Penyesuaian Investasi Portofolio
dalam Fase Siklus Bisnis
Oleh : Eka Wahyu Utami
Fakultas Ekonomi,
Universitas Jember
Pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan adanya kestabilan
harga dan kestabilan tingkat output adalah sebuah harapan yang tentunya ingin
dicapai oleh setiap negara. Pertumbuhan ekonomi diharapkan akan meningkat
secara terus – menerus tanpa mengalami penurunan dan tanpa resiko berat yang
akan ditimbulkan. Diharapkan pertumbuhan ekonomi ini disertai dengan tetap
terjaganya stabilitas harga serta terbukanya kesempatan kerja bagi seluruh
pengangguran. Sampai negara tersebut benar – benar mengalami fullemployment. Namun
sayangnya pada kenyataannya itu semua hanya harapan belaka. Kondisi
perekonomian setiap negara tidak akan selalu mengalami peningkatan , mereka
pasti akan mengalami fluktuasi yang dapat dilihat dari naik – turunnya tingkat
output dan harga – harga umum. Peningkatan serta penurunan harga ini akan
selalu terjadi berulang – ulang dalam jumllah yang bervariasi dan dalam waktu
yang berbeda – beda. Dalam ilmu ekonomi , pergerakan naik turunnya perekonomian
inilah yang disebut sebagai siklus bisnis (The Business Cycle).
Siklus ekonomi memiliki rentan waktu yang berbeda pada
setiap negara. Siklus bisnis ini terjadi tergantung dari penyebabnya dan
tergantung dari sistem ekonomi apa yang dianut oleh negaranya. Ini bisa terjadi
dalam jangka pendek, jangka menengah atau bisa juga dalam jangka panjang. Ada
perbedaan rentan waktu menurut kaum kapitalis dan kaum sosialis. Menurut kaum
kapitalis, mereka memperkirakan terjadinya krisis setiap 25 tahun sekali.
Sedangkan pada kaum sosialis, mereka memperkirakan terjadinya krisis setiap 45
tahun sekali. Perbedaan kedua kaum tersebut ada dasarnya, pada kaum sosialis
memiliki rentan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan kaum kapitalis.
Karena pada kaum sosialis terdapat campur tangan pemerintah dalam mengatur
kestabilan harga.
Sebuah keseimbangan pasar yang sepenuhnya diatur oleh
mekanisme pasar tidak akan selamanya terjadi, karena akan ada fase over supply
atau kelebihan penawaran dalam sebuah perekonomian. Dan kondisi full employment
yang selalu diidamkan oleh setiap negara juga tidak akan pernah terjadi karena
kondisi perekonomian suatu negara pasti akan selalu dihadapkan pada masalah
inflasi serta pengangguran. Perekonomian sebuah negara pasti terdapat sebuah
kebijakan – kebijakan yang mengatur bermacam – macam sasaran untuk memperoleh
kestabilan harga. Akan tetapi, mereka juga memiliki bermacam – macam sisi yang
harus dipandang dan diperhatikan, karena merekak harus berjalan beriringan.
Pada salah satu sisi perekonomian , mereka akan meningkatkan tingkat output secara
maksimal namun pada sisi perekonomian lainnya dikhawatirkan akan terjadi
ketidakstabilan harga.
Siklus bisnis yang mengalami gelombang naik – turun
dalam aktivitas ekonomi memiliki empat fase menurut Dornbush, et al yaitu :
1.
Gerakan yang
meningkat ( Recovery )
2.
Titik Puncak (
Peak )
3.
Gerakan yang
menurun ( Recession )
4.
Titik Terendah (
Trough )
Keempat tahap ini memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Karena mereka adalah fase – fase yang dilewati oleh siklus
bisnis. Setiap negara pasti akan merasakan keempat tahap tersebut. Terkadang
ada saat kondisi siklus bisnis mereka ada di atas, akan tetati ada juga saat
kondisi mereka harus dibawah. Tergantung pada masa yang dilalui pada saat itu.
Keempat tahap tersebut memiliki pengertian serta arti yang berbeda – beda. Pada
setiap fase, akan ada kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dan tiap fase
tersebut akan memperlihatkan konsdisi sebuah perekonomian suatu negara terutama
dalam alur siklus bisnisnya. Penjelasan dari tiap fase dalam siklus bisnis tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Gerakan yang
meningkat disebut juga sebagai pertumbuhan atau Recovery. Pada tahap ini akan
ada banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pertumbuhan biasanya
akan ditandai dengan beberapa variabel tertentu seperti kenaikan daya beli
masyarakat sehingga akan menyebabkan meningkatnya permintaan dalam suatu barang
atau jasa. Peningkatan permintaan pada konsumen akan menyebabkan perusahaan
harus menaikkan jumlah produksi barang dan jasa. Kenaikan permintaan masyarakat
ini akan diiringi oleh meningkatnya tingkat inflasi di sebuah negara karena
kemampuan mereka berkonsumsi sangat tinggi. Meningkatnya tingkat inflasi akan
juga dibarengi dengan kenaikan upah atau pendapatan serta dibutuhkannya
lowongan pekerjaan, karena banyak para perusahaan membutuhkan tambahan karyawan
demi memenuhi jumlah permintaan yang meningkat pada saat itu. Seluruh sektor
akan meningkatkan persaingan mereka baik perusahaan maupun kualitas produksi
suatu perusahaan sehingga tingkat kompetisi juga ikut tinggi. Sebuah bisnis
akan bersaing setinggi – tinggi nya untuk memperoleh loyalitas dari
pelanggannya.
2.
Tahap yang kedua
adalah tahap titik puncak ( peak ) , tahap ini sebuah negara akan tetap
menerima permintaan yang tinggi, serta tetap diiringi oleh meningkatnya inflasi
yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah konsumsi masyarakat dan akhirnya
menambah jumlah uang beredar serta meningkatnya harga – harga barang dipasar.
Berbeda jika dilihat dari segi bisnis, pada tahap ini siklus bisnis akan benar
– benar menerima puncaknya. Dimana mereka telah diterima dipasar dan memiliki
kematangan dalam bisnis yang dijalankan. Sebuah bisnis baik perusahaan atau
individu akan menerima titik kemapanan. Sehingga mereka harus tetap menjaga
posisi mereka saat ini. Jaringan yang mereka miliki telah tersebar baik itu
dalam bentuk investasi, pelanggan, partner bisnis yang penting atau yang
lainnya. Hal ini akan terus diatur serta dikontrol agar posisi mereka tidak
mudah disingkirkan oleh para pesaing yang lainnya. Mereka juga harus memperluas
pemasaran di seluruh sektor agar jaringan mereka tetap tersebar dan posisi
perusahaan semakin mantab dalam pijakan yang mereka buat dipasar. Dalam tahap
ini akan terdapat pasokan yang tinggi, karena meningkatnya jumlah permintaan
dari masyarakat. Kemudian peningkatan pendapatan untuk karyawan karena
penambahan tingkat inflasi. Dan sebuah bisnis harus tetap membuat perusahaan
mereka tersebar setidaknya mempertahankan posisi melalui pencitraan merek
mereka. Apakah dapat dipercaya oleh para konsumen atau tidak
3.
Pada tahan ketiga
ini adalah gerakan yang menurun ( resesi ). Sebuah peningkatan suatu perusahaan
kemudian setelah mereka mengalami puncaknya, maka dalam kondisi ini akan
berdampak pula pada siklus bisnis. Hal ini bisa disebabkan karena kebijakan
pemerintah untuk menurunkan tingkat inflasi. Dengan diiringi pengurangan harga
– harga barang yang beredar di masyarakat. Daya beli masyarakat juga akan
menurun dan akhirnya akan berdampak berkurangnya permintaan akan suatu barang.
Berkurangnya jumlah permintaan akan menyebabkan stok bertambah, maka kondisi
nya menjadi penawaran lebih banyak daripada permintaan. Hal ini akan
menyebabkan penurunan harga – harga barang secara umum. Perusahaan akan
mengalami sebuah kerugian yang disebabkan oleh hal tersebut. Penghasilan
perusahaan juga akan ikut menurun karena biaya yang dikeluarkan lebih banyak
daripada pendapatan. Namun , kompetisi jutru semakin meningkat karena akan ada
para pesaing – pesaing baru yang mulai bermunculan dan memanfaatkan peluang
yang ada. Perusahaan akan melakukan pengurangan tenaga kerja karena dianggap
itu akan menambah biaya produksinya dan mengurangi penghasilan mereka. Kondisi
ini juga akan menyebabkan semakin meningkatnya pengangguran dan menimbulkan
masalah ketenagakerjaan bagi suatu negara. Perusahaan akan mengalami sebuah
penurunan dalam bisnisnya, dengan begitu mereka harus semakin berjuang untuk
menjaga posisi mereka tetap dipercaya dan diakui oleh pelanggan dipasar.
Penurunan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah saja ,
namun bisa juga disebabkan oleh para pesaing baru yang lebih kuat, ataupun
kondisi – kondisi lain yang tidak menguntungkan lainnya.
4.
Pada tahap
terakhir ini adalah tahap yang benar – benar terpuruk bagi sebuah bisnis
perusahaan. Mereka telah mencapai titik terendahnya. Sebuah perusahaan akan
mengalami detik – detik kehancurannya. Sebuah perusahaan akan berada pada titik
paling rendah penjualannya. Hal ini disebabkan harga serta keuntungan mulai
jatuh secara terus – menerus. Penjualan mereka juga berkurang karena banyak
pelanggan telah beralih pada produk yang lainnya. Permintaan akan produk serta
tingkat kepercayaan pelanggan tidak lagi mengalami peningkatan. Dengan begitu
banyak langkah – langkah buruk yang harus diambil oleh pengambil keputusan
perusahaan seperti pemotongan biaya seperti melakukan pengurangan karyawan atau
bahkan gulung tikar.
Setiap bisnis pasti akan mengalami pasang surut
tersebut entah datangnya secara berurutan atau bahkan hanya satu tahap saja.
Namun sebuah bisnis yang besar dan memiliki pijakan yang kuat dipasar sekalipun
pasti akan mengalami penurunan, selagi mereka kalah bersaing dengan pesaing
lainnya yang lebih kuat. Sebuah perusahaan bisnis tidak akan selamanya berjaya,
akan ada saat mereka harus terpuruk. Namun, waktunya berbeda- beda dan karena
faktor- fakrot yang berbeda pula.
Banyak pebisnis yang memanfaatkan tiap – tiap siklus
tersebut untuk berinvestasi dalam mencari keuntungan. Namun tidak sedikit dari
mereka juga akan mengalami kerugian yang ditimbulkan perusahaan. Ini sebagai
akibat dari tingkat kepercayaan mereka yang terlalu tinggi pada sebuah kejayaan
perusahaan bisnis yang dianut. Kepercayaan yeng mereka berikan bisa jadi berupa
investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Investasi yang dibahas saat
ini berfokus pada investasi portofolio. Dimana pengertian dari investasi
portofolio ini adalah sebuah komitmen yang diberikan oleh para investor untuk
mengikatkan aset – asetnya dalam bentuk surat – surat berharga seperti saham ,
obligasi, atau reksadana.
Investasi dilakukan dengan tujuan yang berbeda – beda
dari setiap individu yang melakukan. Ada dari mereka yang berinvestasi dengan
tujuan untuk mencari sebuah keuntungan saja, ada yang ingin memperoleh sesuatu
pada saat tertentu, ingin menabung dengan keuntungan yang lebih besar dari
deposit misalkan , atau yang lain sebagainya. Mereka melakukan investasi
terkadang dalam waktu jangka panjang ataupun jangka pendek tergantung pada
tujuan apa yang ingin diperoleh nantinya. Terkadang dari mereka yang memiliki
modal sedikit, akan melakukan invsestasi jangka panjang. Karena dalam jangka
pendek mereka tidak akan mendapatkan kuntungan yang signifikan, sehingga mereka
harus rela menunggu untuk mendapatkan hak tersebut. Namun, dalam investasi
portofolio tidak serta merta kita menerima enaknya saja, ada resiko – resiko
yang akan kita dapatkan nantinya. Besar kecilnya resiko tergantung pada surat
berharga milik siapa yang kita beli, serta nominal yang kita bayarkan.
Ketika kita ingin melakukan investasi, maka kita harus
melihat terlebih dahulu kondisi dari perusahaan yang akan kita pilih. Terkait
kondisi ekomomi maupun peningkatan atau pertumbuhan perekonomiannya. Selain
itu, mereka juga harus melihat dari sisi kondisi ekonomi pemerintahan yang
pastinya akan berdampak siklus bisnis sebuah perusahaan. Sehingga para investor
harus pandai dalam membaca serta dalam berekspektasi untuk meminimalisir
kerugian yang akan ditimbulkan.
Secara tidak langsung sebuah kondisi perekonomian
suatu negara serta tahap atau fase suatu siklus ekonomi dari perusahaan yang
akan dipilih adalah saling berhubungan satu sama lain. Dengan begitu para
investor dapat memanfaatkan kondisi serta fase tersebut. Setiap fase serta
kondisi perekonomian memiliki dampak yang berbeda terhadap investasi
portofolio. Penjelasan secara detail terkait hubungan keduanya akan dijelaskan
secara rinci tiap – tiap tahap sebagai berikut :
1.
Tahap pertama
yaitu adalah pertumbuhan atau recovery, pada tahap ini perusahaan akan
mengalami peningkatan dalam berbagi segi seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Pada tahap ini kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral
adalah tetap longgar walaupun seharusnya diperketat karen tingkat pertumbuhan
ekonomi menuju arah peningkatan. Kondisi tingkat inflasi juga masih stabil
karena tingginya tingkat inflasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah uang
beredar tidak akan serta – merta meningkat dalam waktu yang sedikit, butuh
waktu yang panjang untuk mencapai angka inflasi tinggi. Kastabilan tingkat
inflasi ini sangat bagus jika dimanfaatkan untuk keperluan investasi. Hal ini
dikarenakan terdapat fluktuasi yang tidak terlalu banyak untuk saham yang
tinggi. Saat – saat ini banyak dimanfaatkan oleh para investor untuk digunakan
sebagai waktu untuk berinvestasi. Dan fase pertumbuhan ini sering disebut
sebagai spot bagi saham.
2.
Tahap yang kedua
ini adalah titik puncak yang dialami oleh sebuah siklus bisnis. Hal ini
dikarenakan perusahaan memiliki peningkatan jumlah pasokan karena adanya
peningkatan tingkat permintaan, laba yang mereka terima juga ikut tinggi.
Kondisi ini bermula karena daya beli masyarakat mulai meningkat dan meguat.
Pada tahap ini juga sangat bagus apabila digunakan dalam berinvestasi. Pijakan
perusahaan di pasar juga kuat walaupun kompetisi dari para pesaing sangat kuat.
Pada tahap ini perusahaan memiliki pelanggan yang cukup banyak serta jaringan
yang disebar juga tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus tetap menjaga
posisinya agar tidak kalah saing dengan para pesaing bisnis lainnya. Kondisi
ini sangat bagus apabila digunakan untuk berinvestasi, karena pendapatan
ataupun laba yang diterima oleh perusahaan meningkat , sehingga ada kemungkinan
bahwa jumlah keuntungan yang dibagikan untuk para investornya juga ikut
meningkat. Keuntungan yang diperoleh para investor akan tinggi. Tahap ini cocok
apabila untuk seluruh jenis surat berharga..
3.
Tahap atau fase
ketiga ini adalah tahap penurunan atau resesi. Dimana pada tahap ini siklus
bisnis mengalami sebuah penurunan. Hal ini terjadi biasanya di karenakan oleh
faktor pengetatan kebijakan moneter. Dimana tingkat suku bunga akan mengalami
penurunan. Hal ini biasanya akan dibarengi dengan menurunnya tingkat inflasi
dimana berkurangnya harga barang dan menyebabkan perusahaan harus mengalam
pelemahan dalam perolehan laba. Maka para investor harus jeli dalam memilih
jenis surat berharga apa yang akan dia beli. Pada tahap ini terdapat dua saham
yang cocok untuk dilakukan yaitu saham serta obligasi. Namun pada pada saat
resesi yang dialami Amerika Serikat sejak tahu 1950, menunjukkan bahwa para
investor lebih memilih berinvestasi pada saham daripada obilgasi. Hal ini
ditunjukkan bahwa saham memiliki kinerja yang lebih unggul dibandingakn dengan
kinerja obligasi.
4.
Pada tahap
terakhir ini adalah tahap titik terendah dari siklus bisnis. Dimana perusahaan
mengalami penurunan pendapatan serta kinerja produksi. Pada tahap ini dianggap
tahap atau fase terburuk bagi investasi di bidang saham dan obligasi karena pada
tahap ini biasanya terjadi kenaikan tingkat suku bunga serta meningkatnya
tingkat inflasi. Sehingga berinvestasi pada deposito adalah pilah yang terbaik
jika dibandingkan dengan saham ataupun obligasi. Karena pada fase ini bukan
fase yang baik bagi perusahaan , dan akibatnya nanti akan berdampak pada
menurunnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor.
Pemilihan waktu yang tepat dalam berinvestasi memang
seharusnya disesuaikan terlebih dahulu terhadap sistem perekonomian. Karena hal
ini akan berpengaruh baik positif maupun negatif terhadap resiko yang akan
investor peroleh. Untuk mereka harus cerdas dalam melihat situasi dan kondisi
yang sedang dialami baik oleh perusahaan itu sendiri ataupun oleh negara yang
membuat kebijakan saat itu.
Dapat dilihat bahwa, fase – fase manakah yang dapat
memberikan keuntungan terbaik bagi para calon investor. Serta pilihan – pilihan
surat berharga apa saja yang cocok mereka beli. Dapat disimpulkan bahwa, pada
saat tahap pertumbuhan dan tahap puncak adalah sebuah fase yang cocok digunakan
untuk bernvestasi. Karena permintaan akan barang yang terus menerus meningkat
akan menyebabkan pendapatan periusahaan juga ikut meningkat. Sebaliknya pada
saat mengalami penurunan, itu adalah saat yang harus dihindari karena
dikhawatirkan akan menimbulkan resiko terhadap para investornya.
Selain itu, ada lagi cara yang dapat digunakan untuk
melihat baik buruknya kondisi untuk investasi. Para investor harus terlebih
dulu melihat kondisi perekonomian perusahaan tersebut. Seperti misalkan melihat
riwayat kondisi perekonomian mereka, serta telah berapa tahun perusahaan
tersebut berdiri. Diakuinya sebuah merek juga sangat penting bagi para
investor. Karena apabila merek tersebut telah dimiliki oleh sebuah perusahaan,
maka permintaan mereka akan tetap ada walaupun dalam kondisi perekonomian yang
bagaimanapun. Serta para investor juga harus melihat produk apa yang dihasilkan
serta dibuat oleh perusahaan. Pilihlah perusahaan yang memproduksi barang –
barang yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, karena walaupun kondisi
perekonomian melemah , masyarakat tidak akan pernah mengurangi jumlah konsumsi
mereka.
Seperti contohnya adalah indofood dan unilever,
perusahaan yang memproduksi segala jenis produk untuk dikonsumsi masyarakat.
Walaupun kondisi perekonomian sebuah negara tidak karuan, tidak akan terlalu
berimbas pada kedua perusahaan tersebut. Karena memang seperti yang telah
dijelaskan tadi bahwa masyarakat tidak akan pernah mengurangi konsumsi mereka
walau bagaimapun kondisi perekonomian negara mereka. Sekalipun ada kenaikan
harga karena akibat dari adanya inflasi, mereka akan tetap membeli barang tersebut
untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari. Para investor perlu melihat
adanya faktor yang tidak dianggap terlalu penting ini. Mungkin karena tidak
berhubungan dengan ekonomi, sehingga hal kecil ini disepelehkan.
Tindakan yang harus diambil dalam meminimalisasi
resiko yang diakibatkan oleh investasi portofolio adalah pemilihan ketepatan
waktu. Adanya keterkaitan antara siklus bisnis dengan investasi portofolio
memudahkan para investor untuk melihat kondisi ekonomi sebuah perusahaan dalam
pengambilan sebuah keputusan untuk berinvestasi. Para investor yang cerdas
harus mampu membaca kondisi perekonomian disekitarnya. Mereka harus tangkap
dalam menelaah kondisi tersebut. Kebijakan pemerintah juga ikut andil dalam hal
ini, karena kebijakan pemerintah juga akan berpengaruh terhadap siklus bisnis.
Naik turunnya fase yang dialami sebuah perusahaan tidak akan pernah tentu dan
tidak akan pernah bisa ditebak kapan akan terjadi. Namun hal tersebut bisa
diprediksi melalui kegiatan ataupun perkembangan ekonomi perusahaan yang akan
dipercaya para investor untuk berinvestasi.
0 komentar:
Posting Komentar