pendapatan untuk karyawan karena penambahan tingkat inflasi. Dan sebuah bisnis harus tetap membuat perusahaan mereka tersebar setidaknya mempertahankan posisi melalui pencitraan merek mereka. Apakah dapat dipercaya oleh para konsumen atau tidak

3.      Pada tahan ketiga ini adalah gerakan yang menurun ( resesi ). Sebuah peningkatan suatu perusahaan kemudian setelah mereka mengalami puncaknya, maka dalam kondisi ini akan berdampak pula pada siklus bisnis. Hal ini bisa disebabkan karena kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi. Dengan diiringi pengurangan harga – harga barang yang beredar di masyarakat. Daya beli masyarakat juga akan menurun dan akhirnya akan berdampak berkurangnya permintaan akan suatu barang. Berkurangnya jumlah permintaan akan menyebabkan stok bertambah, maka kondisi nya menjadi penawaran lebih banyak daripada permintaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan harga – harga barang secara umum. Perusahaan akan mengalami sebuah kerugian yang disebabkan oleh hal tersebut. Penghasilan perusahaan juga akan ikut menurun karena biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada pendapatan. Namun , kompetisi jutru semakin meningkat karena akan ada para pesaing – pesaing baru yang mulai bermunculan dan memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan akan melakukan pengurangan tenaga kerja karena dianggap itu akan menambah biaya produksinya dan mengurangi penghasilan mereka. Kondisi ini juga akan menyebabkan semakin meningkatnya pengangguran dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan bagi suatu negara. Perusahaan akan mengalami sebuah penurunan dalam bisnisnya, dengan begitu mereka harus semakin berjuang untuk menjaga posisi mereka tetap dipercaya dan diakui oleh pelanggan dipasar. Penurunan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah saja , namun bisa juga disebabkan oleh para pesaing baru yang lebih kuat, ataupun kondisi – kondisi lain yang tidak menguntungkan lainnya.

4.      Pada tahap terakhir ini adalah tahap yang benar – benar terpuruk bagi sebuah bisnis perusahaan. Mereka telah mencapai titik terendahnya. Sebuah perusahaan akan mengalami detik – detik kehancurannya. Sebuah perusahaan akan berada pada titik paling rendah penjualannya. Hal ini disebabkan harga serta keuntungan mulai jatuh secara terus – menerus. Penjualan mereka juga berkurang karena banyak pelanggan telah beralih pada produk yang lainnya. Permintaan akan produk serta tingkat kepercayaan pelanggan tidak lagi mengalami peningkatan. Dengan begitu banyak langkah – langkah buruk yang harus diambil oleh pengambil keputusan perusahaan seperti pemotongan biaya seperti melakukan pengurangan karyawan atau bahkan gulung tikar.
Setiap bisnis pasti akan mengalami pasang surut tersebut entah datangnya secara berurutan atau bahkan hanya satu tahap saja. Namun sebuah bisnis yang besar dan memiliki pijakan yang kuat dipasar sekalipun pasti akan mengalami penurunan, selagi mereka kalah bersaing dengan pesaing lainnya yang lebih kuat. Sebuah perusahaan bisnis tidak akan selamanya berjaya, akan ada saat mereka harus terpuruk. Namun, waktunya berbeda- beda dan karena faktor- fakrot yang berbeda pula.
Banyak pebisnis yang memanfaatkan tiap – tiap siklus tersebut untuk berinvestasi dalam mencari keuntungan. Namun tidak sedikit dari mereka juga akan mengalami kerugian yang ditimbulkan perusahaan. Ini sebagai akibat dari tingkat kepercayaan mereka yang terlalu tinggi pada sebuah kejayaan perusahaan bisnis yang dianut. Kepercayaan yeng mereka berikan bisa jadi berupa investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Investasi yang dibahas saat ini berfokus pada investasi portofolio. Dimana pengertian dari investasi portofolio ini adalah sebuah komitmen yang diberikan oleh para investor untuk mengikatkan aset – asetnya dalam bentuk surat – surat berharga seperti saham , obligasi, atau reksadana.
Investasi dilakukan dengan tujuan yang berbeda – beda dari setiap individu yang melakukan. Ada dari mereka yang berinvestasi dengan tujuan untuk mencari sebuah keuntungan saja, ada yang ingin memperoleh sesuatu pada saat tertentu, ingin menabung dengan keuntungan yang lebih besar dari deposit misalkan , atau yang lain sebagainya. Mereka melakukan investasi terkadang dalam waktu jangka panjang ataupun jangka pendek tergantung pada tujuan apa yang ingin diperoleh nantinya. Terkadang dari mereka yang memiliki modal sedikit, akan melakukan invsestasi jangka panjang. Karena dalam jangka pendek mereka tidak akan mendapatkan kuntungan yang signifikan, sehingga mereka harus rela menunggu untuk mendapatkan hak tersebut. Namun, dalam investasi portofolio tidak serta merta kita menerima enaknya saja, ada resiko – resiko yang akan kita dapatkan nantinya. Besar kecilnya resiko tergantung pada surat berharga milik siapa yang kita beli, serta nominal yang kita bayarkan.
Ketika kita ingin melakukan investasi, maka kita harus melihat terlebih dahulu kondisi dari perusahaan yang akan kita pilih. Terkait kondisi ekomomi maupun peningkatan atau pertumbuhan perekonomiannya. Selain itu, mereka juga harus melihat dari sisi kondisi ekonomi pemerintahan yang pastinya akan berdampak siklus bisnis sebuah perusahaan. Sehingga para investor harus pandai dalam membaca serta dalam berekspektasi untuk meminimalisir kerugian yang akan ditimbulkan.
Secara tidak langsung sebuah kondisi perekonomian suatu negara serta tahap atau fase suatu siklus ekonomi dari perusahaan yang akan dipilih adalah saling berhubungan satu sama lain. Dengan begitu para investor dapat memanfaatkan kondisi serta fase tersebut. Setiap fase serta kondisi perekonomian memiliki dampak yang berbeda terhadap investasi portofolio. Penjelasan secara detail terkait hubungan keduanya akan dijelaskan secara rinci tiap – tiap tahap sebagai berikut :
1.      Tahap pertama yaitu adalah pertumbuhan atau recovery, pada tahap ini perusahaan akan mengalami peningkatan dalam berbagi segi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahap ini kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral adalah tetap longgar walaupun seharusnya diperketat karen tingkat pertumbuhan ekonomi menuju arah peningkatan. Kondisi tingkat inflasi juga masih stabil karena tingginya tingkat inflasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah uang beredar tidak akan serta – merta meningkat dalam waktu yang sedikit, butuh waktu yang panjang untuk mencapai angka inflasi tinggi. Kastabilan tingkat inflasi ini sangat bagus jika dimanfaatkan untuk keperluan investasi. Hal ini dikarenakan terdapat fluktuasi yang tidak terlalu banyak untuk saham yang tinggi. Saat – saat ini banyak dimanfaatkan oleh para investor untuk digunakan sebagai waktu untuk berinvestasi. Dan fase pertumbuhan ini sering disebut sebagai spot bagi saham.

2.      Tahap yang kedua ini adalah titik puncak yang dialami oleh sebuah siklus bisnis. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki peningkatan jumlah pasokan karena adanya peningkatan tingkat permintaan, laba yang mereka terima juga ikut tinggi. Kondisi ini bermula karena daya beli masyarakat mulai meningkat dan meguat. Pada tahap ini juga sangat bagus apabila digunakan dalam berinvestasi. Pijakan perusahaan di pasar juga kuat walaupun kompetisi dari para pesaing sangat kuat. Pada tahap ini perusahaan memiliki pelanggan yang cukup banyak serta jaringan yang disebar juga tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga posisinya agar tidak kalah saing dengan para pesaing bisnis lainnya. Kondisi ini sangat bagus apabila digunakan untuk berinvestasi, karena pendapatan ataupun laba yang diterima oleh perusahaan meningkat , sehingga ada kemungkinan bahwa jumlah keuntungan yang dibagikan untuk para investornya juga ikut meningkat. Keuntungan yang diperoleh para investor akan tinggi. Tahap ini cocok apabila untuk seluruh jenis surat berharga..

3.      Tahap atau fase ketiga ini adalah tahap penurunan atau resesi. Dimana pada tahap ini siklus bisnis mengalami sebuah penurunan. Hal ini terjadi biasanya di karenakan oleh faktor pengetatan kebijakan moneter. Dimana tingkat suku bunga akan mengalami penurunan. Hal ini biasanya akan dibarengi dengan menurunnya tingkat inflasi dimana berkurangnya harga barang dan menyebabkan perusahaan harus mengalam pelemahan dalam perolehan laba. Maka para investor harus jeli dalam memilih jenis surat berharga apa yang akan dia beli. Pada tahap ini terdapat dua saham yang cocok untuk dilakukan yaitu saham serta obligasi. Namun pada pada saat resesi yang dialami Amerika Serikat sejak tahu 1950, menunjukkan bahwa para investor lebih memilih berinvestasi pada saham daripada obilgasi. Hal ini ditunjukkan bahwa saham memiliki kinerja yang lebih unggul dibandingakn dengan kinerja obligasi.

4.      Pada tahap terakhir ini adalah tahap titik terendah dari siklus bisnis. Dimana perusahaan mengalami penurunan pendapatan serta kinerja produksi. Pada tahap ini dianggap tahap atau fase terburuk bagi investasi di bidang saham dan obligasi karena pada tahap ini biasanya terjadi kenaikan tingkat suku bunga serta meningkatnya tingkat inflasi. Sehingga berinvestasi pada deposito adalah pilah yang terbaik jika dibandingkan dengan saham ataupun obligasi. Karena pada fase ini bukan fase yang baik bagi perusahaan , dan akibatnya nanti akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor.

Pemilihan waktu yang tepat dalam berinvestasi memang seharusnya disesuaikan terlebih dahulu terhadap sistem perekonomian. Karena hal ini akan berpengaruh baik positif maupun negatif terhadap resiko yang akan investor peroleh. Untuk mereka harus cerdas dalam melihat situasi dan kondisi yang sedang dialami baik oleh perusahaan itu sendiri ataupun oleh negara yang membuat kebijakan saat itu.
Dapat dilihat bahwa, fase – fase manakah yang dapat memberikan keuntungan terbaik bagi para calon investor. Serta pilihan – pilihan surat berharga apa saja yang cocok mereka beli. Dapat disimpulkan bahwa, pada saat tahap pertumbuhan dan tahap puncak adalah sebuah fase yang cocok digunakan untuk bernvestasi. Karena permintaan akan barang yang terus menerus meningkat akan menyebabkan pendapatan periusahaan juga ikut meningkat. Sebaliknya pada saat mengalami penurunan, itu adalah saat yang harus dihindari karena dikhawatirkan akan menimbulkan resiko terhadap para investornya.
Selain itu, ada lagi cara yang dapat digunakan untuk melihat baik buruknya kondisi untuk investasi. Para investor harus terlebih dulu melihat kondisi perekonomian perusahaan tersebut. Seperti misalkan melihat riwayat kondisi perekonomian mereka, serta telah berapa tahun perusahaan tersebut berdiri. Diakuinya sebuah merek juga sangat penting bagi para investor. Karena apabila merek tersebut telah dimiliki oleh sebuah perusahaan, maka permintaan mereka akan tetap ada walaupun dalam kondisi perekonomian yang bagaimanapun. Serta para investor juga harus melihat produk apa yang dihasilkan serta dibuat oleh perusahaan. Pilihlah perusahaan yang memproduksi barang – barang yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, karena walaupun kondisi perekonomian melemah , masyarakat tidak akan pernah mengurangi jumlah konsumsi mereka.
Seperti contohnya adalah indofood dan unilever, perusahaan yang memproduksi segala jenis produk untuk dikonsumsi masyarakat. Walaupun kondisi perekonomian sebuah negara tidak karuan, tidak akan terlalu berimbas pada kedua perusahaan tersebut. Karena memang seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa masyarakat tidak akan pernah mengurangi konsumsi mereka walau bagaimapun kondisi perekonomian negara mereka. Sekalipun ada kenaikan harga karena akibat dari adanya inflasi, mereka akan tetap membeli barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari. Para investor perlu melihat adanya faktor yang tidak dianggap terlalu penting ini. Mungkin karena tidak berhubungan dengan ekonomi, sehingga hal kecil ini disepelehkan.
Tindakan yang harus diambil dalam meminimalisasi resiko yang diakibatkan oleh investasi portofolio adalah pemilihan ketepatan waktu. Adanya keterkaitan antara siklus bisnis dengan investasi portofolio memudahkan para investor untuk melihat kondisi ekonomi sebuah perusahaan dalam pengambilan sebuah keputusan untuk berinvestasi. Para investor yang cerdas harus mampu membaca kondisi perekonomian disekitarnya. Mereka harus tangkap dalam menelaah kondisi tersebut. Kebijakan pemerintah juga ikut andil dalam hal ini, karena kebijakan pemerintah juga akan berpengaruh terhadap siklus bisnis. Naik turunnya fase yang dialami sebuah perusahaan tidak akan pernah tentu dan tidak akan pernah bisa ditebak kapan akan terjadi. Namun hal tersebut bisa diprediksi melalui kegiatan ataupun perkembangan ekonomi perusahaan yang akan dipercaya para investor untuk berinvestasi.

0 komentar:

Posting Komentar